Prolog

493 17 1
                                    

Violet POV

Aku terus berlari dalam kegelapan malam. Masa bodoh. Aku tidak peduli dengan kaki ku yang terasa sangat pegal, bahkan rasanya seperti ditusuk oleh ribuan duri. Yang aku khawatirkan hanyalah nyawaku. Saat ini aku sedang berada di gang sempit sambil berlari terbirit-birit. Berlari secepat mungkin dan sejauh mungkin dari mereka. Ya mereka. Gelandangan yang gemar sekali mabuk-mabukan.

"Hei mengapa kau berlari secepat itu gadis cantik? Get back here you bitch. Kau pikir kemana kau akan pergi, huh? Ini adalah daerah kekuasaan kami hahaha dan kau tidak bisa seenaknya melewati daerah ini. Well, setidaknya puaskan kami dulu malam ini baru kami izinkan kau pergi kemanapun yang kau mau" ucap seorang pemabuk kurus kering yang tengah menenggak sebotol minuman keras oplosan dari tangan kirinya sambil terkekeh.

"That's right baby" timpal teman si kurus kering yang memakai hoodie hitam bertuliskan 'Rolling Stone'.

Oh god what should I do? God dammit! Aku tidak tahu lagi kemana aku harus pergi. Jalan buntu! Shit! Aku membalikkan tubuhku untuk berlari kearah lainnya. Too late. Mereka sudah berada di depanku. Sekitar tujuh meter dihadapanku. Yang dapat aku lakukan hanyalah mundur untuk menjauhi mereka. Tanpa kusadari air mataku mulai membasahi pipiku dan peluhku berjatuhan. Aku terlonjak kaget ketika punggungku menabrak tembok. Oh tidak. Ini buruk.

"Kau tidak bisa pergi kemana mana lagi pretty girl" Ucap seorang pemabuk yang kuperkirakan berumur awal 30-an itu.

"Please just let me go. I'll give you my money..." Aku tidak dapat menahannya lagi. Air mataku turun begitu derasnya seiring dengan jarak yang semakin sempit diantara aku dan tiga orang pemabuk sialan itu.

Damn! Aku terkepung. Tiga lawan satu. Oh lebih tepatnya 3 Pria bersenjata melawan 1 Wanita lemah yang tidak bersenjata. Great.

"No... Please let me go! Help! Somebody... Help!" Aku berteriak sekencang mungkin. I know, tak akan ada yang mendengar suaraku di gang sempit dan gelap ini.

Si kurus kering mengeluarkan pisau lipat dari sakunya dan mengarahkannya ke wajahku. Sontak mataku membelalak. "Shh... Easy girl. Kau tidak ingin pisau ini melukai wajah cantikmu kan?" ancamnya.

aku menggeleng dengan cepat.

Ia mendekatkan wajahnya hingga sejajar dengan wajahku. "Then dont do anything stupid like that. Or I will ruin your pretty face".

Aku hanya mengangguk pelan. Ia tersenyum mengejek dan menjilat telinga kananku. Bajingan! Aku hendak mendorongnya namun seketika ia mengangkat kedua tanganku dengan tangan kirinya lalu menahannya diatas kepalaku.

"Stop it! Please... I beg you" Aku memohon.

"i like when you beg. Say it again!" Ujarnya mendominasi.

Son of a bitch! Aku meludah tepat di wajahnya. "Pergilah ke neraka, brengsek!". Ia menggeram lalu mengeluarkan pistol dari mantelnya lalu mengarahkan pistol itu ke dahiku.

"beraninya kau meludahiku jalang. Kau pikir siapa dirimu, huh? Aku rasa sebaiknya kau mati saja. Aku sudah tidak bernafsu denganmu" Ia menarik pelatuk pistolnya. Aku memejamkan mataku sambil menangis. Menunggu ajal menjemputku.

Selanjutnya aku mendengar suara ledakan dan teriakan beberapa pria. Aku menutup telingaku dengan kedua tanganku dan menangis sejadi-jadinya. Tubuhku merosot dan meringkuk karena begitu ketakutan dengan suara gaduh di sekitarku. Lalu semuanya mendadak hening. What's happening? Aku merasakan tangan seseorang menyentuh pundakku.

"No! don't you dare touching me!" Aku berteriak.

"Its okay... Kau aman sekarang miss" Ucap pria itu.

Perlahan aku membuka mataku. Lalu aku melihatnya. Wajahnya sangat tampan bagaikan dewa yunani. Badannya, oh... Aku bahkan dapat melihat jelas otot-ototnya yang sangat terbentuk dibalik kaus abu-abu polos yang ia kenakan. Dan aromanya... Aromanya sangat maskulin. Perpaduan antara mint dan musk mungkin? Lalu senyuman miringnya seakan mengembalikanku ke dunia nyata. Oh tuhan apa yang kau lakukan Violet Smith? apa kau baru saja mengagumi penyelamatmu? Pria dihadapanku terkekeh.

"Apa kau baru saja mengagumiku miss?" tanyanya dengan percaya diri.

"No! Aku hanya shock dengan apa yang baru saja terjadi. Thank you for saving me, mr?"

"Dave. Namaku Dave Koehl" Hmm... nama yang bagus.

"Ah... Omong-omong kau tidak apa apa Miss? Siapa namamu?"

"Violet. Violet Smith. Ya aku baik baik saja. Thanks to you" Aku memperkenalkan diriku.

"Nama yang cantik. Seperti pemiliknya" what? apa ia berusaha merayuku? Aku berusaha sebisa mungkin agar tidak merona. Tapi sepertinya usahaku sia-sia. Dapat kurasakan pipiku memanas sekarang. Biar kutebak, wajahku saat ini pasti terlihat seperti tomat. Yup, exactly.

Aku mendengarnya terkekeh. "Rona pipimu cantik" Katanya. Apa aku tidak salah dengar?

"Thanks. By the way terima kasih telah menolongku Mr. Koehl. Aku tak bisa menbayangkan apa yang terjadi jika tidak ada kau" ucapku bersungguh sungguh.

"Sama-sama Ms. Smith" Ia tersenyum manis. Oh god... Rasanya aku ingin mencium bibirnya itu. Tunggu. Sejak kapan aku berpikiran kotor seperti ini. Cepat-cepat kubuang pemikiran kotorku. Lalu aku tersadar akan suatu hal. Kemana perginya para pemabuk sialan tadi?

"Aku sudah mengurus mereka kalau itu yang ingin kau tanyakan dan yang kau pikirkan di kepala cantikmu itu" Dave menjelaskan seolah ia dapat membaca pikiranku.

Aku hanya mengangguk kecil lalu menoleh ke jam tanganku. Yatuhan sudah pukul 12 malam. "umm... Mr. Koehl sekali lagi aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Kau tahu aku berhutang nyawa padamu. Sepertinya aku harus segera pergi. Goodnight Mr. Koehl!" aku berpamitan dengannya.

ia hanya mengangguk kecil lalu melambaikan tangannya "Dave. Just Dave. See you soon Violet Smith" aku tersenyum lalu membalikkan tubuhku dan berjalan keluar gang sialan ini. Tapi tunggu. Ia berkata apa barusan? 'See you soon'?

aku membalikkan tubuhku. "Mr. Koehl did you just..." aku mengernyit. Kemana perginya Mr. Koehl? I thought he was still behind me. Bulu kudukku meremang. Ah mungkin dia sudah pergi. Dewi batinku mencoba untuk berpikir positif. Berhenti berpikir yang tidak-tidak Violet, mungkin kau hanya kelelahan. Aku meyakinkan diriku sendiri.

"Hhh..." Aku menghela nafasku. Easy Violet. Inhale. Exhale. Yang terpenting sekarang adalah pergi secepatnya dan lupakan semua kejadian konyol ini.

HYPNOTIZETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang