Part 2

5.3K 340 24
                                    


Orang bilang, cinta itu seperti pasir dalam genggaman tanganmu...
Bisa kau genggam, tapi kalau kau menggenggamnya terlalu erat, pasir itu pasti akan menghilang dari genggaman tanganmu...

*Prince POV*

Seperti yang lalu-lalu, aku sudah menceritakan semuanya pada kalian. Ini adalah Part dua kurasa. Sebuat coretan cerita iseng yang dibuat anak itu tentang kisah cintaku. Kisah cinta? Ya, kurasa ini bisa kutuliskan dalam catatan sejarahku kalau ini adalah kisah cintaku. Seperti yang sudah-sudah, aku menuliskannya dengan berbagai macam sudut pandang tentang perasaanku dan juga perasaannya. Entahlah.. aku juga bingung apa yang harus kutuliskan tentang sosok yang sudah mencuri hatiku itu. Pencurian secara tersirat yang membuatku harus mengejarnya untuk mendapatkan hatiku kembali.

"Ini gimana...?" lagi-lagi aku harus berurusan dengan orang-orang ini lagi. Kali ini ditambah dengan wajah-wajah lain, yang tentu saja menghakimiku. Aku tidak menyangka kalau akhirnya cewek yang membuatku harus berurusan dengan kak R - begitulah aku menyebutnya kini kembali berulah.

"Aku yang buat cerita ini, jadi aku tokoh utama tersirat di sini! Kalau bang Prince nolak, aku mau konsultasi sama bang Roy aja.. Kan dia yang minta part dua..!" dia berteriak sambil melambaikan tangannya, melawanku. Aku terdiam. Malas menanggapi celotehnya yang mungkin akan berhenti kalau sudah ditemukan alat jahit mulut.

"Trus gue yang harus wawancara kak Roy lagi?" kini nama itu sudah terucap di bibirku, karena aku bosan menyebut inisialnya dengan nama kak R. Bisa-bisa akan ada ke-GR-an di hati manusia-manusia itu.

"Kan anggota club jurnalistik cuma tinggal aku dan mbak Syl, jadi sekarang lagi gencar-gencarnya perekrutan baru..."

Jelas, lah tinggal kalian berdua! Mana mungkin ada yang tertarik dengan club jurnalistik kalian yang selalu mencari sensasi itu. Kemarin aku melihat ada bendera pelangi tertempel perkasa di mading kampus. Kalian tahu itu lambang apa..? Ya, tentu saja! Karena dua orang itu adalah pengagum, ah.. tidak.. mereka adalah pemuja pelangi. Pelangi dalam artian tertentu, dan tak perlu kujelaskan di sini.

"Eh, Gaachan..! Siapa bilang! Tuh ada si Denny, asisten fotocopy kita! Lalu kemaren ada yang kirim surat di kotak saran. Ada Nandita, ada Raffa, ada Kihan, juga tambah Adit..." Sylvia memotong ucapan Gaachan dengan cepat. Dia tidak ingin kalau club tercintanya dianggap sebagai club kurang peminat.

"Ah, iya...! Kita lupakan soal itu. Jadi, bang Prince mau kagak ikutan club kami? Kan enak, kalau wawancara kak Roy aku nggak perlu nyuruh agen rahasia lagi. Kan ada bang Prince..." cewek itu berkedip. Aku menatapnya datar, dan dalam sekejap aku menggeleng. Menolak tegas permintaan tak masuk akalnya itu.

Ada hal yang tak perlu kuceritakan pada mereka soal kak Roy, karena aku takut mereka akan menjadikannya berita menarik dan akan ditempelkan di mading. You know... itu semacam ah, sudahlah.. bagaimana mungkin aku harus memberitahukan pada seisi sekolah kalau akhirnya aku digaet oleh ketua tim basket? Cowok pula?

Aku memang dekat dengannya. Sesekali dia pernah mengantarku pulang ke kostanku waktu hujan deras. Lalu dia juga pernah membawakan makanan saat aku kelaparan dan mengupdate kelaparanku via facebook. Dia datang layaknya santa yang membawa hadiah yang paling kutunggu-tunggu. Nasi goreng dengan dua telur mata sapi. Waktu itu aku bertanya kenapa ada dua telur mata sapi di sana, dia hanya menjawab karena sapinya sempurna. Punya dua mata, jarinya lengkap, telinga dan hidungnya berlubang. Please... apa sapi punya jari? Bodoh!

Secara otomatis aku juga terkadang tak sengaja mengunjungi dia waktu latihan basket, atau tepatnya aku terpaksa mengunjunginya. Alasannya simple, karena kakiku ingin saja melangkah ke tempat itu. Ah, aku tidak tahu soal itu! Hubungan kami pun hanya sebatas itu. Seperti pasangan virtual dalam game yang mengharuskan kami terkadang harus beradegan mesra, walaupun sebenarnya saat kami berdua hanya muncul cek-cok dan pertengkaran hebat. Saling hina, saling pukul, saling hujat.. ya, semacam itulah...!

They Do (ONESHOOT - BXB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang