Gadis pujaan

240 6 17
                                    

Langit hitam pekat. Suara gemuruh membahana meraung-raung memecah kesunyian malam. Semilir angin berhembus sejuk, Selepas shalat magrib, Tania seperti biasa menyisakan sedikit waktunya sebelum makan, membaca beberapa halaman bukunya yang belum tamat. Didepan teras rumah, dibawah terang sinar lampu, dia duduk terpatri diatas kursi yang terbuat dari rotan bulat melingkar bergulung-gulung dan menyandarkan badannya, sembari ia membaca.

Buku yang dibacanya itu perjalanan seorang sahabat Rasulullah yaitu Umar Bin Khattab. perjalanan kisah hidup Umar merupakan suri tauladan yang baik yang dapat menjadi contoh bagi kehidupan seseorang, terlebihnya anak manusia yang masih terbelenggu hidup dalam gemerlapnya dunia hitam.

Bahkan bukan hanya itu saja sosok ketegaran dan ketegasan kepribadian Umar dapat dijadikan sebagai panutan, adapun sikapnya yang tegas juga hatinya yang lembut, Merupakan bahagian sifatnya yang menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari. sebagaimana yang telah ia jalani sesudah dan sebelum ia memeluk agama Islam. yang merupakan sebuah hidayah dari Allah Swt. Umar adalah pemimpin Islam yang disegani dan dihormati oleh penduduk negeri di Madinah sebelum ia wafat.

Kemudian dalam beberapa hadits jelas sudah diterangkan "Islam itu akan kuat dengan adanya Umar Bin Khattab dan beliau sudah dijamin masuk surga." begitu kata Abunya Tania. ia kembali teringat kata-kata Abunya itu ketika mengajari anak-anak di balai pengajian depan rumahnya.

Meskipun Tania seorang wanita yang dilahirkan dari keluarga yang besar dan religius tapi karakternya tidak mencerminkan dia sosok wanita muslimah sebab ia dibesarkan oleh pamannya di luar negeri. Ketika kampung Beurandeh (sebuah kampung di Aceh) dilanda konflik yang berkepanjangan. Waktu itu Para Ulama dan Tgk atau para pemuka agama dikampung menjadi sasaran aparat keamanan. Sebab mereka menudingnya antek-antek separatis.

Bahkan banyak sekali para Ulama-Ulama yang menjadi korban, nyawanya melayang, ada yang ditembak, diculik kemudian tewas, ada pula yang hilang ditelan bumi. Tidak tau dimana kuburnya.

Maka Abu Hanafiah membuang Tania untuk dibesarkan diluar negeri, pada adiknya yang sekarang merantau di Kuala lumpur, apalagi Ummi Salamah yang didera sakit jantung dan sering sakit darah tinggi. Yang menyebabkan efek psikologis dari konflik tersebut.

Aura kecantikannya memang tidak sebanding dengan gadis-gadis lain yang sebayanya dikampung itu. Diusianya yang masih dua puluh dua tahun itu banyak sekali pemuda yang ingin meminangnya juga tetamu yang datang dari luar daerah. Tapi abah selalu bilang,

"Nyak, tidak usah berfikir tentang laki-laki dulu. Fikirkan sekolahmu dulu. Pamanmu juga selalu berpesan sama Abu, supaya Tania menjadi orang yang sukses, berguna bagi keluarga, juga bisa membanggakan Abu." Abu berbicara sambil menikmati makan bersama.

"Ia Abu. Pasti kok. Tania gak bakalan buat Abu kecewa, lagiankan Tania pingin jadi sarjana, Abu. Mana mungkin sih Abu, Tania mau menikah." Tania menjawabnya polos tanpa ada beban sedikitpun. Sendok ditangannya sesekali nampak ia masukkan kemulut dengan sedikit nasi goreng yang dihidangkan Umminya, Ummi Salamah.

"Ia...Nyak, liat Ummimu ini, kalau seandainya bukan Abu. Mana dapat jadi begini..hahaha," Abu bercanda seiring menambah suasana keakraban. Suasana semakit hangat. Tania makan begitu selera. Dimeja makan ada nasi goreng, telur dadar dan ayam goreng. Tania menghabiskan makannya lalu diseruputnya segelas teh hangat yang membuat perutnya terasa kenyang.

Malam itu mereka menghabiskan malam dengan suasana yang sangat bahagia. Kemudian Tania masuk kekamar.

Sebelum beranjak kekamar ia shalat insya diruang tamu. Jam didinding terlihat pukul sembilan lebih. ia harus tidur lebih awal, sebab besok ia harus berangkat lebih cepat kekampusnya. Ada mata kuliah yang penting yang tertinggal dan harus ia kejar. Sejurus kemudian ia merebahkan dirinya diatas kasur dengan memakai baju piama warna merah jambu muda. Alisnya yang lentik bersambung dan mata bulatnya itu persis seumpama bulan yang tersaput gumpalan awan ditengah malam. Dikampung Beurandeh bahkan dikampusnya dialah gadis pujaan itu.

Dalam Petuah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang