"Siapa?"
Suara Ve seakan menguasai kantin. Suasana mendadak hening. Albion menggaruk-garuk kepala sambil menunduk frustasi. Tak lama, Ve kembali pergi meninggalkan kantin.
"Huuftt. Hampir... ketauan!" ujar Albion pada Tomy. Tomy menunduk saja sambil mengaduk minuman yang ia pesan.
Orang di meja sebelah -yang tadi mencoba memancing Veranda- pun jadi diam dan berbisik dengan temannya.
Albion jadi bingung dengan suasana ini.
"Kenapa?"
Tomy mendeham. "Veranda biasanya nggak pernah kepo sama orang."
***
Albion menatap nanar jalan menuju sekolah. Hari ini ia berjalan kaki ke sekolah karena motor yang aneh dan tiba-tiba tidak bisa dihidupkan. Dengan nafas yang setengah-setengah ia memasuki gerbang sekolah. Maklum, jarak dari rumahnya ke sekolah hampir satu kilometer dan tidak ada angkutan umum yang melintas.
Albion memasuki ruang kelasnya tetapi mendapati ruangan yang kosong tanpa penghuni -hanya tersisa tasnya saja-.
'Ah iya, pasti yang lain ke lab Kimia' batin Albion.
Ia pun langsung menaruh tasnya asal, memakai jas lab, dan berjalan cepat menuju lab. Guru Kimia nya yang cukup menyeramkan membuatnya gentar. Sudah pasti ia akan dimarahi karena terlambat.
Namun langkah cepatnya terhenti karena kalau difikir-fikir sambil berjalan menuju lab, ia akan melewati kelas Veranda!
Ia pun berjalan sedikit lebih santai ketika melintas di depan kelas XII IPS. Namun takdir berkata lain, karena ia tidak menemukan Veranda.
Albion pun kembali mempercepat langkahnya menuju lab. Dan..
'Brukk'
***
Albion mengerjapkan matanya saat tiba tiba suara terompet memecahkan gendang telinganya.
"HAPPY BIRTHDAY ALBION!!!"
Teriak Sendy, Jeje, dan Shania berbarengan.
Albion tidak mengerti apa yang terjadi karena seingatnya tadi ia sedang menuju lab - melewati kelas Veranda - lalu pandangannya kabur. Dan sekarang ia berada di dalam lab yang berhiaskan balon warna merah, warna kesukaannya.
"Tadi lo jatoh di depan kelas XII IPS," kata Sendy.
"Makanya kalo jalan lihat-lihat Al!" balas Shanju.
"Gua bilang juga apa, Bion tuh ga bisa di kasih surprise. Malah kaya gini kan jadinya!" Keluh Tomy pada teman-temannya.
"Ohiya. Jadi tadi tuh kita sekelas nyiapin kejutan. Berhubung Pak Bahri ga masuk, kita akhirnya minjam lab ini sebentaran. Itu juga kita harus mohon-mohon. Eh lo malah norak!" Ujar Jeje.
"Panik kan lo di kelas nggak ada orang, sampe kayak gini lagi," ujar Tomy sambil menepuk tangan Albion.
"Anjir, sakit!" Ujar Albion sambil memegang tangannya. Ia tidak tau seperti apa keadaannya saat jatuh tapi entah kenapa seluruh badannya menjadi nyeri.
"Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday
Happy birthday
Happy birthday to you..."Suara nyanyian merdu terdengar dari pintu lab. Seorang gadis bertopeng membawa kue. Entah kenapa ia merasa kalau gadis itu adalah... Veranda?
"Tiup lilinnya
Tiup lilinnya
Tiup lilinnya sekarang juga...
Sekarang juga..."Sekarang teman-teman sekelasnya menyanyi untuk Albion. Ini adalah ulangtahun terindah baginya.
Sambil make a wish Albion meniup lilinnya. Walaupun ia masih bingung siapa gadis di hadapannya, yang sedang membawa kue. Tapi hati kecilnya mengatakan itu adalah Ve.
"Makasih banyak ya, Gracia, udah mau bantu kasih surprise buat teman kita yang satu ini," ujar Bintang selaku ketua kelas XII IPA.
