Awal

83 3 5
                                    

Normal POV

Awan hitam terlihat mengumpul dilangit pertanda bahwa akan turunnya hujan membuat beberapa pejalan kaki terpaksa berjalan tergesa-gesa untuk cepat sampai kerumah masing-masing agar tidak terguyur derasnya hujan

Bahkan terlihat beberapa kendaraan yang terpaksa berbalik arah membatalkan niatnya untuk sekedar berjalan jalan atau berkencan dengan kekasihnya masing-masing, beberapa orang terlihat mengumpat kesal dengan kondisi alam yang sekarang ini.

Tak terkecuali bagi seorang pemuda yang saat ini sedang berjalan dengan santainya tanpa memperdulikan hujan yang sebentar lagi akan turun. Ia terlihat sedikit kesal dengan kondisi alam yang tidak mendukung

"Cih sial! Mengapa dihari minggu harus turun hujan, bahkan aku belum sempat berkeliling kota ini"

Rambut hitamnya tampak berkibar seiring hembusan angin yang semakin kencang. Tak lama perlahan air mulai turun dari langit membuat pemuda itu yang sedang asik dengan pikirannya sendiri tersentak kaget.

"Hujan? Aku harus segera berteduh!"

Dengan segera ia berlari mencari tempat berteduh agar tidak terguyur derasnya hujan, akhirnya ia memutuskan untuk berteduh dekat sebuah toko yang terlihat sudah tutup ditinggal pemiliknya.

"Huh, sebaiknya aku berteduh disini sampai hujannya reda" ucapnya sambil mengacak-acakan rambutnya yang sedikit basah berharap dapat mengeringkannya dengan cara seperti itu. Melihat hujan yang semakin turun dengan derasnya ia hanya bisa menghela nafas pasrah.
"Mungkin aku akan menunggu lama disini."

Tak lama terlihat seorang gadis sedang berlari dibawah derasnya hujan menuju ke tempatnya yang sedang berteduh saat ini. Kini terliat jelas rupa gadis yang seumuran dengannya mengenakan baju putih lengan panjang dan celana hitam selutut yang agak basah serta rambut merah muda sepunggunya yang juga basah terkena derasnya hujan tadi.

"Untung saja aku sempat berteduh." Ucap gadis itu mulai membuka suara, namun merasa tidak sendirian ditempat itu ia mulai menoleh kearah kirinya dan mendapati seorang pemuda seumuran dengannya menggunakan jaket hitam dan celana panjang senada dengan warna jaketnya sedang bersandar di dinding toko sambil melihat dirinya membuat dua iris berbeda warna itu bertemu, Azure dan merah crimson terlihat saling beradu pandang dalam waktu yang cukup lama hingga gadis itu mulai membuka suara.

"Umm maaf, bolehkah aku juga ikut berteduh disini?"

Merasa ditanya pemuda itu mulai mengedarkan pandangannya kedepan dan berkata tanpa melihat lawan bicaranya.
"Silahkan saja nona."

"Baiklah terima kasih." Balas gadis itu sambil berjalan ke belakang menyandarkan badannya pada dinding toko.

20 menit berlalu hanya keheningan yang melanda ditempat itu, terlihat 2 manusia berbeda gender itu tak ada yang ingin memulai percakapan dan juga derasnya hujan yang sama sekali tidak berkurang membuat suasana dingin semakin terasa menusuk samapai kedalam tulang.

Kedua orang tadi terlihat masih bersandar pada dinding menunggu hujan yang entah kapan akan berhenti. Tapi tak lama, berbeda dengan sang pemuda yang masih asik bersandar pada dinding toko sambil memejamkam mata si gadis bersurai merah muda itu justru terlihat tidak bersandar lagi melainkan sedang memeluk badannya sendiri yang terlihat kedinginan.

Ia tampak mengigil, kedua rahangnya saling beradu naik turun membuat suara khas orang yang sedang kedinginan. Merasa suara yang menganggu di telinganya pemuda yang dari tadi asik memejamkan mata perlahan mulai membuka ke dua matanya dan melihat ke arah kanannya tepat dimana terlihat gadis itu yang mengigil sambil memeluk badannya sendiri.

Merasa kasihan dengan keadaan si gadis yang terlihat kedinginan ia mulai membuka jaket yang dikenakannya dan perlahan berjalan ke arah gadis itu berdiri. Tanpa disadar si gadis yang masih asik memeluk badannya sendiri dengan pandangan yang melihat ke bawah, pemuda itu mulai memakai kan jaketnya pada gadis itu dari belakang.

A Hole InsideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang