Malam ini kota Edmond diselimuti dengan udara yang sangat dingin dimalam hari. Jalanan sepi, gelap dan tidak ada orang. Tentu saja. Mereka sedang asik dengan kegiatan masing-masing. Namun tidak dengan Greyson, laki laki berambut hitam ini sedang berada dipojokan kamarnya. Orangtua nya sedang asik bertengkar dilantai dasar. Greyson hanya bisa meratapi betapa buruknya nasib yang ia alami.
"KAU MENYALAHKANKU?! SADARLAH, LISA! KAU SELALU PULANG MALAM, DALAM KEADAAN MABUK, DAN TIDAK JARANG KAU MEMBAWA LELAKI KE RUMAH INI! AKU SUAMI MU! AKU BERHAK UNTUK MARAH!"
PLAK!!
Terdengar tamparan Lisa kepada suami nya--Scott. Tidak, aku sudah tidak tahan lagi. Batin Greyson.
Bangkit dari tempatnya, Greyson mengambil sebuah ransel besar dan memasukkan semua bajunya yang ada dilemari.Setelah selesai mengepak semua bajunya, Greyson memakai jaketnya dan mengambil beberapa uang yang sudah ia tabung selama 2 tahun.
Greyson membuka kenop pintunya, dan berjalan menuruni tangga. Scott dan Lisa sudah tidak bertengkar lagi. Greyson tidak melihat keberadaan kedua orangtua nya sekarang. Lagipula ia tidak perduli.
Greyson segera keluar dari rumahnya, dan memasuki mobil Mustang kesayangannya, lalu keluar dari pekarangan rumah.
Alexa
Nama itu tiba tiba terlintas di kepala Greyson.
Greyson segera melajukan mobil nya ke rumah yang hendak ia tuju.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Greyson sudah sampai didepan pintu rumah kakaknya---Alexa.
Ia mengetuk pintunya 2 kali, muncul lah perempuan berambut blonde dengan tatapan bingungnya.
"Greyson?"
Tanpa aba-aba, Ia memeluk tubuh Alexa erat. Alexa yang melihat perlakuan adiknya inipun segera membalas pelukannya tidak kalah eratnya. Alexa tahu, Alexa mengerti keadaan Greyson sekarang.
Melepas pelukan, Alexa menyuruh Greyson masuk dan duduk diruang tamu.
Alexa segera berlalu kedapur dan membuatkan kopi hitam tanpa gula kesukaan adiknya itu.
"Scott dan Lisa lagi?" tanya Cody---suami alexa, kepada Greyson.
"yeah, as always" balas Greyson seraya mengistirahatkan punggungnya disofa.
Cody pun hanya bisa mengela nafas dan menyusul istrinya yang ada didapur.
Greyson tidak pernah habis pikir. Apakah orangtuanya tidak perduli lagi dengan anaknya yang satu ini?
Apakah mereka tidak memikrkan masa depan anaknya? Tanner, kakak laki-laki Greyson memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di Chicago bersama tunangannya, Elle. Alexa, yang kini sudah berkeluarga dan dikaruniai satu anak laki-laki dan perempuan.Sedangkan Greyson? Hampir 17 tahun ia terkurung didalam kandang singa yang selalu bertengkar setiap saat.
Bahkan tiada hari tanpa teriakan ibu dan ayahnya."Hei," sapaan Alexa membuyarkan lamunan Greyson. Greyson menatap kakaknya lalu tersenyum tipis.
"Bisa kau ceritakan apa yang mereka permasalahkan?" pertanyaan Alexa membuat Greyson kembali sedih atas apa yang orangtuanya lakukan kepadanya.
Greyson hanya diam. Dengan perlakuan adiknya ini, Alexa mengerti dan menyuruh Greyson untuk masuk ke kamar tamu dan beristirahat.
Alexa terdiam. Ia tidak tau apalagi yang harus ia lakukan untuk membuat kedua orangtuanya berhenti bertengkar. Sifat Greyson pun berubah 180 derajat dari biasanya. Greyson terlihat kacau, matanya sembab, bahkan ia membolos sekolah beberapa kali. Dan oh, jangan lupakan kebiasaan Greyson yang melakukan Selfharm pada pergelangan tangannya.
Yang Alexa pikirkan sekarang hanyalah satu.
Membuat kedua orangtuanya kembali harmonis seperti dulu.
***
Dinginnya cuaca pagi dikota Edmond nembuat Lisa terbangun. Mata nya bengkak dan nyaris tidak bisa melihat dikarenakan menangis sepanjang malam.
