DITINGGALKAN

401 22 4
                                    

"Sisi sayang Kak Vano. Apa Sisi punya salah? Bilang sama Sisi biar Sisi bisa berubah Kak." Sisi memegang tangan seorang lelaki yang ada di depannya ini dengan air mata yang terus becucuran. Sudah 1.5 tahun hubungan mereka berjalan ketika Sisi masih kelas 3 SMP. Tapi kini hubungan itu kandas karena keputusan Vano yang melepaskan Sisi dengan alasan 'aku gak baik buat kamu' . Alasan yang begitu klise bukan?

"Kamu gak salah apa-apa Si, aku yang salah. Aku gak mau terus-terusan nyakitin kamu seperti ini." Vano mengusap airmata Sisi kemudian mengelus punggung tangan Sisi yang menggenggam tangannya erat.

"Kak Vano gak pernah nyakitin Sisi kok. Sisi gak papa kalau Kak Vano punya cewek lain selain Sisi diluar sana. Asalkan jangan putusin Sisi." Sisi terus memohon pada lelaki dewasa yang berumur 20 tahun tersebut. Mereka hanya berbeda usia 4 tahun.

"Enggak Si." Vano menggeleng. Sebenarnya ia tak tega melihat Sisi yang memohon seperti ini. Ia menyayangi Sisi, tapi sayang itu sudah berubah layaknya sayangnya seorang Kakak pada Adik. Bukan sebagai lelaki pada wanitanya. Selama ini Sisi memang membiarkannya jalan berdua dengan wanita lain, Sisi tak pernah menuntut apapun padanya, bahkan Sisi pernah memergokinya sedang berciuman dengan wanita lain, tapi Sisi tak marah dan tetap bersikap seperti biasanya. Tapi kini Vano sadar, ia tak boleh menyakiti Sisi terus-menerus seperti ini. Apalagi Keysa, manta pacar SMA nya dulu telah kembali dari luar negeri dan meminta balikan padanya. Sekali lagi tidak! Vano tak akan tega menyakiti Sisi lebih lama lagi jika dirinya benar-benar menyayangi Sisi layaknya adik. Seorang Kakak tak sejahat itu bukan?

"Kita masih berhubungan baik Si. Kamu tetep adik Kakak. Kakak akan selalu ada buat kamu." Vano menarik Sisi ke dalam pelukannya. Sungguh hatinya terasa sakit melihat Sisi seperti ini. Andai perasaannya tak berubah, dia pasti adalah lelaki paling beruntung di cintai oleh gadis seperti Sisi.

"Sisi sayang Kakak." Ucap Sisi lirih dalam pelukan Vano.

"Kakak juga sayang Sisi. Jangan nangis lagi yaa?" Di kecupnya puncak kepala Sisi dengan sayang dan mengelus rambutnya lembut.

Sisi semakin mengeratkan pelukannya pada Vano dan menangis disana. Di umurnya yang sudah 16 Tahun, pasti orang mengira cintanya adalah cinta monyet. Tapi Sisi tak peduli orang menganggapnya apa. Hanya ia sendiri yang tahu bagaimana perasaannya yang sesungguhnya terhadap Vano yang sudah 1.5 tahun ini menemani hari-harinya. Hanya Vanolah yang bisa menjadi seorang Ayah, Ibu, teman, saudara dan juga pacar baginya. Disaat ia ingin berkeluh kesah, Vano pasti selalu mendengarkan curhatannya kemudian menghiburnya. Kejadian-kejadian yang dulu mulai berputar kembali di pikirannya.

"Sisi kangen Papa dan Mama." Ucap Sisi waktu itu saat ia dan Vano tengah memakan ice cream di taman lalu melihat anak kecil yang sangat dimanja sekali oleh kedua orang tuanya.

Dengan perasaan iba, Vano langsung mendekap tubuh Sisi dan mengusap lengannya lembut dengan kepalanya yang di sandarkan di atas kepala Sisi.

"Kalau kangen Mama, kamu harus rajin do'akan beliau ketika selesai shalat. Mama akan selalu berada di samping kamu, sayang. Tapi jika kamu kangen Papa, Kakak siap anterin kamu ke Surabaya supaya kamu bisa ketemu sama Papa kamu. Gimana? Hem?" Ucap Vano tenang lalu menunduk menatap Sisi yang mendongak melihatnya lalu menggeleng.

"Sisi cukup peluk Kakak aja kalau lagi kangen Papa dan Mama." Jawab Sisi polos kemudian memeluk Vano kembali.

"Aduhhh sakiiitttt!!!" Sisi berpura-pura jatuh ketika ia di kejar oleh Vano di pesisir pantai.

"Eh mana yang sakit?" Tanya Vano panik sambil duduk di depan Sisi dan melihat lututnya yang ditutupi oleh tangannya. "Mana coba Kakak liat? Berdarah gak?"

"Satu kosonggg!!! Hahaha.." Sisi berteriak di depan wajah Vano setelah memperlihatkan lututnya yang tidak papa dan tertawa keras membuat Vano menahan senyum dan bersiap membalasnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 09, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Wanita TerhebatkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang