Hari senin adalah hari yang bisa dibilang hari yang paling ga ada yang mengaharapkannya ada. Termasuk para siswa-siswi di SMA Tuna Bangsa. Gimana enggak? Harus upacara di pagi buta terus ujung-ujungnya dengerin ceramah guru yang bisa bikin kaki pegelnya bukan main. Belum lagi ada guru killer yang ngawasin barisan dari belakang yang tadinya murid-murid pengen ngobrol malah jadi mati kutu. Tapi tidak dengan, Dia.
"Udah jam berapa, Do?"
Aldo melihat jam di pergelangan tangan "Jam 9, Sob." Dia berdecak mengingat sudah jam segitu tapi upacara baru sampai amanat dan baru mulai lagi. "Ah elah Pak Sumarno lagi! Bisa se-abad ini mah." keluh Aldo.
Sudah 20 menit, tapi Pak Sumarno masih aja ceramah. Yang harusnya membahas tentang pendidikan ini malah ngebahas tetangga rumahnya yang meninggal. Entah darimana nyambungnya. Semua murid pun sudah tidak ada lagi yang mendengarkan,karena saking lamanya sampe-sampe pemimpin upacara yang anak paskib garuk-garuk kaki. Tapi Pak Sumarno tidak memperdulikannya! dengan semangat nasionalisme kepada bangsa dan negara ia terus ber-ceramah.
"Lo mau kemana?" Tanya Aldo saat Rafa ingin meninggalkan barisan. "Biasa." Aldo hanya mengangguk mengerti.
"Ya sekian amanat dari bapak ya anak-anak ya. Jangan lupa ya di ingat pesan bapak yang tadi bapak sampaikan ya, semua yang bapak ucapkan itu ya untuk kalian juga. mau diterima ya monggo kalau enggak ya juga rapopo. ya toh mas?" Tanya Pak Sumarno dengan logat jawa yang masih sangat kental kepada sang pemimpin upacara yang dijawab hanya anggukan sopan.
"AllahuAkbar itu 'ya'nya buset"
"Kasian gue sama pemimpin upcaranya"
"Senyumnya horror banget, njir"
"MasyaAllah pak buruan! temen saya mau pingsan" Sahutan murid pun datang dari arah ujung sampe ke ujung lagi. Memang guru yang satu ini bener-bener idaman semua murid di Tunas Bangsa. Saking idamannya sampai di teriaki.
"Sekian amanat dari bapak ya, mohon maaf ya bila bapak ada salah-salah kata ya. Ya kalo ada ya mohon di maafkan bapaknya ya karena bapak sangat yakin ya itu hal yang tidak di sengaja. semua manusia itu tidak ada yang sempurna. tidak ada! maka dari itu bapak hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan. bapak rasa ya sudah cukup ya, terimakasih atas perhatiannya ya, wassalamualaikum.wr.wb"
"waalaikumsalam.wr.wb" Jawab semua murid dengan kencangnya.
'Gila tuh guru, kalau bukan karena surat sp yang udah lampu kuning udah cabut nih gue dari tadi!' Ucap Aldo dalam hati.
"PEMBACAAN DO'A"
Saat waktunya pembacaan doa semua murid dan guru pun menundukkan kepalanya dan berdoa dengan khusuk walaupun hanya beberapa. Kebetulan yang baca do'anya itu Agung anak XII IPA A si cogan berotak encer yang bikin hati para cewek-cewek meleleh. jadinya, semua siswi bukannya khyusuk doa malah khyusuk ngeliatin wajah gantengnya si mas agung.
"Kak Vika Andriyanti, Jadian yuk!"
JEBRET!
Vika yang tadinya sedang diam menghayati dengan do'anya. Langsung terkejut dan reflek mendongakan wajahnya. Dilihatnya cowok itu yang sedang tersenyum manis kearahnya. Bukannya membuat Vika tersipu malu malah membuatnya ingin melayangkan tinju ke wajah cowok itu. Ternyata Ia tidak main-main! Ia menepati janji yang dibuatnya dan itu terlaksana dengan tepat! Disaat orang-orang disekitarnya melihat dan membicarakannya membuat seorang Vika Andriyanti semakin muak dengan orang itu!
"Liat aja nanti apa yang bisa gue lakukan buat lo, Rafa Nugraha"
KAMU SEDANG MEMBACA
4
Teen FictionVika ga pernah mau bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, ga pernah memperdulikan lingkungan sekitarnya kalo itu ga penting, ga pernah ada niatan untuk punya temen walaupun sekedar minta temenin ke toilet doang. Karena dia pikir, sendiri l...