Ia turun kebawah dan menuju dapur, lalu mengambil segelas air penuh dan meneguknya sampai habis.
Lisa kembali teringat dengan kata-kata suaminya tadi malam. membuatnya putus asa, dan bingung harus bagaimana.
"Kau tau, Lisa? Setiap malam aku menunggumu pulang. Aku tidur disofa, dan menunggu kedatanganmu. Aku lelah, Lisa. Mungkin sebaiknya kau dan aku berpisah untuk sementara. Pikirkan semuanya, pulihkan dirimu. Kalau kau sudah siap, kita bisa mulai dari awal,"
Lisa tidak tau apa ia bisa melalui ini atau tidak. Lisa bisa merasakan perasaan bersalah menjalar dalam dirinya.
Ia tahu ia salah. Dan ia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri.
Langkah kaki ditangga membuyarkan lamunan Lisa.
oh, Scott. batin Lisa
Scott berjalan melalui Lisa dan mengambil sebotol air mineral dingin dikulkas. Lisa tidak tau apa yang akan ia bicarakan dengan suaminya.
Tidak ada diantara mereka yang memulai percakapan. Hingga akhirnya Lisa sendiri yang angkat bicara,
"Scott," Ucap Lisa dengan tatapan bersalah. Lisa tau, Scott tidak membalas sapaan nya. Melainkan mengangkat kedua alisnya yang menandakan 'ada apa?'
"Aku... ak---" belum selesai Lisa berbicara, telunjuk Scott sudah mendarat dikedua bibir Lisa. Scott tidak mau mendengar omongan kosong Istrinya lagi. oh, mungkin sebentar lagi jadi mantan istriku batin Scott.
Scott melepaskan jari telunjuknya dari bibir Lisa, dan pergi begitu saja.
Entah apa yang merasuki diri Lisa, Ia menahan tangan Scott dan menatapnya cukup lama.
"Dengar, aku minta maaf---" lagi-lagi omongan Lisa terpenggal ketika tangan Lisa dihempas kasar oleh Scott.
"Sudahlah," gumam Scott, lalu ia berlalu menaiki tangga.
***
Sementara di lain tempat dan diwaktu yang sama,
Greyson terbangun dengan keringat memenuhi tubuh kurusnya.
Oh mimpi sialan, gumam Greyson
Greyson merasa tenggorokan nya kering dan memutuskan untuk pergi ke dapur.
Sesampainya didapur, ia melihat kakaknya sedang berkutat dengan alat-alat dapur. Greyson terkekeh, menyebabkan Alexa menoleh kebelakang dan mendapati adiknya sedang tersenyum menatap Alexa.
"kenapa kau tertawa?" tanya Alexa galak. Greyson hanya menggelengkan kepalanya dan bergerak mengambil cangkir kopi
"Aku tidak tertawa," sergah Greyson. Alexa tau adiknya yang menyebalkan ini sedang berbohong. Namun Alexa tidak perduli, dan kembali menyelesaikan pancake yang sedang ia buat.
Greyson membuat kopi hitam tanpa gula kesukaannya, dan menghirup dalam dalam asap yang mengembul dibawah hidungnya. Sudah lama ia tidak merasa tenang seperti ini. ya, setiap pagi Greyson selalu disambut dengan teriakan orangtuanya dan itu tidak akan berhenti kalau bukan tetangga sebelah menegur mereka.
Greyson mengembuskan nafas dan meletakkan cangkir kopi yang sedari tadi ia pegang. Lebih baik aku membuka lembaran baru, batin Greyson pada dirinya sendiri.
"um, Alexa?"
Alexa yang sedang menuangkan sirup ke pancake pun langsung menoleh pada adik kesayangannya itu,
"Ya?" balas Alexa, lalu ia membawa dua buah piring berisikan pancake sirup stroberi dan meletakkan nya di atas meja.
Greyson bingung bagaimana ia menejelaskan pada kakaknya. Karna jujur, Greyson sangat gugup sekarang. Alexa menatap Greyson dengan tatapan 'ada apa denganmu?'
Greyson menggeleng, lalu tersenyum tipis.
****
*TBC*
see you in the next chapter :)
vomment?;)
YOU ARE READING
Again//g.c
RandomPeople said, "If you love someone, give her eveything you have" But, how if when i give her eveything that i have, then she walked away and leave me forever? I know this sounds crazy but, I love her more than anything. Even when she hide something...