adit Pro
"gue suka sama lo dit, lo mau kan jadi cowok gue? yah, gue tau lah pasti lo juga suka sama gue, iya kan? hehe gak usah malu gitu kok dit, gue tau kalo lo minder sama gue, tapi cuma lo yang pantes jadi pacar gue ketimbang cowok-cowok bodoh itu" ucapnya dengan pede nya.
"maaf? pacar? oh lo salah alika, gua gak pernah suka sama lo, apa lagi dengan sikap sombong lo tadi." ucapku, terlihat wajah tak terima dari nya
"maksud lo? lo nolak gue? eh kurang gue apa dit, gue cantik, kaya, semua cowok tergila-gila sama gue." jawabnya
"memang, lo cantik, lo kaya. tapi lo bukan tipe gue." kataku santai
"trus tipe lo kayak apa? kayak dia?" sambil menunjuk ke arah dina.
"kalo gue suka sama dia, lo mau apa?" ucapku asal, aku melihat dina merasa tak percaya dengan apa yang aku ucapkan.
"lo!! bener bener ya, dari segi apapun gue itu lebih dari dia. cantik? nggak.kaya? boro-boro deh." berangnya
"setidak nya dia masih punya hati ketimbang lo ka." aku pun berjalan pergi sambil menarik tangan dina yang masih melihatku tak percaya.
"ADIT!!!!!!!!!" teriak alika, tapi tak aku hiraukan.
**
"dit kok semalem lo nolak alika?" tanya dina hati-hati.
"jadi harusnya gue nerima dia gitu.?" jawabku santai sambil melihat kearah gerbang dan pemandangan cukup menarik perhatian ku. yah, alika di antar laki-laki, yang terlihat cukup dekat dengan nya. dan dia mencium kening nya. apa-apaan ini? bukan nya baru semalam dia menyatakan perasaan nya ke gue. kok malah udah punya gebetan baru, atau jangan-jangan udah pacaran. loh kok aku jadi gak terima gini yah? ah bodo amat.
ucapku dalam hati.
"dit, adit." sambil mengoncangkan tubuh ku
"he?apa? sorry sorry gue gak dengerin lo."jawabku
"lo mikirin apaan sih? kok kayak nya lo ngeliatin alika gitu?" sambil melihat ke arah alika.
"apaan sih? nggak kok." elak ku
"ayoo adit, sebenarnya lo suka kan sama alika, ngaku aja deh, kita dari kecil udah temenan dit, lo gak bisa bohongin gue. lagi pula dulu lo pernah bilang ke gue kalo lo suka sama alika." kata-kata dina cukup membuatku terdiam sejenak, dan tanpa sengaja mata ku dan alika bertemu persekian detik hingga akhirnya alika memutuskan pandangan itu.
" gak kok din, itu kan dulu. lagi pula makin kesini gue baru tau sikap alika sebenernya." jawab ku dengan tersenyum.
"yaudah kalo gitu, aku kekelas duluan yah." kata dina dan hanya ku balas dengan anggukan
**
"lo kenapa sih ka? dari tadi muka lo kusut gitu." tanya tasya.
"gak kenapa-kenapa kok." jawabku sambil meminum jus.
"lo gak sakit hati gara-gara adit semalem?" tanya tasya yang cukup membuat ku mengingat kejadian tadi pagi.
"heh? gak lah, gak mungkin lah gue sakit hati. lagian masih banyak cowok yang ngantri buat gue." jawab ku tak terima.
"eh ada yang baru di tolak cowok nih" celah lista dengan muka 1000% menghina
"ada masalah?" jawab ku mencoba sesantai mungkin.
"alika, alika. gua tuh kesian baget sama lo. udah di tinggal sama bryan, eh di tolak pula sama adit. kesian banget yah nasib lo." ucapnya mengejek.
"setidak nya aku bukan wanita rendahan kayak lo yang rela di jadiin simpanan."
"yah yah, tetep aja kan bryan milih gue." jawab nya bangga