2 [Moon and Sun]

19 2 2
                                    

Title : A Gift From A Witch #2
Cast :
• Kurona Lunlun
• Hiro Zack
The 4 Witch :
• Ryu En
• Jean Peter
• Zen Zero
• Luca Ciel


[Kurona POV]
Mataku terbuka perlahan menyadari jika hari ini sudah pagi. Pagi yang hangat dan cerah, suara burung burung berkicau membuatku semakin nyaman berada di kasur ini.

Aku mengusap mataku, lalu beranjak dari kasurku. Aku berjalan keluar dari kamar, sejenak aku melihat pintu putih yang masih tertutup rapat

"Ryu.." Lirihku pelan. Apakah kemarin aku menyinggungnya ya? Sebenarnya apa yang dimaksud nenek itu dengan penyihir bermasalah?

Kreeet..

Tiba tiba pintu itu terbuka dan mengagetkanku "S-Selamat pagi.." Ucapku ragu ragu. Ia hanya melihatku sekilas dan pergi menuju ruang makan.
Dengan sekuat tenaga aku menahan teriakanku, oh yaampun! Dia di pagi hari dengan rambut yang berantakan bisa membuatku mimisan >w<

-

Aku termenung di sofa biru yang ia punya. Sedari tadi aku hanya melihatnya membaca buku sembari menyeruput kopinya. Sekali ia menghabiskan satu buku, ia menggantinya lagi dengan buku lain. "Apa ia marah ya?" Ucapku dalam hati.

"Ryu.." Ucapku memanggilnya. "Apa?" Ucapnya dingin, aku bahkan sampai takut membalasnya. "K-Kau marah padaku ya?" Tanyaku takut.

"Menurutmu?" Balasnya, aku langsung diam tak tahu bagaimana. Huaa, bagaimana ini? Jika aku tak berhasil menahlukannya, aku akan menjadi buruk rupa lagi!? Rumah ini.. Kenapa sunyi sekali ya? Hawa hangat ini membuatku mengantuk. Perlahan mataku mulai tertutup dan aku mulai tertidur.

-

Aku membuka mataku, dan terbangun dari tidurku, aku melihat kearah jam. "Ha? Sudah jam 8 malam?" Ucapku kaget. Aku pun segera beranjak dari sofa dan berjalan menuju ruang makan.

Kosong

Kemana dia? Pergi tanpa sepengetahuanku dan aku pun tak diberi selimut!? Jahatnya.. Aku pun naik tangga menuju lantai atas. Tempat kemarin kami berbicara.

[Author POV]
Kurona menaiki tangga di kerajaan milik Ryu. Ia pergi menuju balkon tempat kemarin ia melihat bintang bersama Ryu. Tapi kali ini berbeda, ia hanya sendiri. Kurona menghela nafasnya dan membiarkannya terbang dengan angin di malam hari ini. "Sungguh aneh.. Ini adalah hari yang sedih tetapi kenapa bintang bersinar begitu indahnya?" Tanya Kurona pelan pada dirinya. "Yah.. Ini bukanlah drama dimana jika hari itu adalah hari yang menyedihkan hujan akan datang." Ucap Kurona yang melihat bintang yang berkelap kelip di langit yang hitam itu.

Kreek

Suara pintu balkon yang dibuka memasuki pendengaran Kurona. Kurona berbalik menghadap orang yang keluar menuju balkon ini. "R-Ryu?" Tanya Kurona. Ia menggigit bibirnya pelan, takut jika keadaan akan menjadi canggung. Dan itu benar benar terjadi, keadaan menjadi hening. Mereka hanya menikmati pemandangan bintang bintang itu.

"Ryu apakah kau—" "Sshh." Bisik Ryu menempelkan jarinya pada bibir Kurona. "Aku.. Tidak marah padamu." Ucap Ryu menundukkan kepalanya. "Eh? Apa dia malu?" Tanya Kurona dalam hati. "A-Ah, ternyata begitu ya. Syukurlah, aku sangat khawatir." Ucap Kurona tersenyum hangat menatap Ryu. Ryu mendongakkan kepalanya, melihat wajah Kurona yang sedang tersenyum manisnya. Dan tanpa disangka wajah Ryu memerah. Ryu pun ikut tersenyum,

"Kurona.. Apakah kau ingin tahu rahasiaku? Mengapa aku menjadi penyihir bermasalah?" Tanya Ryu pelan.

"Um.. Jika itu tidak menganggumu." Jawab Kurona.

"Saat aku masih kecil, para penyihir itu bersekolah untuk mempelajari cara mengendalikan sihirnya. Aku adalah penyihir biru, semua orang menganggap penyihir biru adalah penyihir terburuk yang pernah ada. Mereka menganggapnya penyihir kutukan yang akan menjadikanmu gila, dan semua orang meninggalkanku, bahkan orang tuaku. Aku hanya diam, aku tidak mengerti cara berkenalan atau berinteraksi dengan baik. Waktu itu pernah ada seorang penyihir yang mendekatiku, ia mau berteman denganku, semua berjalan baik sampai suatu ketika, aku tidak tahu kenapa, ia benar benar menjadi gila. Semua orang menyalahkanku. Tetapi saat aku menyelidikinya, ia melihat dengan mata kepalanya jika kakaknya dibunuh di hadapannya dan keluarganya menyembunyikan masalah itu. Aku mencoba menjelaskannya tapi.. Tidak ada yang percaya padaku. Semua orang membenciku, mengejekku, mencaci maki diriku. Kau tahu? Penyihir membutuhkan perasaanya untuk mengendalikan sihirnya. Dan, karena aku tidak mempunyai rasa bahagia apapun, karena aku muak dengan dunia ini, bukannya aku mengendalikan sihirku, aku malah.. Menghancurkan sekolah itu dan membunuh penyihir yang menjadi gila itu. Mengapa.. Aku ini ada?" Ucap Ryu yang menunduk menyembunyikan wajahnya dari Kurona.

