"Apa kabar?
Semoga selalu berada dalam lindungan-Nya.
Ini surat pertamaku, dan (mungkin) akan menjadi yang terakhir.
Aku ingin menceritakan apa yang belum kamu ketahui beberapa tahun ini. Karena aku takut tak memiliki kesempatan (lagi).
Aku mengumpulkan seluruh keberanian ku untuk menulisnya."
...Kau tahu, aku mengetahui namamu jauh sebelum kamu tahu namaku.
Hingga saat untuk kali pertama kita berkenalan dan bertemu.
Jika saja aku boleh memilih, "Aku ingin tak pernah mengenalmu."
Aku tak tahu, mungkin aku menyesal.
--
Tidak, sepertinya bukan begitu.
Jika saja aku boleh memilih, "Aku ingin jauh lebih dulu mengenalmu sebelum kamu mengenal dia-wanita yg kamu cinta."
Entahlah.. namun yang pasti dapat mengenalmu saja aku sudah bersyukur. Yah, walau 'hanya' mengenal.
Aku tak tahu pasti kapan rasa ini mulai tumbuh.
Apa mungkin saat aku baru mengetahui namamu dan untuk kali pertama membaca tulisan di akun blog mu?
Apa mungkin saat untuk kali pertama kita bertemu? Saat untuk kali pertama kamu menyebut namaku?
Apa mungkin saat untuk kali pertama aku bercerita tentang liburan ku?
Aku tak tahu...
Ada banyak ketidaktahuan ku dalam setiap kemungkinan yang terjadi jika itu dikaitkan denganmu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebuah Jejak
RomanceTak bisakah kau seperti itu? Menjadi jejak yang dapat dengan mudah menghilang.