Angin kini enggan untuk berbagi kesejukan, yang terasa hanya kebekuan. Ketika musim dingin menyapa, sinar mentaripun tak mampu menghangatkan. Sangat berbeda dengan di Indonesia, di negri formosa ini musim dingin begitu menusuk tulang. Memakai pakaian berlapis-lapis juga tak akan bisa menghangatkan. Itulah yang dirasakan Ismi.
Semua orang pasti menginginkan orang lain baik pada kita. Walaupun pada kenyataannya akan selalu ada orang yang tidak suka pada kita. Tapi bukan berarti kita harus membalas mereka dengan perbuatan yang tidak baik juga.
Tetaplah berbuat baik pada semua orang, tak peduli seperti apa balasan dari mereka, karena hanya Allah yang tau setiap isi hati. Belajarlah tulus menyayangi sesama, agar kita dapatkan kasih sayang dari Pemilik Nyawa.Salah satu cerita tentang Ismi, ketika masih menjaga pogy.
Suatu pagi, seperti biasa Ismi bangun pukul 05.30, walau bosnya tidak memberikan ketetapan waktu bangun, tapi Ismi sudah terbiasa bangun pagi. Jam segitu disini masih gelap gulita.
Ismi melihat kamar bosnya masih tertutup, berarti mereka masih terlelap tidur. Dengan pelan dan hati-hati Ismi mulai mengerjakan tugas-tugasnya, menyapa anjing yang biasa menemaninya, namanya pogy, sahabat setianya di rumah itu.Ketika bosnya bangun, Ismi segera menyiapkan sarapan seperti yang mereka minta. Setelah itu, Ismi mencuci baju dan menjemurnya di lantai atas, supaya cepat kering. Ismi tinggal di sebuah apartemen, jadi kalau ingin menjemur baju dan cuaca mendukung harus di lantai atas, sama seperti penghuni yang lain.
Di dalam lift Ismi sering bertemu banyak orang, sebagian besar dari mereka ramah-ramah dan sopan. Selalu menyapa walau sekedar basa-basi, atau hanya menganggukkan kepala sebagai tanda sapaannya. Begitu juga dengan petugas apartemen dan tukang bersih-bersih, mereka juga sangat ramah, dan tidak membeda-bedakan status.
Semua surat atau kiriman barang yang datang pasti sampainya di tempat resepsionis, lalu mereka menghubungi kamar yang bersangkutan untuk mengambilnya.
Pada suatu ketika, ada telpon yang mengatakan ada kiriman barang untuk bosnya, kemudian bosnya menyuruh Ismi untuk turun ke lantai bawah mengambil kiriman tersebut.
Di dalam lift setelah mengambil kiriman, Ismi bertemu dengan seseorang yang hanya diam dan sangat cuek,tak seperti kebanyakan dari orang sini yang terkenal ramah, dia benar-benar berbeda.
Ismi tinggal di lantai 18, dan orang itu di lantai 13. Tanpa bicara sedikitpun bahkan menganggukkan kepala juga tidak, dia keluar begitu saja saat pintu lift terbuka di lantai 13.Tidak hanya sekali Ismi bertemu dengannya, karena mereka tinggal di apartemen yang sama. Kadang saat Ismi menjemur pakaian di lantai atas, Ismi juga bertemu dengannya. Ismi heran, di Indonesia hampir semua pekerjaan rumah dikerjakan oleh wanita, tapi disini berbeda, Ismi banyak bertemu laki-laki yang menjemur pakaian di lantai atas, termasuk orang itu, Ismi menyebutnya 'si cuek'.
Di lain kesempatan, saat Ismi pulang dari belanja untuk membeli beberapa kebutuhan pribadi. Di pintu lift Ismi melihatnya lagi, kadang Ismi memperlambat langkahnya karena tidak ingin satu lift dengannya, apalagi melihat sikap cueknya itu.
Sore itu cuacanya mendung, Ismi ingat ada jemuran bajunya di lantai atas, segera Ismi pergi untuk mengambilnya.
Setelah semua jemurannya di masukkan ke salah satu ruangan di lantai atas, Ismi berniat menutup pintu di lantai itu supaya air hujan tidak masuk. Tapi Ismi melihat masih ada beberapa pakaian yang berada diluar, sedangkan langit sudah begitu gelap, mulai ada rintik-rintik gerimis. Tanpa pikir panjang Ismipun memasukkan pakaian itu ke dalam, karena kalau dibiarkan pasti akan basah lagi.Tiba-tiba pintu lift terbuka, dan muncullah orang yang sering dilihat Ismi, namun tak pernah saling bertegur sapa, siapa lagi kalau bukan si cuek itu. Dia berjalan keluar pintu, namun gerimis sudah berhenti. Ismi coba memberitahunya, karena mungkin dia sedang mencari jemuran bajunya.
"apa ini yang kamu cari?" sambil menunjukkan beberapa baju.
"iya."
"tadi gerimis, makanya aku ambil dan ku masukan ke dalam."
"diluar terang koq."
"iya, tapi tadi cuma gerimis, bukan hujan, dan sekarang udah reda."
"oh, ya udah makasih."
Kemudian dia turun lebih dulu, Ismi sengaja diam karena tak ingin satu lift dengannya.
Sesampainya di kamar, hujan turun dengan begitu lebatnya. 'tuh kan beneran hujan, dibilangin gak percaya sih', batin Ismi.Beberapa hari kemudian, Ismi bertemu lagi dengan si cuek didalam lift. Tak seperti biasanya, kali ini dia menyapa sekedar basa-basi dan mengajak berkenalan, tapi Ismi tidak bertanya balik siapa namanya, bukan maksud balas dendam atas prilakunya dulu, tapi karena Ismi kesulitan menghafal nama-nama orang sini. Nama mereka bisa membuat lidah terkelintir susah diucapkan, daripada salah-salah, mending tidak usah sekalian kan, hehe.
Hari sudah mulai sore, Ismi sedang sibuk memasak bersama bosnya. Selesai memasak Ismi segera pamit dan berlari ke lantai atas untuk mengambil jemuran bajunya.
Tapi ketika sampai, Ismi melihat pakaiannya sudah ada di dalam semua. Alhamdulillah kini sahabat Ismi bertambah lagi. Begitupun si cuek itu kini sudah mulai baik dan ramah pada Ismi.Baik atau buruknya seseorang balaslah dengan kebaikan, karena suatu saat pasti akan terlihat, siapa yang menanam dia pula yang akan menuai. Lakukan dengan ketulusan untuk setiap perbuatan.
Ingatlah Allah selalu melihat dan adil pada semua makhlukNya.
Karena Allah melihat kita dari hati dan perbuatan kita.*_*
#26November2015