Kurona tersenyum kecil, "Hey, Ryu. Kau suka bulan kan? Apakah kau tahu? Kau itu mirip bulan, benar benar berbeda dari yang lain. Semua adalah bintang, tetapi kau adalah bulan. Bintang mengeluarkan cahayanya sendiri, tetapi bulan tidak bersniar. Kau itu.. Sendirian. Tetapi kau hanya satu di langit itu, Ya, hanya satu yang seperti dirimu. Tanpa bulan, bukannya langit terlihat kesepian? Tanpa bulan, langit tidak akan pernah sempurna. Tanpa kau, pasti akan ada yang hilang. Yah, mungkin kau tidak bersinar, tetapi matahari membuatmu bersinar, bukan? Kalau begitu, aku yang akan menjadi mataharimu." Ujar Kurona sembari menatap bulan yang bersinar terang malam ini.

Mata Ryu membelalak, terpana dengan hal yang Kurona bicarakan. Lalu tiba tiba ia berlutut, "E-Eh? Ada apa Ryu?" Tanya Kurona kaget. Ryu hanya diam, dia mengambil tangan Kurona. "Kau.. Telah menahlukkanku." Ucap Ryu, dan dia mencium tangannya.

-

Setelah berhasil menahlukkan penyihir biru, Kurona dan Ryu pergi ke kerajaan penyihir kuning. "Woaah.." Kurona terkagum kagum melihat penandangan sekelilingnya yang dipenuhi warna kuning. "Kerajaan ini.. Terlihat rapi!" Ucap Kurona membuka perlahan pintu kerajaan itu.

"Selamat datang!" Suara pelayan perempuan mengagetkan Kurona.

"Tempat ini... Terlihat ceria. Apa yang bermasalah?" Gumam Kurona dalam hati.

"Ada yang bisa kami bantu?" Tanya pelayan itu tersenyum ramah. "B-Bisakah aku bertemu penyihir kuning?" Tanya Kurona

[Kurona POV]
"Oh! Tuan Jean? Silahkan duduk dulu." Ucap pelayan itu berjalan menuju kamar penyihir kuning, Jean Peter. Aku duduk diam bersama Ryu menunggu Jean keluar. Lalu aku mendengar suara langkah kaki menuju kesini, dan saat aku melihatnya..

Mataku membelalak, ia.. Terlalu tampan untuk menjadi penyihir bermasalah >< aku terpana sampai benar benar tidak sadar jika ia sudah di hadapanku. "Ada yang bisa aku bantu, nona?" Tanya penyihir kuning itu tersenyum ramah, apa yang bermasalah darinya? Dia itu 'good looking', ramah, dan mempunyai kerajaan yang nyaman karena pelayannya sangat baik.

Aku harus bisa mencari tahu dimana masalahnya!

Pikirku saat itu. "Oh, pelayan, bisakah kau memberi jamuan untuk mereka? Mereka pasti lelah datang kesini." Ucap Jean tersenyum kepada pelayan. "B-Baik, Tuan." Ucap pelayan itu dan pergi. "Anggap saja sebagai rumah sendiri." Ucap Jean dengan hangat kepada kami berdua. "Bolehkah aku berjalan jalan disini?" Tanyaku padanya, "Tentu saja, ah, tapi aku akan ke kamarku dulu. Silahkan berjalan jalan di kerajaan ini." Ucapnya dan pergi menuju kamarnya.

'R-Ramahnya...' Batinku. Aku pun pergi ke dapur. "Hey, hey. Tadi Tuan Jean tampan sekali. Oh yaampun!" Ucap pelayan yang tadi melayaniku bercerita pada temannya.

Oh! Pantas ia seperti gugup, mungkin karena ketampanannya? "Apakah kau suka pemandangan disini ?" Tiba tiba Jean datang dengan Ryu di belakangnya. Aku mengangguk, kerajaan ini benar benar membuatku nyaman.

Tiba tiba pelayan yang tadi datang dengan teh di nampannya lalu memberikannya kepada kami. "I-ini.." Ucap pelayan itu menyuguhkan teh pada kami, tapi tangannya gemetaran, dan

Praaang!

Gelas itu pecah menjadi serpihan serpihan kaca, "Ya-Yaampun." Ia membelalak kaget, panik dan langsung mengambil serpihan kaca itu ke tangannya. "Tidak usah, itu tak apa. Kau bersihkan jangan pakai tangan oke?" Jean tersenyum hangat, aku benar benar terpana. "T-Tapi.. Ini adalah.. Barang peninggalan orang tua anda dan kerabat kerabat anda." Seru pelayan itu menunduk.

"Sudahlah, kau tak usah pikirkan ini." Jean lagi lagi tersenyum, aku pun juga tersenyum melihatnya. Baik sekali, pikirku..

Eh tapi tunggu, sepertinya tadi...

Aku melihat sesuatu

Yang bermasalah...

-To Be Continue-
_____________________

Hah!? Masalah Jean apa? Bukannya dia itu cowok perfect?

Vote and comment jangan lupa ya wkwk! :D

A Gift From A WitchWhere stories live. Discover now