Rude by Magic
---------------------
Laki itu berani berbuat berani bertanggung jawab. Laki itu sekali berjanji pasti bakalan ditepati. Laki itu berjuang untuk mendapatkan apa yang dia mau. Laki itu tidak takut apapun, termasuk meminta restu kepada orangtua cewek yang dia cintai. Laki itu ya harusnya seperti itu. Iya, seperti itu!
Kuhirup napas dalam dan kukeluarkan. Aku berusaha menormalkan degup jantungku yang kini sudah menggila. Mau perang nggak boleh gugup dulu. Bisa-bisa mati sebelum menembak. Tenang ... tenang ... harus tenang.
Tok ... tok .... Aku mengetuk pintu di hadapanku dengan pasti. Dengan sabar aku menunggu penghuni rumah untuk membukakan pintu ini untukku. Semoga yang aku cari ada di rumah. Semoga beliaulah yang membukakan pintunya.
Tiba-tiba pintu di hadapanku terbuka dan menampilkan sosok Pria paruh baya yang memiliki wajah sangar dan galak.
"Mau ngapain lagi kamu ke sini?" tanya Pria tersebut. Pria ini terlihat masih sangat gagah di usianya yang mungkin sudah berkepala empat.
Hirup napas dalam, hembuskan. War is begin.
"Meskipun kemarin anda sudah menolak saya, saya tidak akan pernah menyerah, Om. Hari ini saya akan kembali berusaha," ucapku mantap. "Saya berniat meminta restu dari Om untuk menjalin hubungan yang lebih serius sama Lily, Om. Can I have your daughter for the rest of my life, Om? Please, Om."
"Jawaban saya masih sama! Sekali tidak, ya tidak! Sudah sana pulang!" bentak Om Dharma—Papa Lily—kepadaku.
"Saya tidak akan menyerah, Om. Saya benar-benar cinta sama Lily."
"Saya tidak peduli! Sana pulang!" usirnya lagi.
"Baiklah, Om. Saya akan pulang, tapi saya punya lagu untuk Om," kataku mantap.
"Lagu?"
Aku mengangguk dan mulai menarik napas dalam. Baiklah, selamat menikmati suara merdukku, Om.
"Why you gotta be so rude? Don't you know I'm human too? Why you gotta be so rude? I'm gonna marry her anyway," ucapku menyanyikan lagu pengganlan lirik dari lagu yang berjudul Rude tersebut. "Marry that girl ... marry her anyway ... marry that girl. Yeah, no matter what you say. Marry that girl. And we'll be a family. Why you gotta be so .... Rude."
Om Dharma terlihat sangat terkejut mendengarku menyanyikan lagu ini di hadapannya. Asal Om tau, aku tidak akan menyerah mendapatkan restu dari Om. Aku sangat mencintai Lily, Om.
Kini kulihat Om Dharma sudah siap mengambil pentungan yang biasa ia letakkan di belakang pintu. Dan seketika aku pun sudah mulai mundur teratur. Aku tidak mau mati kena pukul sebelum mendapatkan Lily.
"Dasar anak kurang ajar! Masih SD juga berani minta restu buat nikah!" teriak Om Dharma sambil mengacungkan pentungannya ke arahku. Aku semakin mundur karena takut kena pukul oleh Om Dharma.
"Pulang sana! Belajar dulu yang bener!" teriaknya lagi yang membuatku lari ketakutan. Kini aku sudah lari ke luar dari pekarangan rumah Lily dan menuju ke arah jalan di hadapannya.
Om Dharma memang menyeramkan. Tapi santai Om, besok aku akan datang lagi. Tunggu kedatanganku lagi, Om!
"Saturday morning jumped out of bed, and put on my best suit
Got in my car and raced like a jet, all the way to you
Knocked on your door with heart in my hand, to ask you a question
'Cause I know that you're an old-fashioned man, yeah."
Kembali kunyanyikan soundtrack lagu perjuanganku untuk mendapatkan restu dari Papanya Lily. Hidup itu memang berat Bro.
----- T H E E N D -----
[Cerita ini juga dipublish di akun NPC2301]
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Cinta: Song Fiction
Short StoryKumpulan flash fiction berdasarkan sebuah lagu.