Part 1 - We Met.

166 6 0
                                    

*flashback*

Shay POV

Aku bosan dirumah, rumah sangat sepi, Taylor sedang latihan basket di sekolah. Kuputuskan untuk pergi ke starbucks.

Kuganti seragamku dengan tee bertuliskan 'music makes the pain fade' berwarna hitam.
Kupakai snapback dan cardigan ku sembari keluar kamar.

"MOM AKU INGIN KE STARBUCKS, MAU MENITIP SESUATU TIDAK?" teriak pada Mom yang sedang berada di dapur.

"NO, HONEY. TAKE CARE" balas Mom berteriak juga.

Segera aku memakai sneakersku dan mengambil sepeda di garasi rumah lalu pergi ke starbucks.

*at starbucks*

Starbucks sangat sepi hari ini. Untungnya tidak ada yang mengantri selain aku disini.

"cotton candy frappucino satu" ujarku pada penjaga kasir.

"atas nama--" penjaga kasir yang sudah siap dengan gelas dan spidol di tangannya itu mendongak menatapku, "--ah! You must be Shay, right?" tanyanya antusias.

Aku mengernyitkan dahiku, bagaimana bisa dia tau namaku? Kuperhatikan wajahnya, barangkali aku ingat kalau dia salah satu temanku di sekolah.

"Aku Brent, Brent Rivera. Aku tau kau anak tenar di sekolah kita" ujarnya.

Aku? Tenar?

"kau satu sekolah denganku?" tanyaku.

"iya, kita satu sekolah. Lagian siapa di North High Shcool yang tidak kenal dengan seorang Shay Caniff?" jawabnya sembari tersenyum lebar sampai memperlihatkan gigi putihnya.
"oh, okay. Senang bertemu denganmu, Brent" jawabku membalas senyumnya.

"aku teman basketnya Taylor, sampaikan permintaan maafku padanya ya kalau aku tidak bisa ikut latihan karena harus bekerja" ujarnya.

"okay, atas nama siapa?" tanyanya kembali.

"Shay Caniff" jawabku.

"kenapa gak 'Shay Rivera' saja, sih?" candanya.

Aku tertawa hambar lalu meninggalkannya yang masih tersenyum-senyum seperti orang sinting itu untuk mencari tempat duduk.

Kuputuskan untuk duduk di dekat kaca agar bisa melihat luar sambil melamun.

"here you go, Mrs. Caniff" suara seseorang membuyarkan lamunanku.

Aku mendongak, mendapati Brent dengan nampan dan Cotton Candy Frappucino sedang tersenyum manis padaku.

"thanks, Mr. Rivera" balasku menirukan kata-katanya.

Ia terkekeh, "nice try, Shay. Oh iya, besok kau temui aku di kantin ya. Bisa kan?" tanyanya.

"Okay"

*****

Starbucks Memories With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang