I Believe In love 3

88 5 3
                                    

I Believe in Love 3

"Atau.." Seunghyun
menggantung kata-katanya,
menatap Jiyong dengan mata
yang menyepelekan. "Atau
apa?" seru lelaki bertubuh
kecil itu. Sorot matanya
menatap tajam Seunghyun
"Haha. Aku tau kau
menyukai gadis miskin
itukan? Ayolah Jiyong,
matamu mengatakan itu
semua"
"Hentikan. Kau tidak berhak
mengatakan hal semacam
itu pada istrimu sendirimu"
"Benarkah? Ya Jiyong-ah
kau adalah sepupuku, aku
mau yang terbaik untukmu.
Aku berkata begitu karna
aku ingin menyadarkanmu
bahwa Gadis miskin itu tak
layak untukmu.." Seunghyun
menarik sudut bibirnya
keatas, membuat Jiyong
geram dan mengepalkan
tangannya. "Wanita seperti
itu harusnya dibuang
ketempat sampah"
"Aku bilang hentikan
"
"Sudahlah Jiyong aku saja
tidak betah hidup satu atap
dengannya, apalagi ka-"
"AKU BILANG
HENTIKAAANN" BUG BUG
BUG. Hilang sudah
kesabaran Jiyong, tangan
yang mengepal itu ia
luncurkan kewajah
Seunghyun membuat wajah
mulus nan tampan itu
memerah dan membiru
dengan dihiasi bercak darah
disudut bibirnya. Dengan ibu
jarinya Seunghyun menyeka
darah dibibirnya lalu ia
tersenyum licik. "Directur
Kwon, kau memang sama
dengan gadis itu. Menjijikan.
Hahaha, kau cocok jika
bersanding dengannya"
"Benarkah? kalau begitu
cepat urus perceraianmu
dengannya" Jawab Jiyong
dengan nafas yang tidak
beraturan. Jasnya tidak lagi
serapi tadi, berantakan juga
wajah yang bersemu marah
karna emosi
. "Dengar baik-baik, aku
akan membunuhmu jika kau
menyentuh Lexa apalagi
sampai menyakitinya" Jiyong
melangkah penuh emosi dan
menutup pintu ruang kerja
Seunghyun dengan kasar.
Seunghyun bangkit dari
jatuhnya dan menepuk
nepuk bahunya yang
disentuh Jiyong tadi. --> Aku
menatap kamar Seunghyun
yang amat sangat
berantakan. Mungkin ini
adalah tanda dari
perbuatannya semalam.
Dadaku kian sesak saat
menatap kamar ini, kamar
yang seharusnya aku
tempati berdua dengannya.
"Kau harus kuat Lexa, kau
harus kuat" Ternyata
menjadi istri yang baik
sungguh teramat sangat
sulit. Aku memang terlahir
dari keluarga miskin, ibuku
dan ayahku dulu hanya
penjual ikan dipasar dan aku
hanya seorang gadis lulusan
SMA yang ada didesa
terpencil. Jauh dari hirup
pikuk keramaian kota yang
amat sangat bebas,
sekalipun aku tidak pernah
mengenal yang namanya
pacaran apalagi ciuman.
Ciuman pertamaku adalah
Seunghyun, diAltar saat kita
menikah. Aku bahagia amat
bahagia, aku mencintainya
saat pertamakali kita
berjumpa. Dia memberikan
senyuman termanis dan
tulus saat itu, membuat
hatiku bergetar hebat dan
langsung menerimanya
menjadi suamiku. Tapi
malam itu, tepat saat malam
setelah kami menikah,
semua kebahagiakan ku
runtuh.
"Ini rumah yang akan kalian
huni" ucap Jiyong sepupu
Seunghyun
"Apa perlu aku antar untuk melihat2?" Lanjut Jiyong. Seunghyun menggeleng "Tidak usah, cepat pulang kau mengangguguku tn. Kwon" Jiyong tertawa lalu mengangguk. Kupastikan wajahku bersemu merah, apalagi saat Seunghyun menggenggam tanganku erat. Jiyong-pun pergi, kini tak lagi nampak mobil pengantin berhias bunga. "Oppa? Seunghyun oppa"
seru seorang perempuan sexy yang tadi datang kepesta pernikahanku. Gadis itu berhamburan kepelukan Seunghyun dan mencium mesra pipi Seunghyun. Didepan mataku. "Seunghyun-ah, di dia siapa?" Seunghyun yang kini membalas rangkulan gadis itu "Kekasihku"

I Believe In LOVE 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang