MAHA

59 1 0
                                    


Adyastha Mahanipuna. panggil saja Maha. Seorang pemimpin yang luar biasa. Nama yang sangat indah, dan pantas bagi orang seperti dia. Auranya pun berbeda dengan lelaki manapun. Walau dia bukanlah pangeran, dia melindungiku bak Putri yang sangat Ia cintai. walau kenyataannya bukan begitu. Aku pun takkan pernah mau merasa menjadi putrinya. Puisi - puisi ambigu yang sering Ia bacakan kepadaku menjadi salah satu alasan aku bertahan hingga saat ini. Bertahan dengan keunikanku yang kadang menganggu diriku sendiri. Namun, anehnya dia menerimaku sebagaimana keanehanku yang katanya memeluk erat tubuhnya. Walaupun semua orang bingung akan hal itu. Dia tetap ada bersamaku hingga salah satu dari kami menghilang entah kemana.

Bagiku, hanya ada orang seperti dia di dunia ini. Namun, bagi orang lain dia adalah orang bodoh yang mencoba untuk menemaniku. Hingga aku berkali - kali ingin menjauhinya, namun apadaya tubuh kami menjauh sedangkan hati tak bisa bohong. Kami sudah sangat erat, salahku lah pernah dekat dengannya. Aku tidak pernah emnyesal berada di dekatnya, namun kadang kemalangannya setiap bersamaku yang membuatku merasa bersalah. Ia terlalu keras kepala terhadap dirinya, terhadapku dan terhadap hidupnya. Ia memaksakan untuk terus bersamaku, walau waktu terus mencoba memisahkan kita. Sampai pada saatnya tiba, aku menyerah. Aku menyerah untuk tetap bersamanya, karena mungkin memang Tuhan menakdirkanku untuk  bersamanya hingga aku pergi nanti.

Aku tak pernah mencintainya. Walaupun banyak orang yang berkata bahwa, diantara semua persahabatan antara kaum Hawa dan kaum Adam pasti memiliki rasa yang berbeda. Anehnya lagi, aku dan dia tak pernah merasakannya walau terkadang aku tahu hatiku menginginkannya. Aku terkadang bingung mengapa perhatiannya tak bisa mengubah perasaanku. Perasaan yang ku harapkan, lebih dari sekedar sahabat tumbuh mejadi cinta. Namun, kembali lagi Tuhan tak mengizinkan itu semua dan membiarkan persahabatan kanak - kanak tetap seperti itu, dan akan tetap seperti itu. Semua hari - hari indahku bersamanya, tak pernah terlewat dalam sorotan kamera merah kesayangannya. Ia sangat senang menyorotiku, dan memberikan hadiah ulang tahun yang sama setiap tahunnya : Kumpulan Video dan makanan - makanan kesukaanku. Ia selalu memberi sebuah kejutan, yang berbeda setiap tahunnya dan rasa yang berbeda pula. Hal ini memang sulit. Aku sendiri tak mengerti bagaimana Ia bisa mendapat semua ide - ide cemerlang itu untukku. Untukku, yang tidak pernah memberikannya balasan apapun. 

Menurutnya, Aku penyayang makanya dia nyaman. Ia akan terus mengikuti setiap pergantian hari ku, bulanku, thunku dan sekolah - sekolahku. Ia pernah berkata bahwa Ia tak cukup mempercayai dunia ini untuk menjagaku saat Ia tidak ada. Maka itu, Ia selalu menjagaku kemanapun ku pergi. Bak satpam pada majikannya. Sebegitu sulit aku meninggalkannya, sebegitu sulit aku menceritakannya lebih jauh. Sepertinya hatiku sudah sulit untuk mengingatnya.


Dibawah Tanah,Diatas Awan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang