30 - epilog

654 42 10
                                    

"Max, lo beneran marah nih?" Aqila berusaha menyamai langkah Maxon yang terburu-buru memasuki mobil.

Aqila dengan cepat membuka pintu sebelah kursi pengemudi dan duduk didalamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari Maxon.

Maxon terlihat serius mencari kunci mobil, kemudian ia nyalakan mobil tersebut dan pergi dari tempat parkir kampus Aqila.

"Ih Max dengerin gue dulu." Ucap Aqila sembari menggoyangkan tangan Maxon yang berada diatas gigi mobil.

Maxon melihat cewek itu tajam dan kembali menatap jalanan, "Kenapa? lo pikir gue bercanda sama semua omongan gue waktu itu?"

"Nggak gitu," Aqila menggaruk kepalanya yang tidak gatal, wajahnya seperti ditekuk berlipat-lipat, ia sudah menegaskan pada dirinya harus memberi pelajaran kepada Farhan yang sudah membocorkan semua akting yang ia rencanakan dengan Farhan tempo lalu.

"Terus apa?"

Aqila memainkan jari-jarinya diatas tas putihnya, "Aku ... aku kan udah bilang waktu itu kalau aku mau diperjuangin, aduh gimana ya jelasinnya..."

Maxon tidak menggubris ia masih menunggu kelanjutan dari Aqila.

"Oke aku salah, aku emang yang usul rencana ke Farhan buat bikin dia pura-pura ngejar aku biar kamu cemburu. Aku mau liat seberapa besar kamu suka sama aku, aku cuma nggak percaya aja gitu, seorang kamu Max, akhirnya suka sama aku. Aku pikir tuh kita bakal yaudah kamu sama Devina aku sama cowok lain. Tapi nggak,"

"Dan disaat aku seneng kamu ternyata suka sama aku, dilain sisi batin aku kayak bilang kamu cuma bercanda, kamu ngerasa nggak enak jadi kamu mutusin buat nyoba suka sama aku. Itu kenapa aku pengin tau kamu tuh sebenernya gimana."

Maxon terlihat tidak bisa berkata apa-apa sambil sesekali melirik Aqila yang memalingkan wajah dari Maxon, kini dia menatap jalanan dari jendela samping kirinya.

"Aqila," Panggil Max, tetapi cewek disampingnya itu tidak menjawab.

"Aqila, aku minta maaf. Nggak seharusnya aku marah sebelum denger penjelasan dari kamu."

Cewek itu menoleh kearah Max sedikit demi sedikit menyaksikan balasan cowok tersebut.

"Tapi wajar kan aku kesel tau kalau kamu sama dia ternyata cuma bercanda sedangkan aku hampir mukul dia karena bawa kamu pulang malem-malem dalam keadaan kamu nangis."

Sontak Aqila tertawa mendengar hal itu, "Demi apa? Kapan? Ih kamu nguntit aku ya?"

Maxon terlihat kelabakan untuk menjawab pertanyaan pacarnya, "Gitu dah pokoknya udah lama elah." Ucapnya dingin.

Aqila melirik Max dengan senyum jailnya, "Itu gara-gara aku habis nonton film tau di rumah Katya terus minta jemput dia soalnya udah malem banget."

Max mengangkat kedua alisnya, "Kok nggak telpon aku aja?"

"Pas itu kan aku lagi play hard to get sama kamu gimana sih."

Sontak keduanya tertawa, hingga suasana dalam mobilpun kembali sunyi.

"I honestly love you." Ucap Max tiba-tiba, Aqila tidak kuasa menahan panas dikedua pipinya dan tidak bisa lagi menyembunyikan senyuman dibibirnya.

"I know."

"Serius?"

"Iya aku udah tau kok, tanpa ragu sedikitpun." Ucap Aqila jari telunjuknya yang ia gerakan ke kanan ke kiri tepat didepan wajah Max yang sedang menyetir.

"I love you too and you know it, right?" Lanjut Aqila,

"Ye kan emang lo duluan yang suka sama gue, pasti lo juga sayang lah sama gue."

Kata-kata itu lagi, Aqila mendecak mendengarnya dan bersedekap di samping Max, "Yaudah bodo gue nggak mau ngomong gitu lagi."

"Yaudah."

"Ish dasar eek!" Kepalan tangan Aqila berhasil mendarat diatas kepala Max membuat dia mengaduh sambil mengusap kepalanya cepat-cepat agar hilang perihnya.

"Dasar Kendall Jenner rusuh banget kalo mood nya bagus."

"Biarin."Eh, eh Max!! Itu ada anomali coffee mampir dulu dong."

"Mau ngapain sih udah lewat."

"Pengin beli cookiesnya, please."

"Males muter balik ah."

"Yaudah aku minta anterin orang lain aja nanti."

"Oke muter balik."Tapi pesenin aku juga ya satu."

Aqila tertawa puas mendengar ucapan Max yang akhirnya mau menuruti perkataannya, ia sama sekali tidak menyangka, seorang cowok cuek yang ia pikir akan sulit ditaklukan kini dengan senang hati mau memutar balik demi memuaskan hatinya.

Dan Aqila bersyukur karena semua berakhir lebih dari apa yang ia ekspektasikan.



**end**

WhatsappWhere stories live. Discover now