One Year

265 37 12
                                    

Setahun kemudian di Seoul...

Min Ho terbangun begitu alarm berwarna merah di samping kepalanya berbunyi kencang. Ia pun mematikan alarm itu dan bergegas memasuki kamar mandi untuk menggosok gignya.

Pemuda itu memasak ramyun dan telur dadar untuk sarapannya. Ia memang tidak terlalu bisa memasak -ia hanya bisa memasak makanan yang sederhana. Setelah makanannya siap, Min Ho pun melahap ramyun dan telur dadarnya dengan lahap.

Min Ho bukanlah orang yang sibuk dan terburu-buru. Tapi, ia mempunyai jadwal harian yang selalu ia lakukan tepat waktu, yaitu olahraga.

Setelah siap dengan pakaian olahraganya, jaket berwarna hitam dan biru serta celana training panjang berwarna hitam, Min Ho segera keluar dari apartemennya. Ketika ia berada di lantai dasar, ia melihat isi kotak suratnya yang hampir memenuhi kotak surat tersebut. Ia pun memutuskan untuk mengosongkan isinya setelah berolahraga.

Acara olahraga Min Ho dimulai dari jalan di depan gedung apartemennya sampai ke taman di pinggir sungai Han. Setelah sampai di sana, ia mengistirahatkan dirinya sejenak sambil memandangi hamparan air di permukaan sungai paling terkenal di Korea Selatan tersebut.

Tangan Min Ho masuk ke saku jaketnya, karena udara cukup dingin. Tangannya meraih ponsel yang sengaja ia bawa. Ia pun menekan beberapa tombol angka untuk bisa menggunakan ponselnya.

1128...

Bilangan yang Min Ho jadikan kode untuk mengaksel ponselnya adalah tanggal pertama kali ia bertemu dengan Ye Jin, tanggal 28 November. Pemuda itu menghela nafas setiap ia mengingat Ye Jin. Ia ingin mengganti kode ponselnya, namun bagian lain dari dirinya menolak hal itu karena 2 hal: ia tidak tau akan mengubah kode tersebut dengan kode apa dan Ye Jin. Ya, ia tidak mau melupakan saat pertama kali ia bertemu dengan gadis yang tinggal di Inggris itu.

Min Ho menekankan jarinya pada ikon sebuah media sosial dan mencari nama Ye Jin yang 'tenggelam' karena banyak pesan masuk. Jari-jarinya pun mengetikkan beberapa kata di kolom pesan.

'Annyeong, apa kabar?'

Setelah menekan tombol untuk mengirimkan pesan, ia pun membaca seluruh isi pesan dalam chat tersebut. Hampir semua pesan ia yang mengirim. Ye Jin hanya pernah membalas pesannya 2 kali dan 2 pesan itu dikirimkan di hari yang sama.

Sejak hari itu, Ye Jin sama sekali tidak membalas pesannya -membacanya pun tidak. Namun jari-jari tangan Min Ho tak kenal lelah untuk mengirim pesan kepada Ye Jin.

Apa Ye Jin sudah melupakannya?

Min Ho mengangkat kepalanya yang sampai pusing karena lama tertunduk. Ia pun menghapus pikiran negatif itu dari pikirannya.

'Hei, apa kau sudah tidur?'

'Hei! Hei! Hei!'

Min Ho tersenyum sendiri membaca pesan yang dikirimkan oleh Ye Jin, meskipun senyum itu kemudian pudar begitu sebuah panggilan masuk ke ponselnya dari seseorang yang sangat ingin ia hindari.

Min Ho memilih untuk menolak panggilan tersebut meskipun si penelepon pasti tetap akan meneleponnya sampai pemuda itu mengangkatnya dengan rasa kesal.

Matahari semakin naik. Min Ho pun memutuskan untuk kembali ke apartemennya. Ia berjalan santai sampai mata elangnya menangkap sesosok orang yang tampak bingung di depan gedung apartemennya. Tanpa menoleh sedikitpun, ia memasuki gedung apartemen di depannya.

"Min Ho-ya!"

Min Ho tak menoleh maupun merespon panggilan itu.

"Ya! Choi Min Ho! Kenapa kau memutuskan panggilan dariku?" gadis -yang ingin dihindari Min Ho- itu menarik-narik ujung jaket pemuda itu, sampai akhirnya Min Ho menoleh karena kesal.

One Day One Year [SHINee - FIN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang