Chapter 15: It Hurts

875 61 11
                                    

"Polisi!" Bomi berseru panik. "Tae... Taehyung, bagaimana ini?"

"Kamu tetap di sini. Orang tua mu pasti mencari mu. Polisi-polisi itu akan mengejar ku. Aku akan berlari ke hutan. Jangan khawatir. Selama cincin yang ku beri padamu selalu terpasang di jemari mu, semua akan baik-baik saja." Taehyung mengelus surai rambut Bomi dengan lembut. "Aku pergi sekarang."

Sebelum Bomi mengatakan sesuatu, Taehyung sudah berlari ke hutan lalu hilang dalam kegelapan. Dua polisi menghampiri Bomi, tiga lainnya menyusul Taehyung. Sayangnya, polisi-polisi itu bukan kelompok Eoreum. Mereka tidak akan mudah menemukan Taehyung. Apalagi dengan kemampuan Taehyung yang dapat menghilang dan bisa menembus wilayah perbatasan.

Wendy dan papa Bomi juga datang. Sementara mama Bomi tetap di rumah menjaga ketiga adik Bomi. Dua polisi tadi mengintrograsi Bomi.

"Aku tidak tahu, aku tidak tahu apa-apa...," kata Bomi takut. Wendy memeluk sahabatnya itu. Berusaha menenangkan. Papanya membawakan jaket tebal untuknya, memasangkannya di punggung Bomi.

Belakang sekolah mulai ramai sekarang. Penduduk yang tinggal dekat sekolah pun keluar berdatangan. Melihat-lihat apa sedang terjadi. Sebagian mengintip melalui jendela rumah.

"Yoongi yang memanggil polisi. Tadinya aku bilang tidak perlu. Karena urusannya akan panjang. Tapi setelah Yoongi menceritakan yang sebenarnya, aku memperbolehkannya menelepon polisi. Taehyung berbahaya. Jimin dilarikan ke rumah sakit." Wendy mengelus-elus rambut Bomi, tangan satunya merangkul punggung sahabatnya itu.

"Mama di rumah, menjaga adik-adik mu. Papa bersyukur kamu masih sehat-sehat saja. Apa kamu terluka?" papa Bomi memeriksa wajah dan lengan Bomi, memastikan putrinya baik-baik saja. Syukurlah, tidak ditemukan luka apapun. Papa Bomi memutuskan untuk menyuruh polisi berhenti menanya-nanya, dan langsung membawanya pulang.

***

Tiga polisi itu masih mencari-cari Taehyung meski mereka kehilangan arah. Ada tujuh polisi lain yang datang membantu. Mereka membawa anjing pelacak. Hutan semakin gelap. Jarak pandang hanya sepuluh meter, itu pun masih menggunakan senter. Sepuluh polisi itu mengakhiri pencariannya malam ini. Menunggu hari esok. Mereka akan melakukan pencarian pada pagi hari.

***

Sesampainya Bomi di rumah, mama Bomi langsung memeluk putrinya erat. Bomi balas memeluk. Wendy juga ada di sana, mengantar Bomi pulang bersama papa Bomi.

"Besok kamu tidak boleh sekolah sebelum si penjahat itu ditangkap dan dibunuh. Mama akan bilang pada wali kelas mu."

Dibunuh? Bomi terkejut mendengar kata itu.

"Dibunuh? Siapa yang akan membunuhnya?" Bomi bertanya, menatap mamanya.

"Kamu tidak usah memikirkan itu. Sekarang kamu tidur saja,"

Bomi mengangguk. Dirinya masih cemas dengan keberadaan Taehyung. Takut kalau Taehyung berhasil ditangkap polisi dan...

Tidak, tidak. Bomi menggeleng cepat. Ia berusaha membuang pikiran itu jauh-jauh. Tetapi tetap saja berhasil membuatnya pusing. Bomi berpihak pada Taehyung sekarang. Di sisi lain, ia takut kalau Taehyung berubah pikiran dan menjadi jahat ketika ada sesuatu yang membuatnya marah.

Tidak mungkin. Taehyung memang menyebalkan, tapi ia tak akan mencoba menyakiti ku lagi.

Bomi memejamkan matanya erat. Ia tidak bisa tenang. Mama Bomi mengantarnya ke kamar, menasihati putrinya sebelum ia tidur.

***

Empat polisi memeriksa rumah Taehyung. Sementara dua lainnya memasang garis polisi di luar. Seketika jalanan menjadi ramai.

The ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang