"Bay, kita dapat undangan dari salah satu SMA di Jakarta. Kita di suruh buat pidato untuk anak didik mereka." Kata Andre merebut smarthphone yang sejak tadi di genggam Bayu.
Pria itu berdecak jengkel. "Kapan?" tanyanya tanpa berusaha mengambil handphonenya dari tangan Andre, kedua tangannya terlipat di depan dada.
"Besok. Inta, Dewi sama Prita gak bisa ikut, mereka ada kesibukan sendiri-sendiri. Dewi yang gak boleh keluar rumah sama suami selama hamil, Inta yang masih di Jerman, Prita yang lagi nyiapin weddingnya. Jadi kita hanya berdua." Kata Andre berjalan ke arah sofa di ruangan Bayu, melanjutkan permainan yang tadi baru di mainkan Bayu.
Bayu berdiri dari duduknya, berjalan ke arah Andre, duduk di single sofa. "Ngomong-ngomong, gimana tuh orang yang loe taksir? Ada perubahan?" tanya Bayu iseng.
Andre tersedak air lirunya sendiri. Tatapan tajam melayang. "Gua gak naksir dia yah, gua hanya merasa simpati hanya itu." Kilah Andre acuh, menekan kata simpati, kembali melanjutkan permainan di handphone Bayu.
"Hanya simpati? Kalo hanya Simpati kenapa loe sampe ngubek-ngubek tentang dia? Loe kira gua gak tau, kalo loe nyuruh Joana untuk nyelidiki masalalu cewek loe itu? Halah, Ndre, boong kok sama gua. Kadal kok loe kadalin, mana bisa!"
Andre kembali tersedak air liurnya, melempar handphone Bayu ke pria itu yang segera di tangkap. Bayu tergelak.
"Terserah apa loe kata deh. Ngomong-ngomong sekertaris loe sekarang cowok? Udah tobat loe?" kata Andre mengejek.
Bayu berdecak jengkel. "Nyokap tuh yang milihin."
Andre terbahak keras mendengar perkataan sahabatnya. Menertawakan ketidak beruntungan yang sedang menimpa Bayu.
.
Bayu dan Andre berjalan santai di koridor salah satu SMA Jakarta. Hampir semua siswi di sana mematung, melihat ketampanan dua pria yang sedang berjalan melewati mereka, menatap penuh kekaguman.
Bruk.
"Aw!" pekik salah satu siswi yang sedang membawa beberapa buku menbarak punggung Bayu, membuat Bayu menghentikan langkahnya, kepalanya menoleh dan mendengus. Ada ya Siswi yang cerobohnya seperti dia?.
"Hati-hati dong kalo jalan!" kata Bayu jengkel. Andre menggelengkan kepala melihat sikap arrogant Bayu yang kembali muncul.
Gadis itu mendongak untuk meminta maaf, namun sebelum kalimatnya selesai matanya terbelalak, berdiri tiba-tiba membuat Bayu sedikit mundur, sebagai gerakan refleks, matanya ikut membelo melihat wajah gadis di depannya yang hanya sebatas dadanya.
"Loe?!" pekik Bayu tidak percaya.
Gadis itu mengangguk antusias. "Apa kabar kak Bayu," kata Raya ceria, senyuman manis hadir di wajah iumutnya.
"Tau dari mana nama gua?"
"Dari kak Tia," jawab gadis itu riang, senyumannya sama sekali tidak memudar.
Bayu mendecih, memutar tubuhnya untuk berjalan menjauhi gadis itu, namun baru beberapa langkah, Raya menghalangi langkahnya.
"Apa sih bocah? Minggir!" kata Bayu mendorong kepala Raya kebelakang.
Tanpa di duga, Raya memegangi tangannya, mendekapnya erat. "Bocah, apaan sih loe? Lepasin tangan gua!" kata Bayu mencoba menarik tangannya. Namun Raya menggeleng. Sedangkan Andre terkekeh, melihat ulah Raya yang menurutnya menggemaskan.
"Aku bakal ngelepasin, kalo kakak mau ngasih pin sama nomor telepon."
Bayu mendesis jengkel, menarik tangannya kasar membuat senyuman di wajah gadis itu memudar.
YOU ARE READING
[ON HOLD] Cintamu
Teen FictionBagi Bayu, Wanita hanyalah penanam benih dan kepuasan birahinya. namun siapa sangka, seorang gadis yang masih di katakan 'Bau Ingusan' terus mengejarnya dengan bodoh, mengejarnya tanpa kenal yang namanya Lelah. Akankah cinta si gadis 'Bodoh' ini a...