Prolog (Tersedia PDF)

171K 10.4K 69
                                    

"Kita bercerai saja," ucap wanita itu disela isak tangisnya.

Pria di hadapannya ternganga. "Kamu gila!" serunya dengan bentakan keras. "Kamu pikir apa yang akan terjadi jika kita bercerai? Mama dan Papa bisa terkena serangan jantung!" bentak pria itu sekali lagi.

Wanita di hadapannya masih terisak,"Nanti aku yang bicara pada mereka," balas wanita itu. Tangannya saling bertaut dan matanya masih mengeluarkan air mata.

Pria di hadapannya menghela nafas, lalu mengalihkan perhatiannya ke arah pintu kamar mereka yang tertutup rapat. Dia tidak bisa melihat siapapun di sana namun dia tahu ada seseorang yang berdiri di balik pintu itu dengan ketakutan.

Remio menghela nafas berat, balik lagi menatap Adeeva yang sesegukan di hadapannya. Wanita itu duduk di pinggir ranjang dengan wajah yang bersimbah air mata, membuat hati sekaligus kepalanya sakit.

"Oke! Aku juga sudah lelah dengan segala tuntutan kamu itu! Aku rasa, aku memang harus mencari istri yang bisa mengimbangiku dibandingkan istri yang hanya bisa menuntut seperti kamu," katanya telak.

Adeeva tersenyum miris di balik tangisnya, lalu mendongakkan kepala untuk menatap Remio setelah ia berhasil menghapus air matanya dengan kasar.

"Ya, kamu benar. Orang hebat seperti kamu harus mendapatkan istri yang hebat juga," balasnya.

Suara geretakan gigi Remio terdengar sampai ke telinganya, namun Adeeva tidak peduli sama sekali. Dia sakit hati.

"Oke! Kalau begitu, aku talak kamu malam ini. Surat dan segala hal kedepannya akan aku urus besok! Sampai bertemu di pengadilan!"

Lalu tubuh jangkung yang tegap itu berlalu pergi, menjauh dari Adeeva yang tubuhnya kini sudah meluruh ke lantai dingin di kamar mereka. Adeeva kembali sesegukan dengan tangis yang tidak bisa ia tahan lagi. Suaranya pilu menyayat dan tangan kirinya yang bebas dari sanggahan tempat tidur mencengkram kuat dadanya yang kesakitan.

Mimpinya, pernikahannya dan kebahagiaannya hancur malam ini. Semua sudah berakhir, pria yang dulu dikiranya mampu membahagiakannya layaknya cerita dongeng kini pergi menjauh, pergi meninggalkannya sendirian di kamar ini. Kamar mereka.

Last ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang