3 [Half-Hearted Witch]

12 3 3
                                    

Title : A Gift From A Witch #3
Cast :
• Kurona Lunlun
• Hiro Zack
The 4 Witch :
• Ryu En
• Jean Peter
• Zen Zero
• Luca Ciel



"Apa yang kau lakukan, Riena? Itu barang yang sangat dijaga tuan!" Bisik seorang pelayan yang kesal pada Riena, seorang pelayan yang memecahkan cangkir tadi.

"A..aku tak sengaja." Ujar Riena menunduk. "Kau tahu kan seberapa berharganya barang itu?" Balas pelayan tadi. "I-Iya.. Maaf." Ucap Riena terlihat menyesal. Aku hanya melihat mereka dengan diam, lalu pelayan yang bernama Riena itu membersihkan serpihan kaca tadi.

Aku melihat Jean menaiki tangga keatas, aku pun mengikutinya, berjalan membututi di belakangnya. Jean sepertinya tahu jika aku di belakangnya, tapi dia terlihat biasa saja. Lalu kami sampai di lantai 2,

Kosong

Itu adalah tanggapanku pertama kali menginjakkan kakiku di lantai 2 kerajaan kuning. "Ada apa, nona?" Jean berbalik menghadapku dengan senyum hangatnya.

Yaampun, ia terus tersenyum memaparkan kharisma nya! ><

Aku berdeham, "Kau bisa memanggilku Kurona. Namaku Kurona Lunlun." Ucapku memperkenalkan diri dan membalas senyumnya. "Oh baiklah, jadi Kurona, ada yang bisa aku bantu?" Tanya Jean yang lagi lagi sangat ramah padaku.

"Hey, kau punya masalah kan?" Aku memegang tangannya dengan spontan. Dia terlihat sedikit kaget, lalu tersenyum seperti tak terjadi apa apa.

Keadaan menjadi aneh, rasanya canggung sekali. Apa yang aku lakukan ini salah ya?

"Kau.. Tidak perlu tahu." Ucap Jean dengan intonasi yang datar, ia tidak tersenyum.

Jean melepaskan tangannya dari genggamanku dengan lembut. Lalu ia masuk ke sebuah ruangan yang berpintu kuning. Dan bayangannya hilang di balik pintu.

Tapi aku tahu satu hal,

Tangannya begitu dingin walaupun senyumnya hangat setiap saat.

-

[Author POV]
Kurona berjalan menuruni tangga. "Haaah.." Ia menghela nafasnya lalu berjalan santai ke dapur. Kurona melihat beberapa pelayan sedang membersihkan piring piring. Kurona pun menghampiri mereka

"Eum.. Permisi." Ucap Kurona pelan. "Oh, nona. Ada apa? Ada yang bisa saya bantu?" Balas pelayan itu menutup keran dan mengelap tangannya. "Apakah Jean selalu sendirian disini?" Tanya Kurona pada pelayan itu

"Ya, itu benar nona. Orang tua mereka—" "Kurona." Tiba tiba Ryu datang memotong pembicaraan mereka. "Ya? Ada apa Ryu?" Balas Kurona. "Hari sudah menjelang malam, ayo kau rapihkan barangmu dan masukkan ke dalam kamar." Seru Ryu menunjuk sebuah kamar berpintu kuning di sudut ruangan. Kurona pun mengangguk dan mengambil tasnya lalu berjalan menuju kamar itu.

Kurona memutar knop pintu ruangan itu, lalu membukanya. Bau debu menyeruak masuk ke dalam hidung Kurona

"Ha-Hacchi.." Kurona menutupi hidungnya bersin. "Yaampun! Aku dapat tempat yang berdebu seperti ini?" Tanya Kurona memanyunkan bibirnya. "Yah.. Biarkanlah." Kurona menghela nafasnya dan menaruh tasnya di meja.

Ia langsung berbaring di tempat tidur itu. "Empuknya~" pikirnya. Kurona menatap langit langit kamar itu. "Kenapa ya.. Aku punya firasat akan mengetahui sesuatu malam ini?" Ucapnya pada dirinya sendiri, ia menaikkan bahunya. "Tidak tahu deh.." Balasnya (lagi) pada dirinya sendiri. Kurona berdiri dan mematikan lampu kamar, ia bersiap untuk tidur. Lalu dia pun kembali berbaring ke kasur. Perlahan, dia pun menutup matanya dan bangun pada mimpinya.

-

[Kurona POV]
Aku terbangun, ah jam berapa ini? Oh yaampun, aku sangat lelah untuk duduk dan melihat jam. Tapi sepertinya belum pagi, karena aku mendengar suara burung hantu samar samar.

A Gift From A WitchWhere stories live. Discover now