3

12 1 0
                                    

Hari ini aku duduk bersama Aldan. Chairmate baruku. Aku bersyukur dia mau duduk bersamaku. Selain bisa pdkt aku juga bisa minta ajarkan sesuatu sama Aldan, dia kan cerdas.

Bu Zumi menjelaskan rumus-rumus matematika yang sangat rumit. Aku memandang wajah Aldan yang sedang serius mendengarkan penjelasan Bu Zumi.

"Oke sekarang kejakan buku paket halanan 107", Bu Zumi memberi tugas. Aku meringis, melihat tugas di halaman 107 sangat banyak.

Aku mencoba mengerjakan nomor satu, namun dengan cara apapun aku gagal. Aku melihat Aldan yang dengan tenang sedang mengerjakan tugas itu. Dan kemudian ia menutup buku tugasnya.

"Udah selesai?", ia mengangguk.
"Udah"
"Boleh minta ajarin nomor satu gak?", aku menatapnya pas dimanik mata nya. Ia juga melakukan hal yang sama.
"Boleh kok", ia menjawab dan mengalihkan pandangannya dari ku.

*****
Aku pulang bersama Aldan, menggunakan mobilnya. Aku terus menatapnya. Ia bergetak tidak nyaman. Aku terkekeh.

"Kenapa ketawa?", ia bertanya.
"Gak kenapa-kenapa, cuma lo lucu aja", aku terkekeh lagi.

Aku merasa aneh. Aku menyukainya, namun ia tak menyukaiku. Aku mengejarnya namun ia tidak mengejarku. Dan aku ingin terus bersamanya, namun ia ingin terus belajar. Aku merasa aku agresif.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Nerdy BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang