Part 2

66 3 0
                                    

Pukul 06.30 Claudia berjalan menuju ke kelasnya dengan langkah yang lumayan cepat. Maklumlah, dari kecil Claudia dididik untuk gerak cepat dan disiplin.

Ketika melewati sebuah lorong, tanpa sengaja Claudia yang sedang membawa buku di tangannya, menabrak seseorang tanpa sengaja. Alhasil buku Claudia jatuh dan tercecer kemana-mana. Ketika Claudia hendak merapikannya, tanpa sengaja tangan dia tersentuh oleh tangan orang tersebut yang hendak menolongnya. Ketika Claudia mengangkat kepalanya, ternyata orang tersebut merupakan murid baru juga di SMA itu. Kulitnya kuning langsat dan memakai kacamata, terlihat seperti anak pandai.

"Maaf, aku tak sengaja menabrak kamu.." kata Claudia
"Tak apa, mari kubantu.." Jawab Johan.

Setelah itu, mereka berkenalan satu sama lain.

"Namaku Johan, aku kelas X disini, aku jurusan bahasa" ajak Johan untuk berkenalan

"Hai, namaku Claudia, aku juga kelas X, tetapi aku jurusan Ipa.." jawab Claudia

"Oh jadi kita beda kelas ya.., mm kamu anak yang masuk kesini tanpa tes bukan? Soalnya aku per ah dengar namamu.." tanya Johan

"Iya benar, aku masuk kesini tanpa tes. Kalau kamu?" Tanya Claudia

"Aku masuk kesini juga tanpa tes," jawab Johan.

"Oh jadi kamu yang namanya Johan? Wah senangnya punya teman pandai sepertimu" jawab Claudia

"Ah biasa aja.. hehe.." jawab Johan dengan pipi memerah.

"Ya udah lah, aku ke kelas dulu ya" sahut Claudia

"Ok" jawab Johan

Lalu Claudia dan Johan menuju ke kelasnya masing-masing.

Hmm, cowok yang tadi lumayan keren, pinter lagi. Lumayan kalau aku jadiin moodbooster.. (gumam Claudia)

Claudia pun masuk ke kelasnya dan mengikuti pembelajaran dengan baik.

Teng teng, bel istirahat berbunyi. Claudia mengeluarkan sekotak nasi yang dibawanya dari rumah dan memakannya di taman. Ketika di Claudia sedang menikmati makanannya, tiba-tiba ada segerombolan anak sedang melihat sesuatu. Karena Claudia juga penasaran, dia pun meletakkan makanannya dan menuju ke keramaian tersebut. Ketika Claudia telah sampai, ternyata ada seekor burung kelelawar yang jatuh karena sayap dan kaki nya patah. Anak-anak yang bergerombol di situ merasa tak tega melihatnya dan bingung akan berbuat apa. Dan Claudia pun berkata "eh kok didiemin sih? Kasihan tuh kelelawarnya.." "gimana caranya??" Kata anak-anak yang bergerombol.
Claudia pun langsung mengambil sebuah tongkat kayu yang besar lalu memukul kelelawar tersebut sampai mati. Cipratan darah mengenai muka Claudia dan seragamnya. "Ahh!" Jerit murid-murid yang telah melihat Claudia membunuh kelelawar tersebut. Lalu mereka bertanya"mengapa kamu membunuhnya? Kan kasihan??"
"Lebih kasihan lagi kalau kelelawar itu merasakan sakit terus menerus karena kakinya dan sayapnya yang patah, dan pasti kelelawar itu sudah terbang ke surga dan tak merasakan sakit lagi, iya kan" Jawab Claudia dengan senyumnya yang menyeramkan. Setelah itu Claudia pun pergi mengambil kotak makanannya dan pergi menuju kamar mandi untuk membersihkan seragam dan wajahnya dari darah segar yang berasal dari kelelawar tersebut. Sejak kejadian itu, banyak murid disana yang takut untuk berteman dengan Claudia karena murid-murid berpikir bahwa Claudia adalah seorang psikopat. Tetapi hal itu tidak mempengaruhi Claudia untuk tetap ramah dan murah senyum kepada teman-temannya untuk menutupi sifatnya yang memang sebenarnya adalah orang psikopat.

Dan berita tentang Claudia yang dianggap psikopat telah menyebar luas dan juga telah sampai ke telinga Johan.

Love VictimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang