The Grudge

60 0 0
                                    

Perkenalkan,namaku adalah Vannesa.  Gadis brunette , 19 tahun Siswi dari Oxford university. Aku memiliki kekasih bernama Harry styles. Dan akhir akhir ini,hubungan kami semakin merenggang maka dari itu sepulang kuliah aku memutuskan untuk ngobrol ringan dengan kekasihku,Harry. Kami  berbincang di café yang dekat dengan kampus.

Setelah menunggu sekitar 5 menit,akhirnya Harry datang juga. Ia masih tampan seperti biasa,tidak kurang sedikit apapun.

“Sudah lama menunggu?” tanya-nya sambil menarik bangku dan duduk didepan ku.

“Baru lima menit.” Jawabku.

“Oke sebaiknya kita pesan makanan dulu. Kau mau makan?” tanya harry padaku

“tidak.”

“minum?”

“Boleh,aku mau cappucino.” Ujarku.

“baiklah.” Ucap harry lalu ia pergi untuk memesan makanan.

Dengan cepat,harry kembali membawa cappucino pesananku,dan juga segelas orange juice pesanannya.

“Ini pesananmu.” Ia memberikan gelas itu kepadaku. Kemudia kami memulai pembicaraan kami.

“Kau sudah tau bukan mengapa aku menyuruhmu datang kesini?” tanyaku pada harry

“tentu. Dan aku ingin memberi penjelasan kepadamu.” Jawabnya

“Kenapa kau menyuruhku mengakhiri hubungan ini harry? Kita sudah satu tahun berpacaran,apakah aku harus mengakhiri hubungan ini atas dasar alasan yang tidak jelas?” ujarku serius.

“Vannesa…….” Harry menyebut namaku lirih

“Aku tidak bermaksud menyakitimu,sama sekali tidak. Tetapi sekarang kondisi sangat gawat. Apakah kau mengenal Jane?” tanya harry serius

“Mm……dia adalah mantan kekasihmu itu,bukan?”

“iya. Mantan kekasihku yang sekarang sudah menjadi bagian dari pasien rumah sakit jiwa.” Ucap harry

“lalu?” tanyaku

“dia sudah keluar dari rumah sakit. Dia mengetahui kabar tentang hubungan kita. Dia masih sangat mencintaiku vannessa. Dan dia bilang,dia akan mencarimu……dan terus menyakitimu. Aku tidak ingin hal itu terjadi.” Jelas harry

“lalu kau percaya,bahwa ia akan menyakitiku?” tanyaku sinis

“Ah kau tidak tau vannesa,jane itu wanita gila. Dia akan melakukan hal apapun untuk menyakiti seseorang yang ia anggap menyakitinya.” Jelas harry

“tetapi aku tidak menyakitinya harry. Berarti dia tidak akan menyakiti ku. Bukankah kau bilang ‘dia akan menyakiti seseorang yang menyakitinya’?” ujarku

“Kau tidak mengerti vannesa. Kau memang tidak menyakitinya,tetapi kau adalah kekasihku. Dan ia menganggap,aku tidak ingin kembali padanya karena aku sudah berpacaran denganmu.” Jawab harry

“oke……aku paham sekarang” jawabku sambil menunduk.

“terima kasih sudah mau mengerti vannesa. Kalau keadaan sudah membaik kita bisa menjalin hubungan kita seperti dulu lagi.” Harry memegang tanganku erat. Aku hanya bisa terdiam.

“Percayalah vannesa,everything’s gonna be alright. Kau dan aku akan baik baik saja kalau kita tidak memiliki hubungan. Aku hanya ingin kau selamat,aku tidak ingin jane menyakitimu…” harry menggenggam tanganku erat lalu ia hampir meneteskan air mata. Aku mengusapnya

‘Tenang harry,aku mengerti maksudmu. Terima kasih ya,kau adalah laki laki terbaik yang pernah ada dikehidupanku.” Ujarku. Kemudian harry mengecup keningku.

“Oke,aku akan mengantarmu pulang vannesa.” Tawar harry

“Oke.” jawabku.

Kemudian harry mengantarku pulang kerumah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 13, 2013 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The GrudgeWhere stories live. Discover now