0. Prolog

4.5K 237 9
                                    

"Permisi, permisi,"

Evan mengendap-endap masuk ke dalam kerumunan para siswa berseragam putih biru itu. Penampilan yang tidak jauh berbeda dari dirinya. Dengan tubuh tingginya itu, dia dapat melihat dengan jelas apa yang sedang dikerumuni oleh bocah-bocah labil ini.

Pengumuman TPA SMA Nuansa.

Matanya kemudian sibuk membaca tiap-tiap nama yang tertera disana. Beberapa orang yang sebaya dengannya mulai berkeluh kesah karena tidak lolos, namun tidak sedikit dari mereka juga yang berteriak saking senangnya. Evan jadi gugup, jantungnya berdetak sekian kali lebih cepat saking gugupnya, meskipun ia yakin ia pasti lolos.

"Bingo!" gumamnya pelan. Ia tersenyum lebar. Namanya ada disana. Alfariel Evan Erlangga, peringkat dua. Dengan total nilai 9,76.

Dahinya berkerut. Hei, siapa orang yang telah berhasil mengalahkan dirinya? Seumur-umur, dari ia lulus TK hingga SMP, belum ada yang bisa mengalahkan kemampuan seorang Evan Erlangga. Siapa gerangan orang yang hebat ini?

"Ji! Liat, liat! Nama lo ada di peringkat satu!"

Evan sontak menoleh ke arah suara. Seorang laki-laki dengan tinggi yang tidak jauh berbeda dengan dirinya, dan wajah yang familiar.
Oh, Ody rupanya. Mantan teman baiknya. Dengan sigap, ia segera menyembunyikan wajahnya dari laki-laki itu.

Matanya lalu berpaling pada sosok gadis dengan rambut panjang yang dibiarkan terurai. Menatap papan pengumuman dengan tatapan tak percaya, mulut yang membulat sempurna, dan ... uh! Kenapa terlihat begitu menggemaskan?

"Astaga, Dy. Gue peringkat satu." kata gadis itu dengan polosnya. Tidak seperti gadis lain yang biasanya berteriak histeris atau kegirangan. Gadis itu justru menatap kearah Ody tanpa mengubah ekspresi itu sama sekali. Ody lalu tertawa pelan, lalu mengacak-acak rambut gadis itu.

"You are the best. Congratulations! Gue jadi malu gara-gara dapet peringkat 251. Sesuai janji, gue traktir lo, deh!" ucap Ody sambil merangkul bahu gadis itu. Tangannya yang panjang membuat leher gadis itu terjepit.
"Ody, sakit!" rintihnya. Namun, Ody sama sekali tidak memedulikannya. Ia tetap membawa gadis itu pergi dengan posisi seperti itu.

Pandangan Evan masih terpaku pada gadis itu. Gadis yang berhasil merebut peringkat pertamanya, gadis dengan tingkah laku yang benar-benar lugu, gadis yang dekat dengan mantan sahabatnya sendiri, dan gadis pertama yang berhasil membuat jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya.

Evan lalu kembali melirik kearah papan pengumuman itu. Melihat nama seseorang yang berada satu tingkat diatasnya itu. Senyuman mulai terukir di wajahnya.
"Reandra Imaji Paramartha ... nama yang cantik."

ForelsketTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang