02. Siapa dia?

342 10 0
                                    

Satu sms masuk.
From: Citra
Nurul, bisa kerumah aku gak? Malam ini juga, temani aku di rumah. Aku perlu kamu.

"Citra? Ngapain tiba-tiba dia minta aku pergi kesana?" gumam Nurul

Iya, tunggu sebentar. Beberapa menit lagi aku akan sampai dirumahmu.
Send

Waktu menunjukkan pukul 21.30 malam. Nurul mengendarai motornya dengan seribu pertanyaan yang melayang di otaknya. Tidak biasanya sahabatnya ini meminta dirinya untuk pergi kerumah dia di saat malam-malam seperti ini.

Sebentar lagi Nurul akan sampai di rumah Citra. Ia membelokkan kendaraannya ke kanan. Melaju melewati beberapa rumah besar.

Rumah Citra berada di samping pohon rambutan besar. Terlihat gelap karena penerangan cahaya rumah Citra yang kecil.

"Assalamualaikum Citra" Nurul mengetuk pintu rumah Citra.

"Waalaikumsallam." Citra segera membuka pintu. Tanpa menunggu lama Citra memeluk sahabatnya itu dan menangis sejadi-jadinya.

"Aa.. Ada apa Citra? Ada apa dengan kamu?" Tanya Nurul yang penasaran dengan sikap Citra.

Citra merenggangkan pelukannya dan menyuruh Nurul untuk masuk kerumahnya.

"Hikss.. Hikss." Citra kembali menangis.

"Ibuku Nurul. Ibu ku." ujar Citra.

"Ada apa dengan ibumu?" Nurul segera duduk di samping Citra.

Citra menghapus air matanya. Ia menghirup udara dan menghembuskan dengan panjang. Terlihat sekali ia berusaha tegar walau ada beban berat di dirinya.

"Barusan ibuku kesini. Dia.. Diaa minta maaf kepadaku karena tidak bisa menjaga aku dan adikku. Dia juga menyesal karena tidak sempat datang kesini untuk melayat adikku waktu itu. Aku sudah memaafkannya Nur, ta.. Tapii... Hiks... Hiks.." Citra menangis.

"Tapi apa Citra?" Nurul memegang pundak Citra.

"Hiks.. Dia datang bersama suami barunya. Aku sudah tidak tahan Nurul, ibu selalu saja seperti itu. Sudah berapa kali ibu menikah setelah bercerai dengan ayah? Aku tidak bisa menerima kenyataan itu. Hiks.. Hiks.. Aku ingin ibu dan ayah kembali bersatu. Hanya itu, hanya itu yang aku inginkan. Hiks..." Tangis Citra semakin keras.

Nurul memeluk Citra. Lewat pelukan ini, Nurul merasa kesedihan di diri Citra tersalurkan kepadanya.

Kedua sahabat itu tenggelam dalam kesedihan. Tak terasa, air mata Nurul ikut jatuh. Ia merasakan apa yang di rasakan oleh Citra.

***

Nurul berjalan menyusuri koridor sekolah bersama Citra. Mereka akan menuju kelas mereka masing-masing. Wajah Citra masih saja menampilkan kesedihan atas kejadian tadi malam.

"Nurul. Aku masuk kelas duluan ya." ucap Citra yang sudah berdiri di depan kelasnya, ia terlihat memaksakan dirinya untuk tersenyum. Nurul mengangguk dan menyinggungkan senyuman kecil.

Letak kelas Nurul yang berada paling ujung mengharuskan dirinya berjalan sendiri melewati beberapa kelas lagi.

Nurul selalu merasa tidak nyaman jika berjalan sendiri, pasti siswa-siswa yang lain akan memerhatikan dirinya jika lewat di depan kelas mereka.

Dari raut wajah mereka, Nurul dapat menyimpulkan bahwa mereka sepertinya merasa aneh dengan kerudung panjang yang dikenakan Nurul.

Walau hampir semua siswa perempuan berkerudung kecuali yang non-muslim, tapi tetap saja mereka merasa aneh.

Nurul berkerudung panjang menutup dada dengan tidak mengikat tinggi rambutnya.

Sedangkan mereka mengenakan kerudung dengan membuat ikatan rambut yang tinggi sehingga terkesan seperti punuk unta. Mereka pun membiarkan juntaian kerudung di depan dada tergerai begitu saja.

Nurul tetap saja berjalan sambil menundukkan pandangannya. Hingga seseorang menghentikan langkahnya.

"Hey.. Kamu" Nurul tetap saja menundukkan pandangannya dan melangkah ke kiri ketika tangan laki-laki itu ingin menyentuh tangannya.

Tanpa pikir panjang Nurul segera melangkahkan kakinya menuju kelasnya.

"Woyy.. Sombong banget sih lu." Laki-laki itu berteriak hingga terdengar ke siswa yang lain. Tiba-tiba saja siswa yang memang berada di koridor sekolah memandang Nurul.

Nurul di buat kikuk oleh tatapan mereka. Segera ia mempercepat langkahnya dan menuju kelasnya.

***

Nurul meminum air mineral yang ada di tangannya. Ia sedang duduk  di kantin sekolah dengan Rina. Ia sengaja tidak menjemput Citra di kelasnya karena ia pasti menolak ajakannya untuk ke kantin.

Tiba-tiba beberapa siswa laki-laki datang menghampiri Rina dan Nurul. Sekilas Nurul mendongakkan kepalanya kemudian kembali menundukkan pandangannya.  Entah mengapa, jantung Nurul berdegup kencang saat matanya tertuju pada sosok laki-laki yang berada hampir di dekat mereka.

Sosok laki-laki itu berperawakan tidak terlalu tinggi. Berkulit putih. Namun terlihat awur-awuran dengan gaya rambut yang acak-acakan dan baju seragam yang tidak rapi.

"Hai Rina." sapa laki-laki itu kepada Rina.

"Hai juga" jawab Rina.

"Hmm.. Tunggu.. Wajah dia ini? Ooh.. Diakan yang bilang aku sombong tadi pagi?" batin Nurul.

Kemudian dia mendekati Nurul dan menyapanya.
"Hai cewe" ujarnya. Nurul diam.

Merasa tidak aja jawaban dari sapaannya, laki-laki itu sedikit membungkukkan badannya kemudian mendongakkan kepalanya. Ia ingin melihat wajah Nurul dengan jelas.

"Ooh, kamu. Kamu cewe sombong tadi pagi itu kan?" tanyanya.

Nurul tetap saja diam. Ia tidak berkata sedikitpun.

"Aku tanya gak di jawab. Bener kan? Kamu cewe sombong yang aku panggil tadi pagi?" Tanpa menunggu lama laki-laki itu menepukkan tangannya ke bahu Nurul untuk meminta jawaban dari pertanyaannya.

"Jangan pegang-pegang" ucap Nurul. Seketika laki-laki itu melepaskan tangannya. Nurul menghindar dengan menggeserkan badannya ke bangku di sebelahnya.

Sepertinya laki-laki itu tidak mempedulikannya, ia kembali mendaratkan tangannya di pundak Nurul dan semakin menempelkan telapak tangannya dengan kuat.

Refleks saja, Nurul segera meraih tangan itu dengan maksud melepas tangan laki-laki itu dari pundaknya. 

Tanpa di sadari ia menyentuh tangan laki-laki itu. Ia menyentuh tangan yang bukan muhrimnya.

Seketika wajah Nurul berubah. Nafasnya tidak teratur. Ia marah. Namun ia tahan amarahnya dengan diam. Tidak ingin berlama-lama duduk di situ, Nurul segera bergegas menuju kelasnya tanpa meninggalkan kata sedikit pun.

"Siapa dia? Berani-berani nya.." kesal Nurul dalam hati.

***

Ceritanya terlalu absurd ya :(  sorry aku masih pemula  . Tapi pengeen aja nulis. Kadang gak pede sama cerita yg ditulis.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang