Naira Rastadita begitulah namanya, gadis dengan mata coklat yang cantik dan ambisius, akh sikap ambisiusnya yang membuat gadis ini tidak pernah main-main dengan yang namanya prestasi. Sikapnya ini lahir dari orang tua dan kerabatnya, yang selalu saja membuat dia harus berusaha untuk tetap menjadi yang terbaik dalam segala hal, salah satunya prestasi.
Setiap hari dia harus ikut les ini, les itu, kursus ini, kursus itu, dan terus memegang yang namanya buku. Tersiksa? jelas tidak dia malah menjadi gadis yang penuh ambisi, hampir seluruh waktunya dia habiskan untuk mengejar ambisinya. Bahkan jika nilai ulangannya kurang sedikit saja dari angka seratus, dia bisa begadang semalaman untuk menguasai materi itu.
Remaja adalah masa yang penuh dengan keceriaan dan permainan perasaan, tapi baginya hanya ada ambisi yang tidak bisa di ganggu gugat. Posisi peringkat pertama yang tidak pernah tergantikan, membuat semua temannya hanya bisa mengharapkan posisi ke dua dan ke tiga.
Seperti halnya hari ini, saat pembagian rapor mungkin semua siswa di kelas lain dengan hati berdebar menunggu namanya disebut menjadi peringkat pertama, berbeda dengan teman sekelas Naira, mereka sudah tahu siapa yang akan menjadi juaranya.
"Ah dia lagi"
"Memangnya siapa lagi gadis cantik yang sangat cerdas selain dia?"
"Ya kau benar, sangat sulit untuk mengalahkannya"
"Sudahlah puaskan saja dirimu, menjadi juara dua"
"huh?"Hal yang mengejutkan membuat semuanya memandang ke arah Naira, pak Riswan mengatakan kalau dia akan di pindahkan ke kelas paling ujung, dengan alasan agar dia bisa memotivasi teman-teman barunya. Kelas yang terkenal dengan prestasi buruknya, Naira? Pindah kelas? Mau? jelas saja dia menolaknya.
Yang ada di pikirannya jika dia berada di kelas seperti itu, maka akan sangat mengganggu belajarnya, alasan yang sangat masuk akal bukan, untuk ukuran seorang Naira. Pak Riswan pun memakluminya dan mengambil keputusan untuk memindahkan dua orang siswa yang berada di urutan terakhir ke kelas Naira, dan meminta Naira mengajari mereka sebagai gantinya.
Yah dari pada rugi banyak, ini lebih baik, begitulah pikiran Naira yang akhirnya menyetujuinya. Hilanglah sudah harapan teman-temannya untuk menjadi peringkat pertama, karena saingan terberat mereka Naira tidak jadi pindah, meyedihkan memang.
'''''''''
Maaf jika ceritanya aneh?
Setiap saran dan dukungan anda sangat berarti
KAMU SEDANG MEMBACA
Ambitious Girl
Short StoryJika aku punya keinginan, maka aku harus mendapatkannya.