Bayu bersungut-sungut memasuki kamar mandi yang terletak di dalam kamar. Dia gak habis pikir sama apa yang di perbuat adiknya. Bisa-bisanya gadis itu menaruh popok yang sudah berisi pup anaknya di wajah tampannya, saat dia melintasi ruang tengah.
Huh! Dia mendesah sebal. Membasuh wajahnya yang kena kotoran sang anak, kasar.
"Adik kurang ajar, awas aja tuh anak, nanti gua tempeleng habis-habisan."makinya dalam hati. Tangannya terus menggosok-gosok wajahnya, membasuhnya dengan air dan kembali menggosok-gosoknya menggunakan facial face khusus laki-laki. Begitu terus, sampai handphonenya berbunyi.
Di raihnya handuk sebelah wastafel, mengeringkan wajah serta kedua tangannya. Mengambil handphone yang sejak tadi berdering di saku celana kerjanya.
Tia calling.
Bayu mendengus melihat nama sahabat kecilnya menari-menari di handphone. Dengan enggan dia menggeser layar icon ke samping.
"Apa, Cil?"
"Cal Cil, Cal cil, emangnya gua Kucil?!"maki orang di sebrang gak terima atas apa yang dia dengar dari mulut sahabat gilanya.
Bayu terkekeh. "Loe kan masih Kecil, ya gua panggil Cil dong, salah?"tanya Bayu terdengar polos, tapi andai saja sahabatnya melihat wajah Bayu saat ini, sudah di pastikan. Cubitan Maut akan mendarat dengan sempurna di perut sixpack-nya.
Tia memutar kedua bola mata malas. Ingin membantah perkataan Bayu, kalau saja si lawan Telfone gak berbicara lebih dulu.
"Anak kecil yang udah bisa buat anak, tapinya."seru Bayu di sertai tawa yang membahana. Sepertinya dia puas sekali mengerjai sahabatnya tanpa ampun.
Tia berdecak jengkel. Kalau dia ladeni kejailan Bayu ini, yang ada nanti malah mereka beradu mulut, yang berakhir dan sudah bisa di pastikan, kalau dirinya sendiri yang akan kalah. Jadinya dia membelokkan pembicaraan ini.
"Tolongin gua dong Bay, gua lagi kepengen banget makan bak mie. Loe tau kan, kalau suami gua itu lagi dinas."
Kini gilaran Bayu yang mendengus jengkel. Emang sahabatnya kira dia ini babunya apa? "Loe berani bayar gua berapa?"
Tia berdecak kesal. "Elah. Sama sahabat diri aja peritungan. Pokoknya gua tunggu 5 menit, kalo 5 menit loe gak dateng, gua sunat titit loe sampe habis!"
Setelah mengatakan itu, sambungan telfon terputus sebelah pihak. Membuat Bayu berdecak kesal.
"Semua Cewek itu sama aja! ngerepotin!"makinya di depan handphone yang sama sekali gak berdosa.
Ingin sekali dia mengabaikan perintah laknat dari sahabatnya. kalau dia gak ingat, sahabat kecilnya itu sedng tekdung. Bayu mendengus. Hatinya memaki Tria yang meninggalkan Tia saat sedang hamil. Memang, Tria meninggalkan Tia hanya beberapa bulan, tapi kenapa harus dia yang menjadi tukang ojek dadakan buat sahabatnya? Duh! Rasanya dia ingin menyekik Tria saat ini juga.
Meski hatinya misuh-misuh, tapi jiwa baiknya sama sekali gak bisa dia abaikan. Pada akhirnya dia membelikan bak mie pesenan Tia, di toko yang sering wanita itu kunjungi sebelum dia menikah tentunya.
Tanpa semangat, Bayu mengetuk pintu cream di hadapannya beberapa kali, berjalan kearah kursi di teras, duduk di atasnya dan meletakkan bungkusan di meja.
Tangannya merogoh saku celana kain yang masih ia pakai, mengotak-ngatik handphonenya, mengecek notice yang mungkin dari Andre tentang tugas baru.
Kedua gadis yang sejak tadi menatap Bayu tanpa kedip, berbisik-bisik sambil senggol-senggolan. Menyuruh salah satu di antara mereka untuk maju berkenalan.
YOU ARE READING
[ON HOLD] Cintamu
Teen FictionBagi Bayu, Wanita hanyalah penanam benih dan kepuasan birahinya. namun siapa sangka, seorang gadis yang masih di katakan 'Bau Ingusan' terus mengejarnya dengan bodoh, mengejarnya tanpa kenal yang namanya Lelah. Akankah cinta si gadis 'Bodoh' ini a...