NEVER BE ALONE

562 23 2
                                    

Aku memandang jauh ke arah halaman apartemen yang tengah dibalut salju yang turun menghiasi permukaan kota New York. Desember. Yaa ini memasuki pertengahan Desember. Dimana salju sedang lebat berjatuhan.

Namaku Violine, sekarang aku berumur 22 tahun dan... ini tahun keempatku selama di New York, terpisah jarak ribuan kilometer dengan keluargaku. Sekarang memoriku berputar pada kejadian empat setengah tahun yang lalu, dimana kejadian itu terjadi. Bulan Desember, Indonesia, Masa SMA, tak terasa air mata menetes perlahan dari kedua kelopak mataku dan membanjiri wajah ini.

flashback on

Empat setengah tahun yang lalu ...

"Vio... Gue mau ngomong...." Aku menatap orang di depanku ini malas.

Bertahun-tahun bermusuhan rasanya aku sangat malas untuk sekadar berbicara selain adu bacot dengannya. Saat ini kami berdiri di tepi lapangan. Dia yang menghampiriku karena sekarang aku lagi ada jam olahraga dan dipersilakan istirahat sebentar setelah ujian praktek.

"Kalo mau adu bacot jangan sekarang. Males," ungkapku, lalu mengipas wajah dengan tangan. Panas tjoyyy...

"Gak, bukan. Kali ini serius!" Dia menatapku, kali ini dengan raut wajah serius.

"Apa?"

"Gue capek musuhan terus ama lo."

"Ya terus?"

"Lo mau ikut tantangan gue?"

Aku memicingkan mata curiga. Tidak biasanya ini si kucrut Mike mau bicara serius.

"Tantangan apa deh?"

Dia tersenyum, senyum yang sering dia tebar dengan para fansnya. Ya! Tebakan kalian benar! Dia adalah orang dengan sejuta ketenaran dan sikap playboy-nya.

"Dua minggu bareng gue dan bersikap kaya orang pacaran, gimana?"

Mataku melotot sempurna, terus pacarku dikemanain? Ya walaupun aku LDR sih dengan pacarku.

"Gak. Pacar gue mau dikemanain?"

"Ceileh, LDR juga tuh... Lagian cuman dua minggu. Ada special reward-nya loh..."

Ya Tuhan! Kenapa ada orang sengotot Mike???

"Apa?"

"Jadi gini... Di dalam dua minggu itu DILARANG KERAS JATUH CINTA dan yang kalah siap-siap away dari sekolah ini, gimana?"

Aku meneguk ludah susah payah, bila kalah pindah sekolah? GILA! Memang, aku dan Mike selalu adu bacot dan saling berharap salah satu di antara kami ada yang akan pindah sekolah. Tapi... mengingat ini adalalah kelas XII semester 1 aku jadi tidak yakin akan diizinkan pindah oleh pihak sekolah.

"Hey, setuju gak?"

"...."

"Lo diem berarti oke. Besok gue jemput ya, sweety...."

Setelah itu dia pergi meninggalkanku. Kenapa aku menyetujuinya? Ini bencana besar! Kiamat sudah dekat!

"Viooo!!" Ini bencana yang lainn.

"Vi... Aih gue manggil dari lima menit yang lalu juga. Lo gak denger-denger." Naya meniup poni tengahnya sebal.

"Emang lo manggil dari mana nyet?"

Dia menunjuk ke arah koridor atas dengan dagu. Pantesann gak kedengeran.

"Lo bego Nay, ya jelas gak kedengaran kalo manggilnya dari atas sana."

Back to DecemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang