Exception Part 1

458 37 6
                                    

Disclaimer : Cast milik bersama , Cerita milik saya.
Author : Windy Dianie
Cast:
Jung Yunho
Kim Jaejoong
Genre : Romance, Action
Rated : M
Length: Chaptered

Warning : DON'T LIKE DON'T READ !!!

.
.
.
.

Tokyo, Jepang.

Kakinya terus melangkah tanpa mempedulikan beberapa pengawal yang mengekor dibelakangnya, mencoba untuk menghentikannya.
"Nona, tuan besar sedang ada tamu. Beliau melarang siapapun masuk ke ruang kerjanya" cegah salah satu pengawal yang mengikutinya.
"Aku tidak peduli" jawabnya acuh. "Apa hak mu melarangku bertemu dengan kakek ku sendiri?" lanjutnya tak peduli.

"Tapi nona...."

Masih tak mempedulikan para pengawal yang masih megikuti dibelakangnya, kakinya terus melangkah menuju ruang kerja di lantai dua mansion mewah itu. Ruang kerja sang kakek. Dia butuh penjelasan tentang keputusan sang kakek terhadap dirinya.
Iris matanya menatap tajam dua pengawal yang menjaga ruang kerja sang kakek. Masih dengan sikap acuh mengabaikan dua pengawal yang menjaga didepan pintu, dirinya menerobos masuk. Walaupun para pengawal tetap melarangnya masuk dengan pandangan ragu. Disatu sisi takut pada sang tuan besar yang menugaskan mereka untuk menjaga ruang kerjanya agar tak seorang pun bisa masuk. Disisi lain takut pada sang nona muda, cucu kesayangan sang tuang besar yang terlihat marah entah karena apa.

"Aku perlu bicara dengan kakek" ujarnya langsung tanpa salam setelah membuka pintu dengan keras. Yang membuat sang kakek dan tamu yang duduk berhadapan dengan sang kakek terkejut.
Para pengawal yang mengikui sang nona membungkuk hormat. "Maaf tuan besar, nona memaksa masuk walau sudah kami larang"

"Pergilah, aku perlu bicara dengan cucuku" sahutnya pelan.
Pandangan beralih menatap sang tamu dihadapannya setelah para pengawal membungkuk sekali lagi dan keluar dari ruang kerjanya, meninggalkan sang cucu yang masih berdiri di dekat pintu dengan wajah masam.

"Maafkan cucuku Young Jae ssi, bisakah kita tunda pembicaraan kita sekarang? Aku akan mengirim orang kepercayaanku untuk mengurus kerjasama kita" memandang sang tamu yang tersenyum mengerti.
"Baiklah Matsumoto ssi, aku akan menunggu keputusan anda, saya berharap bisa menjalin kerjasama dengan anda. Terimakasih. Kalau begitu saya permisi ujarnya undur diri."
.
.
.

"Rekan bisnis baru kakek orang Korea?" tanya sang cucu memastikan. Karena memang dirinya penasaran saat sang kakek bicara dengan rekan bisnisnya tadi menggunakan bahasa korea.
"Ya, bukankah kau dengar sendiri dia bicara dengan bahasa korea?" jawab sang kakek santai. Sang kakek atau yang dipanggil Hirosi Matsumoto memandang sang cucu yang berjalan kearahnya.

"Duduklah, ada apa kau ingin bertemu dengan kakek? Hingga tiak bisa menunggu Jaejoong-chan?"
Kim Jae Joong, cucu satu-satunya pebisnis handal yang menguasai sebagian besar bisnis legal maupun bisnis gelap di Jepang, Hirosi Matsumoto.

"Apa maksud kakek mengirimku ke Korea?" tanyannya tanpa basa basi. Dia harus tahu alasan sang kakek mengirimnya kesana, ke tanah kelahiran sang ayah, Kim Jong Wan, yang juga tanah kelahirannya.

Ayah dan ibunya memang memutuskan untuk tinggal di Korea dari pada Jepang, tanah kelahiran sang ibu.
Sang kakek hanya diam menatap cucu kesayangannya, dirinya juga berat untuk melepas sang cucu ke Korea, negara yang penuh kenangan indah dan menyakitkan tentang putri satu-satunnya.

"Sudah saatnya kau tahu tentang kebenaran tentang orang tuamu sayang" jawabnya lemah.

"Kebenaran apa maksud kakek?" matannya mentap tajam sang kakek, dia tidak suka dibohongi. Jadi dia harus dapat alasan bagus untuk tidak marah pada lelaki tua yang begitu terlihat menyedihkan saat harus menyampaikan kebenaran yang telah begitu lama disimpan. "Kakek bilang orangtua ku meninggal dalam kecelakaan yang juga menewaskan adikku"
"Memang, tapi semua itu bukan murni kecelakaan, orangtua mu meninggal dalam kecelakan yang disengaja, kecelakaan itu sudah direncanakan"

Selama 12 tahun dia menyembunyikan kebenaran tentang kematian anak dan menantunya membuatnya dihantui rasa bersalah. Jaejoong juga berhak tahu.

"Kakek bohong padaku?" tanyannya pelan.

Kakeknya hanya menghela napas lelah, ini semua juga berat baginya.
"Kakek tetap menyelidiki penyebab kecelakaan yang menewaskan orangtuamu 12 tahun lalu, walaupun polisi menyatakan bahwa itu murni kecelakaan karena kelalaian ayahmu yang menyetir. Tapi Kakek tidak percaya. Kakek menemukan kenyataan bahwa kecelakaan itu disengaja."

Mata tuanya yang lelah memandang cucunya sedih. Dia begitu mengenal cucunya, karena dia yang selama ini membesarkannya. Kim Jaejoong tidak pernah lagi menangis setelah pemakaman orangtuanya. Tapi lihatlah sekarang, mata indah itu mengalirkan air mata walau tanpa isakan saat mengingat kembali orangtuanya.

Hirosi mengeluarkan amplop tebal dari laci meja kerjanya, meletakkan dihadapan sang cucu. Dia tahu Jaejoong gadis kuat, walaupun menangis, Hirosi tahu Jaejoong ingin mengetahui semua kebenaran ini.

"Ini semua hasil penyelidikan kakek, lihatlah"

Jaejoong mengambil amplop itu dan membuka isinya, dahinya mengernyit saat melihat data-data itu. Matanya memicing saat menemukan satu file yang berisi data diri seseorang, membuat dirinya tersentak saat membaca catatan-catatan di dalamnya.

Lama mengamati satu persatu lembaran file-file tentang penyebab kematian orangtuanya, ia hanya menghela napas lalu meletakan kembali semuanya ke meja. Dan memandang sang kakek.

"Jadi ini alasan kakek mengirimku ke Korea? Untuk melanjutkan penyelidikan ini?" tanyanya tajam.

Hanya hening saat kakeknya melihat keluar jendela dengan pandangan sedih. Kemudian memandang Jaejoong dengan keyakinan dan berucap.

"Ya, kakek ingin kau melanjutkan penyelidikan ini. Kakek ingin tahu dalang dari pembunuhan orangtuamu, yang kakek yakin juga kau inginkan.."

"Tentu saja aku ingin tahu" sahut Jaejoong cepat.

Hirosi tersenyum kecil memandang Jaejoong.

"Dan juga, kakek ingin kau memastikan bahwa adikmu benar-benar masih hidup" lanjutnya tersenyum.

.
.
.
.

__TBC__

ExceptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang