Sesampainya di rumah Audrey mereka semua langsung disambut hangat oleh bi Siti.
"Apa kabar bi Siti? Baik?" Senyuman lebar terlihat di wajah ibu Caca. "Saya titip Caca yaa bi"
"Kabar saya baik bu" sambut bi Siti yang tidak kalah ramahnya. "Ohh kalau itu mah tanpa ibu suruh juga saya bakalan jagain non caca bu" membalasnya dengan antusias.
"Ohh jadi Caca doang ya bi. Aku enggak nih bi?" Ledek Vena dengan nada jahil.
"Yaa pasti non Vena bakalan bibi jagain juga hehe" sambil tertawa kecil.
"Ohh kirain Caca doang yang dijagain ahaha" ledek Dinda lagi kepada bi Siti.
"Udah... udah jangan pada ribut. Tante balik dulu ya soalnya adeknya Caca sendirian dirumah. Kasian kalau ditinggalin kelamaan"
"ohh iya silahkan mari bu saya antar kedepan" tawar bi Siti kepada ibu Caca.
"ohh makasih bi, gausah repot-repot." Ucap ibu Caca kepada bi Siti. "Ca, mamah pulang dulu yaa. Kamu jangan nakal yaa disini" pesan mamahnya kepada Caca. "iya mah, Caca gak bandel kok" Jawab Caca. "hati-hati dijalan yaa tante" sahut Vena.
Caca : "oh iya bi, Audrey nya mana? Udah siap blom? Kita kan mau jalan" tanya Caca sambil melihat benda yang melingkari tangannya.
Vena : "lah si Dinda aja belom dateng Ca"
Caca : "serius dia belom dateng? Kemana sih tuh anak, udah jam segini belom dateng. Padahal kan dia yang ngasih usul buat nginep dirumah Audrey" dengan muka yang sedikit kesal Caca langsung menelfon Dinda untuk memastikan keberadaan sahabatnya yang satu itu. Tetapi sayangnya panggilannya tidak diangkat oleh Dinda.
Dari arah tangga terdengar suara "eh sorry ya gue udah bikin kalian kelamaan nunggu. Ayok kita jalan gue udah siap" ajak Audrey dengan antusias
"Gimana mau jalan kalo ada yang belom dateng! Tuh si Dinda belom dateng juga tau!" Ujar Caca dengan kesal
Melihat wajah kedua sahabatnya itu bete, Audrey langsung bergabung dengan mereka yang sedang duduk di sofa sambil menenangkan kedua sahabatnya kalau Dinda akan datang dalam beberapa waktu lagi.
Meyakinkan keduanya bahwa tidak akan ada sesuatu yang buruk terjadi pada Dinda. Padahal didalam hati kecil ia sangat khawatir kenapa sahabatnya yang satu itu belum datang. Ia takut perasaan tidak enak yang terjadi tadi pagi adalah jawabannya saat ini.
mungkin ini hanya perasaanku saja yang salah. semuanya pasti akan baik-baik saja. Dalam hati kecilnya berkata sambil meyakinkan dirinya sendiri bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Ting tong.. ting tong *bel rumahnya berbunyi
"Mungkin itu Dinda, tolong bukain ya bi" ucap Audrey
Bi siti mengangguk kepada Audrey "Iyaa tunggu sebentar" teriak bi Siti sambil berlari kecil menuju kearah pintu. Setelah membuka pintu bi Siti hanya bisa terdiam sambil melihat dari ujung kepala sampai ujung kaki orang itu.
Tubuh yang tegap, wajahnya yang cool, hidung yang mancung, matanya yang cokelat dan kulitnya yang bewarna sawo matang, memang membuat semua wanita terpesona. Benar-benar sosok lelaki idaman para wanita.
"Maaf mau cari siapa?" Tanya bi Siti yang mendongakkan kepalanya keatas karena laki-laki itu memang lebih tinggi dibanding dirinya.
"Oh saya mau nyari Audrey, apa dia ada dirumah bi?" Tanya lelaki itu dengan sopan.
"Ada kok, tunggu sebentar ya saya panggilkan dulu non Audrey nya." Lalu bibinya itu segera menuju ke ruang keluarga dimana Audrey sedang berbincang dengan kedua sahabatnya.
"Siapa bi? Dinda? Suruh langsung masuk aja" seru Audrey.
"Bu...bukan non, diluar ada seorang laki-laki dengan tubuh yang tegap dan wajahnya yang tampan mencari non Audrey."
"Siapa bi?" Tanya Audrey kepada bibinya. "Suruh masuk aja deh" perintah Audrey.
"Saya juga gak tau non, tadi saya lupa nanya namanya. Yaudah sebentar saya ajak masuk dulu ya."
Audrey dan kedua sahabatnya bingung dengan sosok yang dibilang bibinya tadi. Mereka pun menunggu sosok tersebut yang akhirnya datang ke ruang keluarganya itu.
"Lah elo? Ngapain lo disini?" Tanya Audrey bingung
"Gue cuma mau mastiin kalo Dinda emang kesini. Sekarang dia dimana? Dia disini kan?" Tanya Bayu memastikan.
Melihat muka lelaki itu raut wajah Vena langsung berubah yang tadinya bahagia sekarang menjadi sebal setelah laki-laki itu menanyakan keberadaan Dinda "Dia gak ada disini," jawab Vena cuek
"Lah? Dia kemana gue daritadi telepon dia gak diangkat angkat...?"
Bayu pun cemas"Alah paling dia ketiduran" ejek Vena
"Lo kenapa dah ven? Jadi kayak ngomel-ngomel gitu, perasaan tadi gak kayak gini" ucap Audrey yang sambil menaikkan satu alisnya.
"Ih apaan sih. Gue biasa aja kok"
"Yaudah daripada gue disini gak dapet apa-apa mending gue mastiin sendiri ke rumah Dinda," tanpa basa-basi Bayu langsung pergi meninggalkan rumah Audrey.
"Eh tunggu gue ikut sama lo," Audrey pun langsung menyusul jejak Bayu.
"Bentar deh ven, daripada kita disini cuma diem doang mending kita ikut mereka aja," ajak Caca kepada Vena.
"Ya udah deh gue setuju sama lo." Tanpa berbasa-basi lagi mereka langsung menyusul Bayu dan Audrey.
*
Sesampainya di halaman depan rumah Audrey. "Eh lo ikut juga? Gue bareng mobil lo ya ven," ucap Audrey kepada Vena. "Oh yaudah bareng gue sama Caca aja" mereka pun langsung menaiki mobil yang dikendarai Vena. Dengan kecepatan tinggi Vena melajukan mobil yang tepat berada di belakang motor Bayu. Yang segera menuju kerumah Dinda.
--------------
A/n
sorry banget yaaa gue baru update soalnya gue mager plus ngestuck banget buat bikin part ini. PLEASE JANGAN LUPA VOTE AND COMMENTNYA DAN JANGAN SIDER AJA. Vote dan comment dari kalian ngebantu gue banget biar lebih semangat bikin part selanjutnya. Dan nantikan part selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
SEASON
Подростковая литератураSemua itu akan ada masanya. Masa dimana ketika lo udah mulai tumbuh dari anak2 ke masa remaja bahkan dewasa hingga akhirnya tua. Dimana kehidupan lo akan berubah gak akan pernah sama kayak dulu. Dimana orang yang lo sayang bisa berubah bahkan pergi...