"Kau datang padaku? Untuk apa?"
SHE'S THE SECOND
Pagi ini, Sehun mendongak menatap butiran-butiran salju putih yang mendominasi seluruh mata pandang nya. Dingin? tidak perlu ditanya. Hembusan angin masih menerpa raga nya, tentu ia sangat kedinginan dengan jaket tebal yang pasti melekat ditubuh nya sekarang, itu tidak cukup hangat dengan perasaaan nya pulaSudah hampir satu jam ia duduk di sebuah cafe favoritnya, ia mengambil tempat duduk yang tidak pas. Sambil menunggu seseorang? tentu saja. Tanpa harus melakukan apa, berkali-kali ia menggerakkan jemari nya sekedar mengetuk-ngetuk meja berpolesi coklat emas atau ia memainkan ponsel nya tanpa tahu tujuan.
Seseorang menghampirinya tiba-tiba mendatanginya
"Kau melamun lagi" desis seseorang pria yang tiba-tiba saja duduk di hadapan Sehun
Sehun mengerjap lalu menatap Baekhyun dengan muka tak berminat "Uh-kau mengatakan sesuatu?"
"Aku seperti bicara pada batu belakangan ini" keluh Baekhyun
"Kalian masih bertengkar?" tanyanya sambil menyipitkan mata
Sehun mendengus dan meletakkan dagunya di atas meja "Ne bisakah kau diam sebentar-"
Baekhyun menghela napas kecil lalu menepuk punggung Sehun bermaksud untuk menenangkan "Dengar, aku tidak akan mendesakmu untuk memberitahuku apa alasan kalian terus bertengkar. Aku mungkin tidak banyak membantu. Tapi jika kau butuh seseorang untuk diajak bicara, aku akan selalu mendengarkanmu"
Sehun lalu memaksakan seulas senyum di bibirnya "Terima kasih bung. Tapi maaf, sekarang aku tidak ingin membahas hal itu"
"Tidak masalah, kau bisa bicara padaku kapanpun kau mau" Baekhyun tersenyum sambil mulai membuka daftar menu
Sejak tadi memang Sehun tidak memesan apapun, hanya segelas teh hangat hambar. Ia masih terhanyut dalam pikiran nya sendiri. Seolah tempat inilah dimana ia bisa merilekskan rasa hatinya atau mengolah pikiran nya sendiri
"Kau tidak memesan apapun?" tanya Baekhyun mengarah ke Sehun yang terus melamun
Hening
"Sehun-na" panggil Baekhyun sekali lagi, memastikan bahwa Sehun baik-baik saja. Tapi akhirnya ia menyerah, dan kembali menatap dan mulai membaca buku menu kembali yang dipegangnya dengan perasaan kesal
"Ah ya! Memang akhir-akhir ini memang aku berbicara pada batu" gerutu Baekhyun
~~
Jongin mendongak menatap salju yang terus saja turun. Dinginnya menembus raga seakan masuk dan menimbulkan rasa ngilu di setiap persendian tubuhnya. Semakin merapatkan jaket yang di kenakannya tatkala langkah kakinya sudah mencapai pintu rumahnya. Angin dingin segera saja menyeruak menghempas wajah Jongin lalu menjalar sampai keseluruh tubuh begitu pintu otomatis itu terbuka.
Sambil melepaskan sepatunya, ponsel nya berdering pertanda panggilan masuk.
"Yeobseo-"
"......"
"Ya, aku akan segera kesana. Terima kasih" jawab Jongin seketika panggilan nya berakhir. Ada rapat penting dikantornya, investor yang sangat berharga. Mau tidak mau ia tidak bisa lama-lama.
Jongin berjalan di lorong basement yang tidak begitu sepi. Ia baru saja ingin memeriksakan keadaan tubuhnya yang sedikit meriang sekarang, mungkin karena cuaca yang juga tidak bersahabat dan ketahanan tubuh yang tipis membuat tubuhnya sedikit tumbang.
Ia menggosok-gosok hidungnya agar rasa gatal di hidungnya berkurang, menimbulkan warna kemerahan yang sangat kontras dengan kulit tan nya. Ia bahkan berjanji sendiri, bahwa setelah urusan nya selesai ia akan memeriksa keadaan tubuh nya di rumah sakit, ia tidak boleh terbaring lemah jika seperti ini
Ketika ia hampir sampai menuju lobi parkir, seperti ada seseorang menghampirinya dibelakang. Seakan sadar, ia menoleh dengan tatapan terkejut tanpa berucap sedikitpun. Mulutnya bungkam, badan nya kaku.
"Apa yang kau-lakukan disini?" tanya Jongin gugup
~~
Hendak membersihkan kamarnya sendiri, Wendy mulai bersiap siaga menyiapkan peralatan kebersihan nya dengan cekatan yang cepat. Ia mulai terkekeh seakan dia sadar, bahwa dia terlalu buru-buru untuk melakukan sesuatu
"Kita mulai darimana sekarang" Wendy mulai melihat seluruh kamarnya yang berantakan.
'Sial! Pria itu bahkan tak tau tata krama dan kerapihan. Kamarku dibuat acak-acakan seperti ini!' keluh Wendy kesal yang memulai merapihkan tempat tidurnya
Memulai melipat selimut, ia dengan santai nya melipat tanpa tahu ada sebuah secarik surat jatuh di atas kaki nya.
Seakan tersadar lalu ia mengambil surat tersebut, dengan hati penasaran ia hampir saja merobek sebagian kecil sisi surat, ia terhenti begitu saja menimbulkan robekan kecil. Ini bukan suratnya, pasti ini milik Kim Jongin.
Ia mengambil ponsel disaku belakang celananya, dan mengetik nama pria itu dikontak untuk dihubungi
"-Maaf nomor yang anda tuju sedang tidak aktif, silahkan tinggalkan pesan-"
Seakan Wendy tahu apa yang harus ia lakukan kini. Tapi wanita itu payah sekali dalam mencari solusi, jika satu hal yang ia pikirkan adalah bahkan Wendy tak tahu dimana pria itu tinggal. Jika ia tahu, ia bisa saja datang kerumah pria itu dengan mengembalikan barang ditangan nya lalu menjitak kepala Jongin dengan hukuman karna menghancurkan kamarnya. Hey! Ia baru saja berkenalan beberapa saat hari yang lalu
Ia tidak putus asa, dan mulai menghubungi kembali Jongin. Namun nihil panggilan nya tetap tak aktif, ia kembali merapihkan tempat tidur nya sambil mencari akal. Bahwa setelah ia selesai, ia bisa menghubungi pria itu lagi
Tapi perasaan nya seakan tidak tenang, surat yang kini ia simpan di meja belajarnya membuatnya penasaran. Ia tak se-penasaran ini pada suatu hal, tapi perasaan membakar sedikit pikirannya yang ingin sekali membuka surat itu
'Apa sebaiknya aku ke tempat kerja nya saja? Lalu aku tanya dimana ia tinggal?'
PROLOG:
"Aku tidak memaafkanmu hyung!"
"Kau kekanakkan anakku, bersikap se-enak jidatmu saja!"
"Aku lelah!"
"Hyun-"
"... Aku mencintaimu"
Next to chap 8!
Wuaa!! Dengan perasaan gembira saya akhirnya bisa lanjutkan ini dengan ide yang cetek bgt! Gimana? Pendek kah? Maklum :') batas nya cuma segitu. Nanti kalo ada ide lagi. Saya bakal update! Belum ada kepastian bakal update hari apa.
Kumohon, jangan jadi pembaca gelap. Hargai saya yang merangkai, menulis semuanya. Setidaknya klik bintang dibawah.
Untuk rasa suka!Sekian salam ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
[HIATUS] She's The Second
RandomOh Sehun & Kim Jongin Cinta akan membuatmu terlampau jauh untuk melangkah lebih cepat dari yang biasa. Sehingga akan sadar pada akhirnya melewati sesuatu, melupakan sesuatu yang begitu sangat penting. Persahabatan Mereka bersahabat sejak kecil. Ada...