"Iya sama-sama, habede ya Yon!" balas Gracia samar-samar -karena topeng yang menutup wajahnya- sambil menatap Albion. Tangannya pun mengulur. Albion meraihnya dan berterima kasih. Walaupun sudah jelas yang di hadapannya adalah Gre, Albion masih saja membayangkan Ve.
'Kringg Kringg'
"Eh udah ganti pelajaran tuh, langsung ke kelas ya, gais!"
***
Albion membereskan buku-buku begitu bel pelajaran sudah selesai. Ia menuju meja Tomy untuk meminta tebengan.
"Sorry gue hari ini ada try out di tempat les. Gue duluan ya, bro!"
Belum sempat Albion berbicara sepatah kata pun Tomy langsung pergi mendahuluinya.
"Mau bareng kita nggak, Yon?" Ujar Sendy. Albion melirik Sendy yang di belakangnya ada Shania dan juga Jeje.
"Nggak deh, duluan aja," balasnya.
"Oke deh," balas Sendy lalu pergi.
Walaupun mereka -Sendy, Jeje, Shania- mengagumi Albion dengan cara fanatik, tapi setidaknya mereka tidak pernah memaksa Albion. Dan Albion sangat bersyukur atas fakta itu.
Kelas sudah sepi, tinggal ia dan Bintang yang sedang menghapus papan tulis.
"Bin, gimana cara lu tadi bisa ngundang Gracia?" Albion memulai pembicaraan.
"Emm.. sebenernya dia menawarkan diri pas kita lagi naro balon. Tadinya Sendy yang mau ngasih kuenya, tapi dia ngalah, karena Gre mohon-mohon gitu."
"Kenapa?"
"Gak tau. Tanya aja sama Gre sendiri. Duluan ya," ujar Bintang sambil bergegas pulang. Albion mengikuti.
Ia berjalan keluar gerbang sekolah dan tiba-tiba diserang oleh sesuatu berbau amis.
"Anj***! Siapa nih?!"
*plush* *tak* *byur*
Serangan tepung, telur, dan air bau mendarat ke kepalanya. Albion merasa ingin muntah.
"Wey!"
Sambil mengucek matanya samar-samar terlihat orang-orang yang mengerjainya.
"Jancuk!"
"Habede dari BHfams! Haha," ujar salah satu dari mereka.
"Selamat ulang tahun ye kapten Basket Harvard!" sahut yang lain.
"Oh sh*t nyesel gua punya tim macam kalian!"
Mereka pun saling melempar telur dan tepung. Sampai tiba-tiba ia melihat Veranda masuk ke mobil bersama laki-laki yang dulu pernah bersamanya di taman. Seketika darahnya memanas.
"Lo kok bengong, capt?"
"Nggak."
Albion pun jadi tidak mood di hari ini.
***
Sesampainya di rumah, Albion mengeringkan rambutnya yang masih sedikit berbau amis. Dengan perasaan yang masih kesal oleh telur dan tepung, ia harus kembali melihat Veranda bersama laki-laki lain.
Albion baru ingin merebahkan tubuhnya di sofa, saat tiba-tiba ia ingat kalau ada PR Biologi. Ia perlahan membuka tasnya yang terciprat telur tepung. Dan tiba-tiba mendapati sepucuk surat... dan kado(?)
"Happy happy basuday
Semoga jadi tahun yang indah
Sekarang kamu jadi lebih dewasa
Ayo jalani hargailah hidup dengan caramu
Penuh dengan senyum,
Namida sapuraizu...Albion membaca bait awal suratnya sambil bernyanyi.
Holla! Selamat ulang tahun, capt!
I wish all the best for you.
May God keep you always
Stay health. Stay calm.
Happy 17th
God bless-your secret admirer-
Kening Albion berkerut. Secret admirer(?) Siapa yang mengaguminya?
Penasaran, ia pun membuka kadonya.
Sebuah gambar dirinya yang sedang men-dribble bola."Hope you like it! -G"
Inisial G?
KAMU SEDANG MEMBACA
Idol Nante Yobanaide
RandomKita tidak pernah tau bagaimana kita bisa jatuh cinta pada seseorang. Kita tidak akan tahu pasti sejak kapan rasa itu mulai ada. Kita tidak tahu mengapa kita bisa merasakan perasaan semacam itu. Lebih parahnya kita tidak bisa memilih dengan siapa ja...