Shadow

357 11 0
                                    


Cinta tidaklah buta.Sebab ia mampu menjadikan seseorang untuk melihat perihal yang tak mampu ia lihat.Takdir Tuhan mempertemukanku denganmu karna sebuah alasan.Dan jika kau meninggalkanku,tentu Tuhan memiliki alasan lain.

Aku yakin kau tidak benar-benar pergi meninggalkanku.Meskipun aku tidak bisa menyentuhmu tapi aku bisa merasakan kehadiranmu.Kau tahu aku selalu menangis karenamu.Dan...Kau tahu aku selalu merindukanmu.

Mengenang...Itu lah yang hanya bisa  kulakukan ketika aku merindukan kehadiranmu,tak jarang kenangan indah yang pernah kita lalui melintas kembali dalam pikiranku.Dulu aku pernah merasakan indahnya dunia meskipun semuanya terasa gelap.Kau bahkan mengajariku seperti apa rasanya jatuh cinta hingga pada akhirnya kau juga yang mengajariku bagaimana rasanya sakit hati.

Sebuah pertemuaan pasti berakhir dengan perpisahan.Tapi cinta seperti sebuah lingkaran yang tak berujung.Tuhan menentukan kehidupanku dengan perpisahan.Setidaknya itu yang membuatku menjadi pribadi yang tegar.Hahhh...Rasanya tidak bisa di gambarkan bagaimana rasa cintaku.Tapi aku yakin kau pun memiliki perasaan yang sama denganku,atau bahkan lebih.

Seandainya saja aku bisa mengubah takdir tentu aku tidak ingin Tuhan mempertemukan kau denganku karna pada akhirnya perpisahanlah yang menang.Tapi aku tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan.Aku pun tidak ingin menyalahkan takdir.Tentu di balik semua cerita ini Tuhan memiliki rencana indah untukku.

Aku ingin melupakanmu dengan sederhana seperti permintaanmu yang memintaku untuk tidak menangisi kepergianmu.Tapi aku tidak akan melupakan cinta ini dengan sederhana karena butuh waktu lama untuk melepasnya dari hatiku.

****

 "Hentikan!!!!!!!!"

Suaranya tinggi melengking,berteriak.helaan nafasnya berderu kencang seakan menambah suasana semakin menegang.Ia menatap tajam ke arah wanita yang terlihat sudah tidak muda lagi.Pandangannya beralih menatap gadis yang sedang tertunduk lemah,meskipun keadaan ruangan itu tidak cukup oleh penerangan namun pemuda itu bisa melihat jelas darah segar mengalir dari sudut bibirnya.Dadanya terasa sesak.Sepertinya ia datang terlambat.

"ka..uu.kau kah itu?"gadis di pojok ruangan itu membuka suara,bahunya bergetar hebat pertanda ia sedang dalam keadaan tidak baik.

Pemuda itu menatap sendu ke arah gadisnya.Mendekap hangat tubuh rapuhnya.Mencoba memberikan isyarat bahwa semua akan baik-baik saja.

Mereka tak menghiraukan jika ada sepasang mata yang memperhatikan.Bagi pemuda itu yang terpenting saat ini adalah gadisnya.Tentu itu membuat geram wanita yang berdiri tak jauh dari hadapan mereka.Dengan tatapan penuh kebencian wanita itu mencoba memisahkan jarak di antara mereka.

"Apa yang kau lakukan?Lepaskan dia dan biarkan aku memberi sedikit pelajaran untuknya."suaranya terdengar tinggi melengking

"Ibu...aku tidak pernah mengerti alasan apa yang membuat kau begitu membencinya,"pemuda itu bersimpuh memohon belas kasih."Aku sangat mencintainya,aku tak sanggup melihatnya menderita,tidakkah kau mengerti sedikit tentang perasaanku?setidaknya biarkan dia hidup dengan tenang."

Untuk kesekian kali pemuda itu memohon dengan tatapan sendu sejurus kemudian air matanya memaksa untuk menetes dari mata hitam legamnya.Wanita yang di panggil Ibu olehnya hanya tersenyum mencibir merasa jengah oleh semua permohonan yang selama ini tak pernah digubrisnya sedikit pun,entah apa yang membuatnya begitu membenci gadis berambut panjang itu.Seribu satu cara bahkan ia lakukan untuk memisahkan dua insan tersebut sehingga membuat akal sehatnya tak pernah berpikir jernih. Baginya gadis pemilik mata indah itu adalah sumber masalah atas perubahan sikap anaknya.

ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang