Tied You Up

750 45 9
                                    

Demi apapun yang ada di dunia ini, Yoonji tidak akan pernah punya telinga yang peka. Ya, bahkan kau perlu toa dengan volume paling maksimum agar ia menoleh saat kau menyapanya.

Dan aku bersungguh-sungguh, tidak ada yang dilebihkan atau dikurangkan dari fakta di atas--semua pas dan memang apa adanya. Ah, meski ada pengecualian, sih. Seperti dua gadis yang barusan membisikkan sesuatu yang membuat radar fangirling Yoonji berkedip-kedip.

"Sumpah aku tidak bohong! Tadi saat membeli dua kopi ini di Starbucks, aku bertemu Choi Jinhyuk! Kau tahu, bahkan ia ada di sampingku saat memesan kopi! Kyaaa!"

Oke. Hanya karena itu Yoonji mengerang dalam hati. Artis kesayangannya ada di Starbucks, di tempat yang menampungnya beberapa menit lalu! Tapi, alasan ia mengerang karena tak lebih dari pemikiran: bagaimana bisa insting fangirling-nya tidak berjalan di saat-saat begini?!

"Yixing, ayo kita kembali ke Starbucks! Ada Choi Jinhyuk di sa--hei, kau sedang apa?" Mata Yoonji nyaris meluncur dari tengkorak kepalanya, dan ia juga nyaris menjerit melihat tingkah Yixing yang sedang berjongkok di bawahnya.

"Yoonji-ya, kau pernah dengar cerita tentang seseorang yang meninggal gara-gara tali sepatu tidak?" tanya Yixing sembari mengikatkan tali sepatu Yoonji yang lepas. Ia tidak mau gadis yang notabene kekasihnya ini mati mengenaskan seperti yang diceritakan Baekhyun baru-baru ini. "Ia terlindas mobil setelah terjerembap ke jalan raya gara-gara menginjak tali sepatunya yang lepas. Jadi, jangan biarkan kebiasaanmu ini! Aku tidak mau kau mati seperti dia. Arasseo?"

Andaikan tidak ada Choi Jinhyuk yang menari-nari di otaknya, saat ini juga sudah pasti Yoonji menertawakan Yixing. Dan bahkan ia akan menggoda Yixing plus cerita lucunya itu berbulan-bulan lamanya sampai puas. Karena ia tahu kalau Yixing tidak akan pernah membalasnya. Asal kau tahu saja, Yixing itu seperti lelaki dari desa yang lugu, yang pernah Yoonji temui seumur hidupnya. Tapi entahlah, kenapa ia bisa sangat suka dengan sifatnya yang satu itu, ya?

"Ya, ya, aku tahu." Yeah, dan Choi Jinhyuk ternyata memang mendominasi pikiran dan hati Yoonji. "Ayo kita ke Starbucks lagi, Yixing! Aku harus bertemu Choi Jinhyuk!"

Dengan masih berjongkok Yixing mengerutkan dahinya. "Siapa itu Choi Jinhyuk?"

Mendengarnya, tolong biarkan Yoonji berangan-angan sedang menjewer kuping Yixing, sekali saja. "Pokoknya dia tampan, punya lengan kekar, dan badan super atletis," cerita Yoonji dengan nada sedikit merengek. Sudah berapa kali ia mengatakan bahwa Choi Jinhyuk adalah artis kesayangannya pada Yixing? "Ayo, Yixing, cepat berdiri agar aku bisa berfoto dengannya!"

"Kau sangat ingin berfoto dengannya, ya?"

"Ya, sangat!"

"Kau sangat-sangat-sangat suka dengannya, ya?"

"Ya, sangat-sangat-sangat!"

Yixing terdiam menyerapi nada bicara Yoonji yang bahagia. Sungguh, ia tidak bohong. Kalau saja ia tuli, ia juga bisa tahu hal itu dari sinar mata Yoonji yang cerah. Senyumnya juga, sangat lebar sampai-sampai rasanya wajah mungilnya tidak sanggup memenuhi ukuran mulutnya sendiri.

"Lho, kenapa kau melepas tali sepatuku?"

Sibuk dengan kegiatannya kini, Yixing tidak menjawab rasa heran Yoonji. Tangannya sibuk melepas kembali tali sepatu Yoonji yang beberapa saat lalu ia ikat dengan sempurna. Dan sesaat setelahnya, ia melepas tali sepatu sebelah kirinya. Ia kemudian menali mati tali sepatu Yoonji dengan tali sepatunya sebanyak tiga kali dengan cepat. Dan akhirnya, ia berdiri menyambut wajah bingung Yoonji setelah puas dengan hasil kerjanya.

"Aku tidak mau kau bertemu Choi Jinhyuk," kata Yixing yang menyebabkan rahang bawah Yoonji terbuka secara otomatis. "Semoga aku menalinya dengan kencang agar kau tidak kabur hanya untuk melihat Choi Jinhyuk." Seraya tersenyum, sehingga lesung pipi nan imut itu muncul, Yixing melanjutkan ucapannya.

"Eh?! Kenapa begitu, sih? Yixing, aku hanya ingin bertemu oppa-ku. Kau tidak usah berlebih--"

"Oppa yang mana? Aku ini oppa-mu satu-satunya!" potong Yixing, bibirnya mengerucut sebal. "Lagi pula, apa bagusnya Choi Jinhyuk, sih? Lengan kekar? Ah, sudah banyak yang punya, bahkan aku juga punya. Badan yang ateltis? Aku juga bisa, meski tidak sekarang tapi nanti akan kuusahakan. Lesung pipi? Oh, tidak mungkin. Hanya orang-orang beruntung yang memiliki anugerah seperti itu, Yoonji-ya."

Yoonji bingung, sebaiknya reaksi yang seperti apa yang harus ia tunjukkan? Terkekeh-kekeh sampai perutnya melilit? Tidak, itu terlalu sadis. Yixing mungkin akan menganggapnya kekasih tidak tahu diri karena tertawa di saat seserius ini. Atau haruskah Yoonji menangis karena tidak dapat bertemu Choi Jinhyuk? Oh, ayolah, terlalu manis baginya untuk menangis tersedu-sedu di momen yang seharusnya ia abadikan. Yixing itu jarang sekali berkelakuan semi-romantis begini, sebab Yoonji tahu Yixing itu terlalu lugu. Mungkin menunggu romantisnya Yixing layaknya menunggu sampai ada bayi baru lahir yang langsung bisa memecahkan soal kalkulus yang selevel dengan Einstein.

Dan... duh! Apalagi perkataan Yixing selanjutnya membuat Yoonji tidak tahan untuk mencium lelaki itu detik ini juga, tanpa peduli seramai apa kondisi mall yang mereka pijak.

"Pokoknya, terus tatap aku dan jangan pernah bosan, oke?"

-End-





Hai! Ini pertama kalinya aku share ceritaku sendiri di wattpad. Sebetulnya ini sudah pernah aku post di blog pribadiku: olgaafifa (wordpress) dan di facaebook. Asalkan itu atas nama oljjang, berarti itu memang punyaku XD

Aku harap kalian beri komentar dan vote! Karena ada yang bilang komentar sama dengan oksigen(?). Terima kasih!



Tied You Up [EXO Lay Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang