Apakah kau akan tetap disampingku?

405 40 4
                                    

"Kau terlalu banyak menggunakan airnya,"

Sebenarnya Wendy kesal, daritadi hatinya menolak kata-kata Vernon yang seakan-akan memojokkannya masalah pekerjaan rumah. Hari ini dia juga sedikit sensitif, sedikit-sedikit marah, Vernon bingung juga.

Sudut bibir Vernon sedikit tertarik keatas ketika gadisnya itu membasuh tangannya setelah mencuci piring, lalu bersedekap dan bersandar di dinding dapur.

"Aku tak mengerti jalan pemikiranmu," katanya.

Dahi Vernon mengerut. Ia pikir ia telah mencoba untuk mengerti keadaan Wendy yang seperti kenyataannya; agar dia tidak hilang dari pandangan Vernon, agar tetap didepannya.

Sementara gadis bermata jernih didepannya ini seperti menuntut satu hal lagi untuk dapat dimengerti Vernon.

Apalagi sekarang?! Batin Vernon.

"Aku sudah menahan semuanya," Wendy membuka suara, namun terdengar jelas getaran disuaranya. "tapi kau benar-benar berniat untuk memancingku."

"Apa?" Vernon hanya bisa menjawab dengan pertanyaan satu kata yang menjanggal dihatinya sejak Wendy bersikap aneh tadi.

"Kau benar-benar tidak mengerti keadaanku, ya?" oh, matanya mulai berkaca-kaca. "kupikir kau mengerti selama ini,"

Apakah ini benar-benar Wendy? Tidak biasanya.

"Apa maksudmu?" Vernon melangkah kedepan, sedikit mengikis jaraknya antara ia dengan Wendy. "Tidakkah kau merasakan betapa aku memaklumi keadaanmu? Aku mati-matian tidak menyentuhmu barang sesenti pun. Itupun masih salah?"

"Kau yang memancingku untuk itu." seraya mengatakannya, Wendy memberanikan diri menatap lurus mata kekasihnya.
"Berniat aku hilang dari pandangan matamu, ya?"

Melihat mata Wendy yang biasanya penuh dengan sorot keceriaan, dan sekarang malah dikotori dengan air yang berlinang disana--Vernon benar-benar tidak tahan. "Kau memintaku untuk apa sekarang, hm?"

"Hanya menahan diri untuk tidak memarahiku, mengomeliku, karena aku benar-benar ingin menamparmu." pinta Wendy.

"Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya jika aku menyentuhmu sedikit saja, kan?" lanjut Wendy emosional.

Tatapan Vernon melemah--tidak sekuat tadi. Ia lalu mengangguk lemah.

"Jangan memancingku, kalau begitu."

Vernon tersenyum lemah, tangannya terangkat, bermaksud mengelus rambut halus Wendy dan membawa tubuhnya dalam pelukanny, tapi melihat Wendy yang sigap menghindar, Vernon langsung sadar.

"Berjanjilah tidak menyentuhku jika kau ingin aku tetap disampingmu."

Vernon mengangguk lemah, dan tersenyum kecil. Ia terus memandangi mata Wendy, masuk dan terjerat didalamnya.

***

Selanjutnya, gadis itu terbang bersama teman-temannya, mencuri-curi waktu untuk sekedar melihat kekasihnya dari atas. Terbesit dalan pikirannya untuk menyesali dirinya yang terlahir dari keluarga dengan sayap rapuh dan beresiko tinggi untuk kelangsungannya.

"Kapan kau akan bergabung dengan kami, Vernon Choi?"

***

Butterfly - Bangtan Boys

Kamu begitu cantik,
Aku takut menggenggam-mu.

Apakah kamu tetap disebelahku?

Jika aku menyentuhmu,
kau akan terbang jauh,
hancur.

ButterflyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang