chapter 14

291 28 3
                                    

Happy reading

-----------

Somya

Setelah selesai makan

"Shaheer, aku mau ke toilet dulu"

"baiklah, aku tunggu disini saja"

"oke"

Aku lalu bergegas pergi.
--

Aku menatap bayanganku dicermin dan merapikan rambutku sejenak.
Aku menghela nafas berat lalu kembali menfokuskan pandanganku di cermin juga nampak banyangan wanita yang berdiri disebelahku dengan dress hitam mini yang ia kenakan, ia sedang memoles lipstik dibibirnya.

Ya ampun,  aku malah mengulur waktu.  Aku menatap jam tangan yang kukenakan menunjukkan pukul 08.21 sepertinya Shaheer sudah menungguku sejak tadi.

Aku mulai melangkahkan kakiku keluar dari sana dengan terburu-buru.  Aku tak ingin membuat Shaheer menunggu lama apalagi besok ia akan bekerja.

Tinggal beberapa langkah untuk sampai dimeja shaheer tapi, aku baru sadar bahwa aku melupakan sesuatu.

Aku lupa cincin Itu!

Huh, dengan tergesa-gesa aku memutar arah langkahku kembali ke toilet. Shaheer pasti bingung melihat tingkahku.

Aku kembali ketempatku semula tadi mencari cincin itu tapi aku tidak dapat menemukannya.

Haduh, apa yang akan kukatakan pada Shaheer nanti kalau dia tahu aku telah menghilangkan cincin pemberiannya? 

Aku merasa sangat gelisah saat ini.

Aku mencarinya lagi disetiap sudut tapi tidak kutemukan.
Perasaanku kian menjadi-jadi saja.  orang-orang disana pun menatapku sinis ya sudahlah mungkin orang lain telah memungutnya.

Dengan pasrah aku mulai berjalan menuju ke pintu, tiba-tiba aku dapat melihat cincin itu berada tepat didepan kakiku dengan cepat aku mengamblinya lalu melapnya dengan tisu.

Aku kembali memakai cincin itu dijariku dan bergegas pergi dari sana.

"akhirnya kutemukan juga! Aku harus menjaga cincin ini baik-baik agar tidak hilang lagi" gumamku sambil berjalan dan kembali memakai cincin itu.

Sontak langkahku terhenti, seseorang menarik tanganku ke arahnya sampai aku berbalik menabrak badannya tanpa berkata apapun pria ini memelukku dengan erat.
  Aku terkejut dengan kelakuan orang ini tapi pelukannya terasa begitu hangat.

Siapa orang ini? Siapa dia yang dengan lancangnya memelukku?

Tiba-tiba aku melihat Shaheer yang berjalan mendekat ke arah kami, suara langkah kakinya terdengar samar. Sementara jantungku terasa berdegup kencang.

Aku berusaha mendorong tubuh pria aneh ini akan tetapi pelukannya begitu erat, Dari pandanganku tampak Shaheer menarik bahu pria itu——Aa.. Ab.. Abhinav

Aku tertegun mengetahui ternyata pria itu adalah kakakku sendiri, Abhinav.

Sementara itu Shaheer baru saja melayangkan sebuah pukulan di wajah kakak, aku sangat panik, cemas dan bingung saat menyaksikan hal ini tubuhku terasa kaku tak dapat berbuat apa-apa tapi aku harus segea menghentikan pertikaian ini.

Kakak pun membalas pukulan Shaheer dan membuat orang-orang di restoran ini menjadi panik.

Mereka berdua masih dalam perkelahian, aku menitikkan air mata menyaksikan ini, lalu aku berusaha untuk menghentikan mereka.

"Shaheer! Cukup!  Aku mohon kalian berhenti! " mereka mengarahkan kedua bola matanya padaku sementara petugas keamanan restoran mulai mengamankan mereka berdua.

Light of the darkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang