Friendzone

34 1 0
                                    

Reno Adiputra. Seorang teman lelaki paling dekat denganku sejak kurang lebih 6 bulan yang lalu. Teman dekat? Memang benar saja, aku tidak akan lupa akan statusku dengan Reno yang hanya sebatas teman. Aku tahu bahwa Reno sudah punya pacar, Reno sendiri yang bilang. Tapi aku sudah terlanjur menjatuhkan hatiku padanya dan dia pun membiarkanku semakin jatuh dalam cintanya. Reno membiarkanku memberi perhatian dan dukungan padanya. Begitu pula sebaliknya, dia memberiku semangat setiap hari. Bahkan dia katakan bahwa dia nyaman bersamaku, dan hal itu sangat membuatku semakin bersemangat untuk menyayanginya.

Semenjak aku bertemu dengan Reno aku berubah. Aku semakin semangat pergi sekolah, semangat belajar, dan melaksanakan kegiatan tambahan disekolah.

Oh ya, namaku Ratna Ananda Putri, siswa kelas 11 di SMA Pahlawan, Yogyakarta. Aku dan Reno satu angkatan, hanya saja kami berbeda kelas dan jurusan. Aku memilih jurusan IPS sedangkan Reno mengambil jurusan MIPA. Meski demikian aku dan Reno berteman baik walaupun kelas kita berjauhan.

Tiiiit
Suara handphoneku berbunyi, tandanya pesan masuk. Dengan sigap aku mengusap lockscreen. Ternyata pesan dari Reno.

From: Reno
Selamat malam Ratna:-)

Pesan dari Reno langsung membuat batinku tersenyum. Seketika semua rasa cemasku hilang. Setidaknya kecemasanku dari tadi menunggu kabarnya terobati dengan menerima pesan singkatnya.

To: Reno
Selamat malam kembali Ren. Kamu kemana aja? Aku nunggu kabar kamu dari tadi, kamu kok baru kasih kabar skarng?:(

Aku membalas pesan Reno dengan bibir manyun karena kesal menunggu lama. Tak lama kemudian Reno membalas pesanku.

From: Reno
Maafin aku Ratna, tadi aku abis pulsa, ini baru diisi. Kenapa cemberut? Kan aku udah kasih kabar;-)

To: Reno
Aku dari tadi nunggu kabar kamu, aku khawatir tahuuu:(

From: Reno
Cie ada yang khawatirin aku, woles aja toh Rat, aku ndak lama kok di Surabaya, tar aku bawain oleh-oleh yah;-)

Aku tersenyum membaca isi pesan dari Reno. Kami memang seperti orang pacaran. Selayaknya orang pacaran kami saling perhatian, saling support, hanya saja kami terhalang oleh status. Berkali-kali Reno tegaskan kami hanya berteman, namun ku rasa berbeda. Teman-teman disekolah juga sudah tahu akan kedekatan kami dan menyarankan kami untuk jadian. Namun apadaya Reno tak bisa memutuskan kekasihnya dengan alasan kasihan. Entahlah semua lelaki memang seperti itu. Tapi bodohnya hatiku tetap saja mempertahankan cintanya.

Semakin absurd aja yah ini cerita. Maaf yah jangan kapok baca cerita aku. Tunggu chapter selanjutnya yah insyaAlloh gak absurd banget kok;;)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Selalu TentangmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang