4. Almost Died

356 8 2
                                    

Pesta dansa itu telah usai. Jake, Adam, dan Mila keluar bersama-sama namun tidak ada satu pun dari mereka yang bicara. Mereka bahkan tidak tahu harus bersikap bagaimana. Tayangan di LCD tadi benar-benar merusak ikatan persahabatan mereka yang sudah terjalin sejak kecil.

Adam mengecek ponselnya dan membalas satu persatu pesan dari ibunya.

“Britt belum pulang,” kata Adam, “padahal dia sudah meninggalkan tempat ini.”

“Coba telpon ponselnya,” kata Mila.

Adam menurut, dia menelpon ponsel Britt namun tidak kunjung dijawab. Dia mulai khawatir. Britt tidak biasanya pulang sendirian dari pesta-pesta milik Adam.

“Nggak diangkat nih,” keluh Adam.

“Tadi kulihat dia pulang bareng Kelsey,” kata Jake, meski nggak ditanya.

Adam menatapnya nggak percaya. “Kelsey? Kuyakin besok dia akan kembali di tahan.”

“Aku nggak pernah nyangka Kelsey pecandu narkoba,” kata Mila.

“Nggak ada yang nyangka,” sahut Adam mencoba menelpon Kelsey.

“Sama seperti nggak ada yang nyangka sahabatnya sendiri berkhianat,” kata Jake.

Adam dan Mila melemparkan pandangan membunuh padanya.

“Kupikir kita semua punya alasan membenci dia, Jake,” kata Mila sambil melipat tangannya. “Dia mencuri artikel Adam dan melakukan transaksi di pestamu.”

Jake tersenyum mengejek. “Aku memang punya, tapi kau? Kaulah yang harus Kelsey benci.”

“Oh, hanya karena aku merebut Adam darinya?”

Guys, bisakah kalian diam?” Adam menghentikan oceh Mila dan Jake. “Nggak diangkat sama Kelsey.”

“Oke, itu urusan kalian. Aku pergi,” kata Jake melangkah ke Ferrarinya.

“Hei, kau juga punya tanggung jawab pada Britt!” teriak Adam.

“Itu sudah lama sekali, Man. Dan kita tidak pernah bicara lagi sejak itu,” kata Jake menaiki Ferrarinya.

“Pergi sana, Jake! Kami tidak butuh bantuanmu,” kata Mila.

“Aku bisa melihatnya. Kini kalian bisa go public kan?” sindir Jake lalu meninggalkan SMA Corona dengan mobilnya.

Jake mengendarai mobil menembus jalanan malam yang ramai. Dia memasang kecepatan super pelan sehingga berkali-kali mendapat raungan klakson-klakson mobil lain. Tapi dia tidak peduli. Dia tidak terlalu ingin pulang. Kepalanya benar-benar berputar soal kejadian tadi.

Dari kejauhan ia melihat Kelsey berjalan di trotoar sendirian. Ia mengenalinya dari sanggul rambutnya dan gaun McQueen itu. Tidak tampak Britt dimana pun. Jake menekan klaksonnya beberapa kali hingga Kelsey menoleh. Matanya sembab dan terdapat noda hitam dari eyeliner di kedua pipinya.

Jake tidak pernah melihat Kelsey begitu kacau seperti itu. Kelsey adalah yang paling terorganisir di The Crowns selain Adam. Gadis itu selalu kuat, sempurna, tegar, dan tidak pernah menangis.

“Kelsey,” panggil Jake berusaha menyamai langkah cepat Kelsey.

“Oh, great,” desis Kelsey. “Hey, Jake!”

“Mana Britt?” tanya Jake.

“Dia terlihat sama kacaunya dengan kita. Dia meminjam mobilku untuk pergi ke rumah neneknya,” jawab Kelsey. “Aku nggak tega untuk menolak.”

“Britt ke rumah neneknya? L.A?”

“Yep.”

“Dan kau kini jalan kaki ke rumahmu?”

SecretWhere stories live. Discover now