Tidak ada yang bisa (Annissa_M)
=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\=\
Menyukai seseorang itu sulit. Apalagi menyukainya diam-diam. Seperti yang kulakukan ini. Aku ini memang laki-laki pengecut! Buktinya untuk bilang “Mey, aku cinta kamu” saja sulit. Rasanya seperti ikut ulangan fisika dan duduk di kursi paling depan. Persis di depan meja Pak Darmo. Pak Darmo itu guru fisikaku. Guru paling killer di sekolah. Kalau sedang mengawas ujian, matanya mirip elang. Tajam. (Itu tidak penting-_-)
Tapi memang sulit untuk mengatakannya. Mey itu pendiam. Bagi kalangan anak laki-laki, Mey terkenal paling tidak pernah bicara. Jadi wajar saja kalau aku susah untuk bilang kata ajaib itu pada Mey. Untuk ngobrol biasa saja susah. Mey itu cantik. Wajahnya lebih cantik dari bidadari yang turun dari langit. Rambut Mey hitam dan sering digerai. Mungkin kalau Mey sedikit lebih cerewet, sainganku nanti akan lebih banyak dari sekarang.
Pertama kali aku mengenal Mey saat kami sama-sama ikut audisi band sekolah. Disitulah pertama kalinya aku mendengar suara Mey. Suaranya indah. Lebih bagus dari suara Malaikat. Aku langsung jatuh cinta saat pandangan pertama. Sejak pengumuman anggota band sekolah yang baru, aku dan Mey menjadi dekat. Ya, kami berdua berhasil lolos seleksi. Terimakasih tuhan!! Keinginanku telah terkabul!! Tapi aku sedikit bingung dengan Mey. Dia kan pendiam di kelas. Kenapa anak pendiam seperti Mey mau ikut seleksi band sekolah? Di dalam band nanti kan dia harus menyanyi dan tidak bisa menjadi pendiam seperti di kelas. Aku pernah bertanya langsung pada Mey dan dia menjawab “Karena hal yang paling kusuka adalah menyanyi” Karena jawabannya itu aku jadi berfikir. Apa dia tidak suka bicara sampai-sampai jadi pendiam di kelas?
Bel pulang sekolah berbunyi. Azka, gitaris band sekolah menunggu ku di depan kelas. Azka itu sahabatku. Aku sering bercerita tentang Mey dengannya. Aku harap dia tidak suka Mey hanya karena itu. Kadang aku bingung dengan gaya Emo Azka. Dua tindik di telinganya, satu tindik di lidahnya, gelang-gelang besar berwarna hitam di tangan kirinya, rantai besi dari ikat pinggang sampai dompetnya yang ada di saku celana (Padahal isi dompet Azka cuma Rp.2000 tiap hari) dan yang paling parah eyeliner yang Azka pakai setiap band kita tampil. Tapi aku bersyukur. Azka lebih bersih daripada manusia-manusia Emo lainnya. Dia masih mandi pagi sebelum berangkat sekolah.
“Hei! Zee!” Sapa Azka ketika melihatku keluar kelas.
“Hei Azka! Maaf agak lama” Kataku. Saat ini ada jadwal latihan band di ruang musik. Aku dan Azka berjalan ke sana.
“Kau ini kebiasaan Zee. Untuk apa sih kau menunggu Mey keluar kelas duluan? Itu kan buang-buang waktu” Tanya Azka.
“Maaf Ka. Tapi kau kan tau kesempatanku melihat Mey cuma di sekolah saja. Jadi aku harus memanfaatkan tiap waktuku untuk melihatnya” Jelasku panjang lebar.
“Ah kau ini! Kenapa tidak langsung kau bilang saja pada Mey kalau kau menyukainya?” Tanya Azka langsung mengenai sasaran. “Lagipula jarang kok ada perempuan yang akan menolak wajah blasteran bule sepertimu”
Aku tertawa “Blasteran bule apanya? Ini wajah indo tau! Wajah 100% asli Manado-Padang” Kataku.
“Terus kenapa kau tidak berani bilang? Kau takut ditolak kan?” Tanya Azka sukses menohok ku. Aku cuma diam. “Terserah kau sajalah kapan kau akan jujur ke Mey. Aku sudah bosan membicarakan hal ini denganmu” Kata Azka. Ini memang yang keratusan kali Azka menyuruhku bilang cinta pada Mey. Tapi aku tetap tidak berani bilang. Aku memang pengecut!
Untung kami sudah sampai di ruang musik. Personil band yang lain ternyata sudah datang dari tadi. Ada Maria, Dhani dan Mey. Maria sebagai pemain bass, Dhani sebagai pemain drum dan Mey sebagai vocal pertama. Aku sendiri sebagai vocal kedua di band ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tidak ada yang bisa
Teen FictionCinta segitiga. Zee menyukai anak pendiam di kelasnya yang bernama Mey. Namun ternyata Mey menyukai sahabat Zee dari kelas sebelah yang bernama Azka. Apa yang akan terjadi selanjutnya? Siapakah yang akan mendapatkan Mey?