Berkali-kali Saskhan menghajar Vinus, dan Raja Longsadis hanya tertawa senang melihat wajah Vinus yang tampan kini berubah menjadi jelek akibat pukulan-pukulan keras menghantam wajahnya. Seolah tak mau kalah, Raja Longsadis segera mengambil pisau, dan menyayat wajah Vinus, hingga tampak robek di sana-sini.
" Hahahaha. Hey anak miskin, janganlah kau sekali-sekali menginjakkan kaki hinamu di atas lantai Istana mewahku ini. Begini lah akibatnya ! hahaha". Teriak Raja Longsadis di sertai tawa yang menggelegar-legar. Dan ketika ia hendak memukul Vinus kembali, tiba-tiba Amira datang menghadangnya.
"Ayahanda, janganlah ayah menghajar Pemuda yang tidak berdosa ini. Aku yang harus engkau salahkan Ayah " ujar Amira.
"Sudahlah Amira janganlah engkau mengganggu kesenanganku. Pergilah engkau ke kamarmu, segera !" bentak Raja Longsadis.
"Amira mohon ayah. Ampunilah dia, dan jangan siksa dia lagi " ujar Amira sambil berlutut kepada ayahnya.
"Baiklah. Heeyyy Saskhan ! Usir dia dari sini !". Teriak Raja Longsadis.
"Baiklah yang mulia" jawab Saskhan
Tatapan mata Vinus, tajam ke arah Raja Longsadis. Matanya memerah, seakan-akan hendak menghajar Raja di saat itu juga.
" Ayo berdiri !" bentak Saskhan terhadap Vinus.
Vinus pun bangkit dan berjalan ke arah pintu keluar, sambil di dampingi Saskhan. Ketika Vinus hendak pergi, tiba-tiba Saskhan berkata kepadanya.
" Maafkan aku Vinus. sesungguhnya tidak ada sedikitpun niat ku untuk menghajarmu. Hanya saja ini adalah perintah dari sang Raja. Sebenarnya aku juga sudah bosan menganiaya rakyat-rakyat yang tak berdosa. Tapi apa daya, aku ini hanya seorang pengawal setia sang Raja " ujar Saskhan dengan nada yang agak sedih.
Jawaban itu sungguh sangat menyesak di hati Vinus. Dia semakin yakin bahwa Saskhan memang pemuda yang berhati mulia. Dan semakin yakin pula, bahwa Raja Longsadis merupakan Iblis yang berwujud manusia. Suatu saat pastilah dosa-dosa sang Raja akan terbalaskan.
Setelah itu pulanglah ia ke gubuk tuanya, dan mengambil obat untuk mengobati luka-lukanya. Pintu belakang tiba-tiba terbuka, dan ternyata Tuan Marvelous datang. Ia terheran-heran melihat wajah Vinus yang tampak bonyok itu.
" Hey Vinus. Apa yang terjadi dengan wajahmu itu ?" Tanyanya
"Ini semua terjadi karena ulah Raja bengis itu ayah" jawab Vinus
"Apa kau bilang ?! Kurang ajar ! aku akan membalaskan dendam kita kepadanya saat ini juga" Teriak Tuan Marvelous.
" Sudahlah Ayah. sebaiknya jangan kau lakukan hal konyol itu. Dia terlalu kuat untuk kita beri pelajaran" jawab Vinus.
" hmmmm. Kalau begitu, beristirahatlah dulu. Kau tampak lelah sekali" ujar Tuan Marvelous.
Setelah berkata begitu, pergilah Vinus ke kamar tidurnya yang sempit itu. Segera ia membaringkan tubuhnya di atas kasur tua yang telah lusuh bentuknya. Sesaat ia pun tertidur.
Selagi ia tidur, ternyata Tuan Marvelous pergi ke kamar Vinus dan mencari pisau tajam. Tampaknya ia ingin membalaskan dendamnya kepada Raja Longsadis. Di ambilnya sebilah pisau tajam yang biasa di gunakkan Vinus untuk memanen sayuran di Gunung Mozart, dan pergilah ia ke Istana Raja. Sebelum ia pergi, ia menuliskan sesuatu di secarik kertas, dan di letakkan di atas meja makan.
Setelah bermenit-menit ia berjalan, akhirnya sampailah ia ke Istana itu. Selagi ia hendak memasuki gerbang istana, ia di hadang oleh 2 pengawal Istana kerajaan. Tanpa basa-basi lagi, di tusukkan pisau itu ke arah pengawal, dan tewaslah seketika 2 pengawal itu. Setelah itu pergilah ia mencari ruang kerajaan, dan akhirnya ketemu juga.
"Hey Raja bajingan ! Aku bersumpah akan membunuhmu di saat ini juga" teriak Tuan Marvelous.
dan raja pun tertawa. " Hahahaha. hey orang tua, bagaimana kau bisa membunuhku, sedangkan tubuhmu tampak seperti bunga mawar yang sedang layu" ujar Raja
" Kurang ajar kau! terimalah ini !" bentak Tuan Marvelous seraya berlari ke arah Raja sambil mengancungkan Pisaunya.
"Hey pengawal. Tahan orang tua itu !" Teriak sang Raja.
Tanpa menunggu lama, ia sudah terkepung oleh para pengawal-pengawal Raja. Tuan Marvelous tidak bisa mengelak lagi, dan segera di bawa ke ruang bawah tanah. Setelah itu, Raja Longsadis mengambil pisau yang di pakai Tuan Marvelous tadi. Berjalanlah ia ke ruang bawah tanah, dan menghampiri Tuan Marvelous. Saskhan yang curiga, segera mengikuti Raja dari belakang, dan hendak mengintip apa yang akan terjadi.
"Hai orang tua. Kau akan mati di tanganku. Akan ku penggal kepalamu itu. Hahaha" ujar Raja longsadis terhadap Tuan Marvelous.
"Hey bajingan, apa kau punya tenaga untuk membunuhku ?" jawab Tuan Marvelous
"Kurang ajar kau !"
Dan tanpa basa-basi, di penggal lah kepala Tuan Marvelous dengan Pisau dan tewas seketika.
Melihat kejadian itu, berlarilah Saskhan menuju gubuk tua tempat Vinus Tinggal. Setelah ia sampai, di gedornya pintu itu dengan sekuat tenaga.
"Vinuuuuus! cepatlah kau keluar." teriak Saskhan.
Vinus pun pergi membukakan pintu dan bertanya keheranan.
"Hey Saskhan, mau apa lagi engkau kemari ? apakah sang Raja mengutusmu untuk menyiksaku lagi ?" tanya Vinus.
"Hey Vinus. Jangan kau berprasangka buruk terhadapku. Aku ingin memberitahumu kabar penting." ujar Saskhan
"Kabar apakah itu ?" tanya Vinus
"Mungkin kabar ini sangat menyakitkanmu. Tapi aku harus memberitahumu, bahwa ayahmu telah di bunuh oleh Raja longsadis." ujar Saskhan dengan nada yang agak sedikit sedih.
" Apa ?! kau bercanda ?" bentak Vinus
"Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri. kau harus percaya kata-kataku ini. Hey vinus, waktuku tak banyak, aku harus segera kembali ke Istana. Sesungguhnya aku juga menyesali kejadian ini." jawab Saskhan dan berlari menjauhi Vinus.
Setelah mendengar kabar itu, terduduklah ia di kursi meja makan. Sambil meratapi nasib ayahnya, ia terus menitikkan air matanya tanpa henti. Kini dia sudah di tinggali oleh 4 keluarganya, yakni sang ayah Tuan Marvelous, sang ibu dan adik perempuannya yang telah lama mendahuluinya, dan adik laki-lakinya yang telah lama menghilang, Louis.
Sesaat ia menangs, terlihatlah secarik kertas lusuh di hadapannya. Ternyata itu adalah surat wasiat dari sang Ayah. Di bacanya isi dari kertas itu dengan seksama. Setelah membaca isi dari kertas itu, berubahlah wajahnya menjadi wajah yang berselimuti api kemarahan yang hendak membalaskan dendam yang telah lama terpendam !
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Melangkahi Samudera
Historische RomaneKerajaan Metanio merupakan salah satu kerajaan yang sangat maju pada saat itu. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja yang bernama Raja Longsadis. Dia hidup di damping seorang ratu yang bernama Ratu Marsha dan seorang putri cantik yang bernama Putr...