Part 17

439 47 5
                                    

"Buka dong pintunya. Aku mau ngomong"
"Kamu pulang aja Chanyeol"
"Gak bisa, sayang buka dong"
"Udah"
"Aku mau bicarain pernikahan kita"
Denger kata pernikahan, Keira langsung diem nangisnya. Iya, Chanyeol ada didepan apartement Keira. Chanyeol gak bisa ninggalin Keira gitu aja. Ini gak adil. Kenapa dia bisa mikirin perasaan Keira. Sedangkan, perasaan Tasya enggak?

Emang dia kira, rasa ditinggalin tuh beda-beda ya? Memang. Disini. Keira sama Tasya jauh banget bedanya. Cantik juga cantikan Keira. Pinter, apalagi. Body. Udahlah. Kalau Tasya yang jalan bareng Chanyeol kek kakak jalan sama adek tau kecil banget si Tasya.

Mungkin karna banyak yang bagus dari Keira, Chanyeol jadi milih dia. Siapa yang tau?

"Chanyeol, gak ada yang diomongin lagi"
"Sayang, buka dulu deh"
"Pernikahan kita batal"
"Gak semudah itu dong Ra, masa batal sih? Mami aku ngomong apa? Bunda kamu juga nanti gimana"
"....... "
"Ra ayo dong buka pintunya"

Keira bukain Chanyeol pintu. Akhirnya. Chanyeol ngelangkahin kaki masuk ke apartement Keira. Berantakan. Banget. Keliatannya Keira abis ngamuk.

Ini Keira. Dia bisa nyembunyiin rasa marahnya didepan orang lain. Tapi dirumah. Dia gak bisa nyembunyiin apapun. Dia Keira. Dia pinter.

Chanyeoo ngedeketin Keira yang duduk di kursi putih, berhadapan dengan jendela yang dibiarkan terbuka. Padahal lagi dingin. Chanyeol duduk megangin tangan Keira.

"Kok sampai kayak gini, Ra"
"Aku gak papa Chanyeol"
"Ra...." belum selesai Chanyeol melanjutkan kalimatnya. Keira udah motong.
"Chanyeol, gue gakmau nikahnya dibatalin"

Chanyeol jadi bingung. Sebenernya tujuan dia kesini itu biar dia bisa mastiin, kalau Keira sama dia emang batal nikah. Supaya Chanyeol gak kena marah maminya atau bundanya Keira.

"Chanyeol kenapa diem"
"Hah? Enggak. Iya Ra, nikahnya gak dibatalin" Chanyeol megang rambut Keira. Chanyeol mau bilang apalagi kalau udah di gituin? Memang dari awal dia mau nikah sama Keira kan? Bahkan tanggalnya udah ditetapin. Tahun depan, tahun bahagianya Keira sama Chanyeol. Tanpa Tasya.

"Chanyeol. Kamu...."
"Iya? Kenapa?"
"Masih ada rasa sama Tasya ya?"
Takut Keira macem-macem disini, Chanyeol megang tangan Keira lagi. Kali ini dengan kedua tangannya. Kayaknya sayaaaang banget. Dia gak pernah giniin Tasya sama sekali.

"Enggak Ra, aku udah bilang Tasya masa lalu aku aja"
"Kalau emang masih aku gak marah"
Matanya mandang lantai ubin dikamarnya. Chanyeol takut Keira kenapa-napa. Chanyeol megangin dagu keira supaya ngehadap kedia.
"Denger ya, Sayang. Aku udah mau nikah sama kamu kan?"
"..... "
"Ra, please dont tell any unimportant name again. Bisa?"
"aku cuman takut kamu sama Tasya....."
"Enggak Ra"
"Aku pengganggu kalian ya?"

Chanyeol beneran deh bingung bales apa. Pengen bilang. Enggak tapi emang ganggu. Pengen bilang iya tapi nanti Keira marah.

"Enggak" Gotcha!
Chanyeol kenapa ya kadang suka bikin kesel. Nutupin kebohongan sama kebohongan lainnya itu gak baik Chanyeol. Kali ini. Tujuan Chanyeol biar Keira lebih tenang. Bukan apa-apa.

Jadi ingat, malam kemarin. Malam dimana Chanyeol ngajakin Tasya balikan lagi.
"Sya, bisa gak sih kita sama-sama kayak dulu"
"Enak ya ngomong"
"Kalau kamu marah sama aku, wajar Sya"
"Iya ini gue marah kok"
"Syaaaa"
"Chanyeol, kalau mau nikah ya nikah aja sana. Gak perlu perduliin gue. Lo lupa syaza bilang apa? Gue udah biasa yeol sendiri"
"Jujur ya, aku seneng banget ketemu kamu dihalte waktu itu. Aku udah lama banget pengen ketemu kamu"
"Gue juga, dan waktu gue tau lo sama Keira......"
"Gue bisa batalin Sya"
"Gak perlu Chanyeol, gue rela lo sama Keira"
"Aku sayangnya sama kamu"
"Sama Keira juga kan?"
"Gak sesayang aku ke kamu Sya"
"Percuma, kamu udah milih jalan kamu kan?"
"Tasya bisa gak kita....."
"Kalau bawa-bawa kata kita, udah gak bisa lagi. Kita gak bisa jadi satu"

Tasya mau nangis ditahan. Tasya kesel. Chanyeol dengan enaknya ngajak balikan. Tanpa mikirin Tasya mau apa enggak?

"Gue nunggu lo 4 tahun, sendiri"
"Gue nungguin lo, setiap malam dibikin baper sama kertas-kertas pink yang lo bikin"
"Padahal ya tulisan lo bagus juga enggak"
"lo kemana yeol?"
"Gak ada"
"Belom waktu gue sakit demam tengah malem manggilin nama lo, lo kemana?"
"Tau gak? Kenapa Syaza marah?"
"Dia yang ngurusin gue. Semuanya. Gue kemana-mana dia yang nemenin. Lo kemana?"
"Gue nyusulin lo. Cari sekolah buat bisa nyusul lo. Tau-tau lo disini sama Keira hahaha"
"Tasya, aku bisa jelasin"
"Jelasin? Kenapa gak dari dulu sih jelasinnya?"
"Aku jadi inget, kamu giniin aku dulu pas kamu sama Amara"
"Bisa banget ya Sya bawa yang lama-lama"
"Kenapa? Gak boleh?"
"Gue nyesel kenapa ninggalin Chen buat ditinggalin lagi sama lo"

Chanyeol berlutut didepan Tasya. Emang salahnya gak bisa dimaafin lagi. Semuanya yang Tasya mau ceritain udah di sebutin. Sekarang Chanyeol nunduk, sambil megangin kedua lengan Tasya.
"Gue gak mau kehilangan lo, lagi"
"Sya, aku disini"
"Aku gak kemana-mana"
"Chanyeol"
"Kamu, seenaknya dateng ke aku terus pergi. Kamu tuh gak jelas. Aku gak suka sama yang gak jelas"
"Aku mau yang jelas-jelas aja"
"Aku mau kamu"
"Dulu emang kamu tuh priority aku buat ngapa-ngapain"
"But now? Chanyeol im sorry i must go back with him"

Chanyeol noleh kebelakang ngikutin tatapan mata Tasya. Tatapannya fokus kedepan. Ke mata Kao. Kao yang lagi jemputin dia bawa payung karna emang turun salju. Kao.

"Chanyeol , kamu terlalu abu-abu"

When Will I See You Again?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang