I

374 8 1
                                    

'Cekrik' 'Cekrik'

Albion menatap hasil jepretan SLR-nya puas. Perlahan sebuah senyum simpul muncul dari bibirnya.

'Bidadari'

Batinnya.

---

Sebuah lagu mengalun indah di aula sekolah SMA Harvard. Semua penonton seakan terpukau oleh pesona penyanyinya. Dialah Jessica Veranda. Murid kelas XII IPS ini merupakan salah satu siswi populer di SMA Harvard.

Tidak ada siswa yang tidak mengenal gadis ini. Bahkan, guru-guru pun mengenalnya. Veranda, atau akrab disapa Ve, merupakan mantan Ketua OSIS di SMA Harvard. Gadis cantik yang berpostur tinggi berkulit cerah ini berkepribadian sangat tenang dan jarang bicara. Di balik pesonanya itu, tersimpan fakta bahwa dia belum pernah berpacaran. Ve sangat selektif dan membuat benteng tinggi-tinggi jika dalam urusan cinta.

Dan saat ini, dibalik pesonanya, ratusan pasang mata melihatnya membawakan lagu Jepang yang berjudul Kinjirareta Futari dalam rangka pensi SMA Harvard. Hampir semua yang hadir terpukau menyaksikannya.

Tak terkecuali Albion, seorang siswa penonton dari kelas XII IPA yang sedang asik memainkan SLRnya.

---

"Lagi ngapain lo?" ujar Tomy menyenggol pria di sebelahnya.
"Eh? Engga," jawab Albion sambil gugup menyembunyikan yang sedang ia perhatikan di SLR-nya.
"Jangan bilang lo lagi foto Ve?!" tuduh Tomy sambil bergantian memperhatikan Albion yang sibuk dengan SLR dan Ve yang sedang bernyanyi di panggung.
"Eng.. engga! Ngapain gue foto dia?" jawab Albion meninggikan nada suaranya.
"Hem. Yaudah kalo ngga sih biasa aja," balas Tomy acuh lalu kembali fokus pada Ve.

Albion melirik lagi SLR-nya. Veranda memang sangat manis. Saking manisnya hingga terasa getir.

Albion adalah kapten basket di SMA Harvard. Ia cukup populer di kalangan gadis-gadis sensasional di SMA Harvard. Sering kali ia dihantui geng Sendy dkk. Siapapun perempuan yang dekat dengan Albion, harus siap menghadapi Sendy dkk. Sebenarnya Albion tidak ambil pusing, tapi kalo sedang geram ia bisa juga memberontak.

Sama seperti Veranda, Albion juga belum pernah berpacaran. Pernah sesekali ia tertarik dengan perempuan, tapi perempuan itu tidak tertarik padanya. Atau ada perempuan yang tertarik padanya tapi ia tidak tertarik. Ya, cinta memang rumit.

Beberapa hari yang lalu, sahabat Albion, Tomy, mengenalkan ia pada seorang gadis yang sangat populer di SMA Harvard. Sebenarnya Albion sudah mengenalnya, tapi baru kali ini ia diceritakan kepribadian Ve secara langsung.

Dan sebelumnya ia memang tidak tertarik.

*flashback on*

"Liat deh cewek yang lagi di depan kelas XII IPS? Dia Veranda, mantan Ketos kita anjir cantik banget kan bro?" ujar Tomy heboh saat Albion dan Tomy sedang berada di koridor.
Albion melirik sepersekian detik, "yang cantik udah mainstream."
"Lo nggak tertarik?" tanya Tomy heran.
"Nggak," jawab Albion cuek.

Sepulang sekolah Albion pulang sendiri dan ia melihat Veranda di dekat taman sekolah. Awalnya ia mencoba acuh, tapi melihat gerak-gerik Veranda yang aneh, ia jadi penasaran dan mulai mengikuti Ve diam-diam.

"Hey kamu kenapa disitu?" Ve berbicara. Albion langsung sembunyi dan menahan nafas.
"Hey? Pupu?"

'Pupu?'

Karena penasaran Albion mengintip dari tempat persembunyiannya.
Ternyata Veranda berbicara pada kucing.

Albion memperhatikan Ve lekat-lekat, Ve bermanja pada kucing yang menurut pengetahuannya kucing liar taman. Ia melirik apa yang Veranda lakukan kemudian, dan ternyata... Ve membuka kotak bekalnya dan memberi makan kucing tersebut.

Semakin lama semakin banyak kucing yang datang dan Ve justru tidak merasa risih. Ia dengan sabarnya memberi makan semua kucing itu. Dan bermanja-manja dengan semuanya.

Tanpa sadar, Albion mengagumi Veranda yang sedang bermanja dengan kucing-kucing tersebut. Ia mulai tertarik pada si 'gadis kucing' itu.

*flashback off*

"Balik yuk, breh!" ajak Tomy pada Albion setelah pertunjukkan Ve berakhir.
"Duluan aja," jawab Albion santai.
"Lo mau ngapain emang?"
"Melakukan ritual baru gua."
"Nganter cewek pulang? Lo udah punya cewek?" tanya Tomy heran.
Albion mengangkat sebelah alisnya, "bukan. Udah sono balik duluan!"
"Yee, yaudah." Tomy pun pergi meninggalkan aula lebih dulu. Beberapa menit kemudian Albion meninggalkan aula.

Hari ini ia akan memperhatikan bidadarinya lagi.

***

Veranda sedang asyik memberi makan Pupu dan anak-anaknya di belakang taman. Dan tanpa ia sadari sepasang mata sedang memperhatikannya, tetapi ia terlalu asyik bermain dengan Pupu sampai tidak menyadarinya.

"Pupu? Kenapa makannya nggak lahap? Udah kenyang ya?" ujar Veranda pada kucing tersebut sambil mengelus-elus lehernya.
'Meong... meong..'
Pupu terus mengeong sambil menggoyang-goyangkan ekornya. Seolah ingin memberitahu Veranda ada pengintip di belakangnya. Tapi Ve tidak menghiraukannya.

'Drrt drrt drrt drrt'

Ponsel Veranda bergetar dan ia langsung mengangkatnya.

"Halo."
"..."
"Iya udah selesai kok pensinya."
"..."
"Kamu dimana?"
"..."

Ve langsung berbalik badan dan terlonjak kaget. Sesaat kemudian dia tersenyum.

"Pulang bareng yuk?"

Ve tersenyum dan mengangguk. Ia langsung bergegas mengikuti pria itu.

***

Sepulang dari aula tadi, Albion langsung stand by di dekat taman untuk menunggu Veranda. Walaupun sekarang mungkin ia terlihat aneh karena berdiri dan menunggu yang tidak jelas.

Namun usahanya tidak sia-sia karena beberapa waktu kemudian, Ve muncul. Veranda datang! Ia mempersiapkan SLR-nya.

Albion mengambil beberapa pose Veranda yang bermanja dengan kucing. Senyum dan tawa gadis itu seperti membius jiwa Albion. Ahh, ingin rasanya ia menghampiri Veranda. Bercanda, tertawa. Pasti sangat indah.

Lamunan Albion terbuyar ketika tiba-tiba Veranda berhenti bermanja dan mengambil sesuatu dari kantong baju seragamnya. Seperti ponsel. Dan ia melihat Ve mengangkat telepon.

Saat Ve mengangkat telepon, ia melihat laki-laki berseragam sekolah yang bukan Harvard berjalan mendekat ke arah Ve. Albion panik. Takut-takut ia berbuat sesuatu pada Ve. Albion pun hendak menghampiri mereka. Namun keinginan tersebut terhalang karena tiba-tiba ia melihat Ve membalikkan badan dan tersenyum.

Senyuman yang sangat manis dan bisa menghipnotis siapa saja yang melihatnya, tidak terkecuali Albion.

Ia tersenyum, pada lelaki berseragam bukan Harvard itu. Albion merasa ingin menceburkan diri ke kolam lele di taman itu.

Veranda tersenyum, pada seorang lelaki. Siapa lelaki itu Albion pun tidak tahu. Yang jelas, lelaki itu sekarang sedang berbicara pada Ve dan Ve tersenyum lagi lalu mengangguk.

Dan.. dan.. mereka pulang bersama.

Albion merasa ingin jatuh saat itu juga.

Idol Nante YobanaideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang