4th Day

4.5K 312 0
                                    

"Tra..apa cinta itu emang bener ada? Kalau ada, kenapa orang tua gue semalem berantem dan berani untuk ngelukain satu sama lain bahkan ngelukain gue?"

"Perasaan cinta itu ada, kok. Terkadang, amarah mereka bisa lebih besar dari rasa cinta mereka. Kalau mereka bisa kendalikan, ga akan kaya gitu jadinya. Kalau mereka ga bisa mengendalikan, ya gini jadinya. Gini akibatnya. Mereka terluka luar dalam, lo juga."

"Dan katanya...mereka mau cerai, Tra, dalam waktu dekat ini. Itu namanya bukan cinta 'kan?"

"Seperti yang gue bilang tadi. Kalau amarah mereka bisa dikendalikan, mereka ga akan kaya gini. Mereka cinta kok satu sama lain, bahkan cinta sama lo. Ya mungkin dengan cara bercerai, mereka ga akan ngelukain satu sama lain atau bahkan lo, itu cara mereka menunjukkan rasa cintanya. Terkadang, dimana ada rasa cinta akan ada pengorbanan."

"Gue cuma gamau kalau gue udah berumah tangga, gue kaya mereka. Itu kan kaya ga cinta sama sekali satu sama lain bahkan sama anaknya sendiri."

"Kalau gue jadi pasangan hidup lo, gue ga bakal gituin lo, kok." Jawab Patra dengan sangat amat PD.

"Pede lo keterlaluan ya, Tra."

"Biarin. Udah yuk ah, ikut gue."

"Kemana lagi?"

"Ikut aja."

--0--

Hari ke empat, Patra membawanya ke suatu pantai. Dimana sudah tersedia dua bangku yang sudah dihias, tempat dimana Patra dan Cinta akan makan bersama.

"Gue ga pernah diperlakuin kaya gini, Tra." Ucap Cinta saat sedang menikmati makannya.

"Seneng 'kan?"

"Seneng, banget."

Perasaan janggal itu hadir lagi dihati Cinta. Degup jantungnya juga berdetak lebih kencang saat ia melihat Patra tersenyum.

Cinta belum pernah merasakan sesuatu yang seperti ini. Bahkan diperlakukan seperti ini pun tidak pernah.

"Ikut yuk," Patra menarik tangan Cinta.

Ia membawa Cinta ke pinggiran pantai. Menikmati waktu bersama. Berdua.

Ia tidak mau melewati momen ini, ia mau membuat wanita yang ia cintai merasakan bahagia dan yang paling penting merasakan perasaan cinta.

Patra juga ingin Cinta sadar akan perasaan Patra yang terlalu besar dan dalam untuknya. Ia mau Cinta menerimanya dalam keadaan apapun. Patra mau, Cinta mempunyai rasa cinta dan sayang yang sama.

Ia mau, Cinta menjadi miliknya, selamanya.

*

Yey, sudah hari ke empat. Makin ga jelas pula cerita ini.

Sudah tidak tahu apalagi yang akan aku post, ya beginilah jadinya.

Lagipula, sebenernya aku juga gatau tujuan bikin cerita ini apa.

Ini kan menyangkut Cinta, kenapa jadi bawa - bawa ortunya ya?

Mungkin untuk menyadarkan Cinta bahwa rasa cinta itu ada kali ya. Hmm. *thinking*

Semangat untuk Patra! Aku disini setia mendukungmu!

7 DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang