#2

202 32 13
                                    

Kringgg.....

Suara jam weker terdengar nyaring. Tanpa menunggu lama, terlihat sebuah tangan meraih weker yang tersedia di meja samping ranjangnya berbaring dan segera mematikannya karena suaranya yang telah membangunkannya.

"Selamat pagi dunia....."

ujarnya dengan senyum merekah. Pagi ini cuaca bersahabat dengan hatinya. CERAH!

******************************

"Hati-hati sayang!"

"Jangan khawatir. Aku akan kembali secepatnya. I love you♡♡♡."

Diperlakukan romantis dengan mengumbar kata mesra padanya seperti itu? Jangan berpikir berlibihan. Pacar? Tunangan? Tidak! Salah total! Tidak ada hal seperti itu dalam kamus kehidupan gadis berumur 17 tahun tersebut.

Namanya Emma, gadis berambut coklat sebahu dengan kulit yang tidak putih, sawo matang. Kakinya mengayuh pelan sepeda roda dua, kendaraan satu-satunya yang ia miliki, sambil terus menikmati pemandangan dengan banyaknya gedung-gedung bertingkat yang tampak asing di hadapannya.

Emma bukanlah warga sini. Gadis itu baru saja datang dua hari yang lalu.Ia hanya gadis sederhana yang pindah ke ibukota untuk mengejar mimpinya melalui beasiswa yang didapatkannya. Maka dari itu, semua yang sedang ia saksikan terasa seperti hal baru baginya.

Tinggal bersama sang bibi yang tidak memiliki anak & menyayanginya lebih dari apapun. Dan tentu saja, yang tadi adalah bibi berperawakan besar dengan sejuta kasih sayangnya.

"Wah sekolah ini besar banget...."


Diamond School Academy, siapa yang tak mengenal sekolah elit kawasan para bintang idola itu. Bukan seperti sekolah biasa. sekolah ini mengkhususkan para siswa-siswinya menjadi entertain.

Emma sejenak memandangi bangunan megah dengan tinggi menjulang bak pencakar langit. Tak henti-henti mulutnya berdecak seiring matanya yang kian melebar, menelusuri satu per satu pemandangan di depannya. Dan matanya beralih ketika klakson mobil mengagetkannya.

Nissan juke berwarna merah menyala itu sudah berada tepat didepan sepeda bututnya. Cara meloncat kaget. Sepedanya segera dituntun minggir.

Mobil kembali berjalan dan kaca mobil pun dibuka saat mobil tepat berada di sampingnya. Seorang gadis berseragam sama dengan Cara. Rambutnya hitam lurus panjang, wajah berpoles make-up, dan atribut serba mahal.

Gadis itu melepas kacamata cokelat besar yang membingkai matanya.

"Heh! Ini jalan umum! Sepeda butut elu bisa hancur hanya sekali tabrak kalau lu berani halangi jalan gue. Ngerti!"

Cara mengangguk dan mobil melaju pergi.

"Judes banget tuh orang...."

Emma mencibir, setelah itu ia kembali berjalan dan memarkirkan sepedanya di lahan parkir yang luasnya hampir sebesar gedung sekolah SMA-nya dulu. Emma hanya bergeming melihat pemandangan barunya lagi. Sungguh tidak disangka. Memarkirkan sepedanya disana adalah sebuah mimpi buruk. Seperti debu yang menempel dalam sebuah makanan lezat. Emma tidak percaya, seluruh lahan parkir sekolah itu telah dipenuhi dengan kendaraan roda empat.

Dengan berat hati, akhirnya Emma menaruh sepedanya itu di pojokan, hampir tak terlihat.

Setelah selesai dengan urusan sepeda, Emma pun berjalan pergi menuju kantor wakil kepala sekolah.

"Ehm, maaf, permisi...."

Namun sebuah suara darai arah belakang cukup membuat Emma bergidik, dan segera menolehkan kepala.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OTHER! (OneDirection) -revisi-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang