PROLOG

476 4 0
                                    

Riska seorang mahasiswi jurusan akuntansi. Dia wanita yang ramah dan mudah bergaul walaupun cenderung pendiam. Hal itu lah yang membuat Bayu tertarik kepada Riska. Sehingga setelah setahun Riska lulus kuliah, Bayu meminangnya. Dan akhirna Riska dan Bayu menikah. Dan mereka tinggal di Jogja tempat Bayu bekerja. Mereka tinggal dikontakkan sederhana karena memang mereka belum punya tabungan untuk membeli rumah, selain itu mereka belum menetapkan dimana mereka akan menetap dimana. Pernikahan mereka sungguh bahagia sampai membuat orang yang melihatnya pun merasa iri. Riska selalu berusaha memberikan yang terbaik buat bayu begitupun juga Bayu. Satu bulan dua bulan tiga bulan pernikahan mereke, Riska tak kunjung hamil juga tetapi mereka tak mau ambil pusing dengan itu, dalam benak mereka mungkin memang belum waktunya. Kehidupan rumah tangga mereka layaknya rumah tangga pada umumnya. Walaupun terkadang Riska merasa nyesek hatinya saat ada orang yang bilang kok belum hamil-hamil. Tetapi Riska walaupun begitu menanggapinya dengan santai dan tersenyum sambil di jawab..iya.. gak apa-apa mungkin
Disuruh bulan madu dulu hehehe.. sabar aja.

Riska tak pernah berkecil hati tentang hal itu karena di luaran sana banyak wanita yang bernasib sama. Dan apakah Kebahagian suatu rumah tangga memang ditentukan dari kehadiran suatu anak? Apa kah rumah tangga tanpa anak berarti rumah tangganya tak harmonis? Apakah ini tujuan pernikahan?
Mungkin benar Bayu tak pernah menanyakan atau menuntut kepada Riska, tetapi Riska tahu apa yang dirasakan Bayu. Mungkin sama dengan yang sudah dirasakan Riska. Hanya kesedihan yang dirasakan oleh Riska.

"Pa... kok aku belum hamil-hamil ya?" Tanya Riska

"Sudah gak apa-apa jangan dipikirkan mungkin memang belum waktunya" jawab Bayu

"Benar... tapi kan rasanya bagaimana gitu pa...." sahut Riska

"Sudahlah ma.. jangan dipikirkan, nanti kamu stres kan kamu gak boleh banyak mikir sayang biar gak stres.. yang penting kita usaha aja dulu... "kata Bayu

"Iya.. pa.." Jawab Riska
Tetapi Riska masih belum bisa tenang dan gak bisa tidur malam itu. Tetapi Bayu faham kegalauan yang dirasakan oleh Riska.

Akhirnya Bayu memeluk Riska sambil membisikkan suatu kalimat.. yuk ma kita usaha sekarang....

Riska pun tersenyum melihat kelakuan suaminya itu..

Setahun telah berlalu pernikahan mereka. Tetapi Riska pun tak kunjung hamil juga. Tetapi seperti sebelumnya pernikahan mereka tetap baik-baik saja dan harmonis.
Kagalauan di hati Riska semakin tinggi mengingat dia belum hamil juga ditambah lagi usia yang terus bertambah dan cerita suatu rumah tangga yang belum di karunia anak pun semakin banyak. Dari yang suami meninggalkan istrinya, perselingkuhan dan sebagainya.
Ada rasa khawatir dalam diri Riska tapi Riska yakin hal itu tak akan terjadi padanya karena Riska tau siapa dan orang seperti apa suaminya itu. "Jika suamiku berbuat itu makan suamiku adalah yang yang sangat bodoh" kata Riska dalam hati.

Hari-hari tetap di lalui dengan biasa seperti hari-hari sebelumnya. Rupanya rutinitas seperti itu membuat Riska jenuh dan Riska ingin mencari kegiatan lain misal dengan bekerja. Karena hanya diam di rumah membuatnya semakin stres dan berpikir yang tidak-tidak. "Tapi apakah aku diijinkan kerja sama mas Bayu?" Kata Riska dalam hati

"Tapi aku coba aja bertanya nanti! Siapa tahu boleh" kata Riska.
Bayu tipe orang yang hanya ingin istrinya diam di rumah, menjaga rumah dan menunggu suaminya pulang.

SALAHKAH AKU JIKA AKU TAK BISA MEMBERIMU ANAK???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang