2

39 2 0
                                    

Seorang wanita muda memasuki SMA Harapan Nusa dengan langkah angkuhnya. Ya. Erisca Fraline. Seorang wanita muda yang bisa dibilang termasuk konglomerat. Diusianya yang ke 16 ini, mempunyai saham dimana-mana. Ya tentu saja saham-saham itu masih atas nama ayahnya, Arima Fransiscus.

Dia mempunyai paras yang cantik, tentu saja. Itu semua karena ayahnya yang notabene berketurunan Jepang dan ibunya, Venie Angeline, berketurunan Belanda. Perfect, huh?

Namun, mereka semua tidak tau betapa terpuruknya seorang Erisca Fraline. Saudara kembarnya, Calvin Fralin. Mengalami kebutaan.

Flashback on

Saat mereka berumur 4 tahun.

"Kak Kalpin.." rengek Erisca kecil.

"Kenapa dede Caca?" tanya Calvin. Umur mereka hanya berjarak 2 menit.

"Balon aku kak nyangkut di cana. Ambilin." rengeknya.

"Bental ya dek." kata Calvin sambil mengambil kursi untuk menggapai tali balon. Namun, karna Calvin pendek, dia harus berjinjit. Kursi tidak ada yang memegang. Sudah tau kelanjutannya, bukan?

Ya, Calvin terjatuh. Anak kecil terjatuh dari ketinggian.

Jeritan dan tangisan pilu terdengar dari balkon di Komplek Griya Indah.

"Kak Kalpin! Tunggu aku kak!" jerit Erisca.

Seketika, orangtuanya langsung ke balkon untuk melihat kenapa Erisca menangis.

"Calvin!" teriak Arima dan Venie bersamaan.

Mereka bertigapun turun dengan terburu-buru.

Dan langsung membawa Calvin ke rumah sakit.

------------

Sesampainya, saudara dari Arima, Akio Fransiscus, datang dengan buru-buru.

"Ada apa dengan Calvin, Arima?" tanyanya.

"Dia terjatuh dari lantai 2. Tolong selamatkan dia!" perintah Arima.

Akhirnya Calvin dibawa ke UGD.

Erisca terus saja menangis dipelukan ibunya.

"Don't be sad my little Princess. Your brother will be okay. Everything will be okay." kata Venie berusaha kuat.

Mereka tidak menyalahkan Erisca karena kejadian itu. Itu sudah menjadi tulisan kehidupan.

----------

Sekitar 45 menit, Akio keluar.

"Dia koma kak. Kita tunggu perkembangannya selama 24 jam." kata Akio menahan kesedihan karena keponakan tersayangnya, Calvin, tidak berdaya di atas ranjang rumah sakit.

"Erisca, kamu temenin om Akio ya. Mama sama papa mau bangunin kakak kamu." kata Arima lembut.

"Tapi pa.. Aku juga ingin bangunin kak Kalpin! Gala-gala aku dia jadi begini!" jeritan Erisca.

"Kak tolong bawa dia ya." ucap Venie yang menyerahkan Erisca ke Akio.

"Iya. Kakak tinggal dulu ya." ucap Akio lalu meninggalkan mereka di depan ruang ICU.

----------

24 jam yang ditentukan sudah sangat jauh. Sudah menginjak 2 minggu setelah kejadian tersebut. Erisca selalu merengek ingin tinggal dengan kakaknya saja. Mau tidak mau, Venie dan Arima mengalah dengan anaknya. Tetapi, Erisca akan ditemani oleh tantenya, Ellena Fransisca.

SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang