Something I Don't Understand (NaruSasu)

3.1K 136 9
                                    

Naruto © Masashi Kishimoto

Pair : NaruSasu (Naruto x Sasuke)

Genre : Romance, Little bit Supranatural

Rate : T




"Ugh, dingin sekali." Terlihat seorang remaja menggunakan gakuran hitam tengah duduk seraya menggosok-gosokkan tangannya disebuah bangku taman. Sore itu taman terlihat cukup sepi, mungkin orang-orang terlalu malas untuk sekedar berjalan-jalan di taman dengan cuaca yang cukup dingin dipertengahan bulan Desember ini.


Ternyata suara itu mengusik sesorang di sebelahnya, seorang pemuda berambut raven. Dengan mata sayu dia menguap, mengucek matanya, meregangkan otot-otot tubuhnya yang terasa sangat kaku, dia merasa sudah tertidur sangat lama sekali. Kenapa tidak ada yang membangunkan? Ah dia ingat, tidak ada yang pernah membangunkannya selain suara alarm dari jam weker berbentuk tomat merah kesayangannya. Dia tidak ingat darimana dia mendapatkan jam itu, pun dia tak mau membahasnya kenapa dia mau memilikinya, dia tidak peduli.

Tapi, kenapa alarm pun tak bisa membuatnya bangun? Apa mungkin baterai jamnya habis? Ingatkan dia untuk mengganti baterainya nanti.
Yang jadi masalah sekarang, jam berapa ini. Apa dia sangat terlambat untuk pergi bekerja? Dan...

Astaga!

"Huh? Ini dimana?" Dia bertanya entah pada siapa, dengan raut muka yang sedikit mengernyit heran, sungguh hanya sedikit. Matanya menatap sekeliling, dia berani bersumpah dia tidak pernah melihat tempat ini sebelumnya.

Jashin! Sungguh dia sangat bingung kenapa bisa dia tertidur di bangku taman yang entah dimana itu. Seingatnya, tadi malam dia masih berada di kamarnya melakukan hal-hal yang memang biasanya dia lakukan.
Pulang kerja pada pukul sebelas malam, mandi, kemudian pergi tidur. Namun ketika suara seseorang membangunkannya, untuk pertama kali dalam dua puluh tahun hidupnya dia merasa ingin menangis karena bingung. Hell!

Eh, tunggu! Seseorang? Seketika sedikit-ingat, hanya sedikit- senyum cerah tergambar diwajahnya, menggantikan raut wajah yang sebelumnya datar yang sebenarnya terdapat banyak misteri di tutupinya.

Dia melirik kesamping kirinya, dimana seseorang itu berada. Dia sedikit -lagi, sedikit- terpesona dengan remaja disampingnya itu, rambut yang berwarna pirang ditata sedikit acak-acakan, tiga garis dimasing-masing pipinya yang lebih mirip kumis kucing entah itu tanda lahir atau apa dia sama sekali tak berniat menanyakannya yang pasti menurutnya itu membuat remaja disampingnya sangat tampan, oh kulit tan yang membalut tubuh jangkung yang sepertinya setara dengannya itu tak luput dari pengamatannya, serta seragam yang sungguh sangat tidak rapi remaja itu kenakan malah terlihat keren, bi-STOP!

Dia merutuk dalam hati, untuk apa pula dia melihat detail -jika tidak mau disebut mengagumi- orang asing itu. Bukankah yang dia perlukan sekarang ini hanya bertanya, dimana dia sekarang. Siapa tau saja kan taman ini adalah sebuah tempat di planet antah berantah, dan siapa tahu makhluk di sampingnya itu adalah seorang alien mengingat betapa sempurnanya dia. Hell, apa dia bilang tadi? Sempurna?! Yang benar saja.

"Hey, kau!" Sebenarnya dia ragu, namun percayalah dia ragu hanya karena apa yang dia imajinasikan sebelumnya benar adanya. Tapi, apa benar seperti itu? Tidak ada faktor lain tuh?

Namun sepertinya sang remaja berambut pirang masih asyik dengan gadget di tangannya, dan tidak mendengarnya. Mungkin panggil sekali lagi tidak masalah,

"ekhem! Permisi!"

"..."

Kesal masih tidak ada respon, dia melihat nametag di jas gakuran remaja tersebut, 'Uzumaki Naruto'

Oh, namanya terdengar wajar sama sekali tidak terdengar seperti alien, namun bisa saja kan dia menyamar.

"Permisi, Uzumaki-san!"

"..."

'TWITCH!'

Seketika perempatan siku-siku muncul di dahi pemuda berambut raven, kesabarannya habis. Apa remaja pirang itu tuli eh?!
Atau jangan-jangan dia memang benar alien yang menanggapi sapaannya dengan cara lain?

Meski merasa konyol dengan asumsinya, tetap harus waspada bukan. Akhir-akhir ini dunia memang sering menunjukkan keanehannya.

Larut dalam lamunannya, dia tidak menyadari bahwa si pirang sedang berbicara dengan seseorang di seberang sana lewat gadgetnya.

"Baiklah, tunggu aku nanti malam di tempat biasa. Aku akan bereskan dia."

Sambungan telfon terputus. Berbarengan dengan itu, Naruto si remaja pirang akan segera beranjak dari bangku taman yang juga didudukinya itu. Merasa sedikit lega taman itu masihlah planet bumi, dan Naruto yang berbicara layaknya manusia pada umumnya bukanlah alien mengingat hal tahayul itu otak pintarnya menolak untuk percaya.

"Hey, Naruto tunggu!" Entah kemana etika sopan santunnya dengan seenaknya dia memanggil Naruto tanpa suffix di belakannya, namun dia tidak peduli.

"Dengar, aku bukan orang jahat. Aku hanya ingin bertanya padamu".

"..." Naruto masihlah berjalan dengan santai seraya memasukkan kedua tangannya pada saku celana seragamnya.

"Yak! Hey kau tak sopan sekali. Aku berbicara padamu, Dobe!" Dia tidak peduli dengan panggilan tak sopannya itu, karena si Uzumaki Naruto itulah yang sebenarnya tidak sopan. Kenapa pula dia tidak menanggapinya. Menyebalkan!

Naruto terus berjalan dengan gaya coolnya, sesekali dia bersiul ketika berpapasan dengan wanita cantik, ataupun laki-laki yang kebetulan berwajah manis.

"Hey Dobe, dengar! Aku ta-", kalimat si pemuda raven terputus ketika menemukan Naruto masuk ke salah satu gedung, dia menebak mungkin itu adalah apartementnya.

Kesal bercampur bingung, meski akan sangat tidak sopan, dia memutuskan masuk ke dalam bersama Naruto.

.

Hingga disinilah dia sekarang, duduk di ranjang yang mungkin milik Naruto. Dia tak mengerti, kenapa Naruto sama sekali tak melarangnya ketika dia ikut masuk, otak jeniusnya biasanya selalu menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apapun itu. Tapi sekarang, otaknya seakan berhenti bekerja. Apa mungkin sebelumnya kepalanya terbentur sesuatu hingga lupa ingatan? Tapi tidak mungkin, dia masih ingat betul siapa dirinya.

Jam digital yang tersimpan apik di atas nakas yang terletak di samping ranjang menunjukan pukul delapan belas dengan angka dua puluh dua di belakangnya. Itu artinya Naruto sudah setengah jam berada di kamar mandi, si pemuda raven tidak perlu menebak untuk apa Naruto di dalam. Dan sialnya, dia pun harus menunggu. Menunggu entah untuk apa.

.

"Wooaaaaa! Si-siapa k-kau!"

Mendengar teriakan dari arah pintu kamar mandi, dia menoleh. Terlaru larut dalam lamunan hingga tak mendengar pintu kamar mandi terbuka.

"Eh, Uchiha - Sasuke?!" Naruto menunjuk kaku ke arahnya.

Si pemuda raven yang Naruto panggil Uchiha Sasuke itu sempat membulatkan matanya. Namun, setelahnya dia merasa aliran darah naik ke wajahnya yang kini sudah semerah tomat.

Hey, ada apa Sas!

TBC

Something I Don't UnderstandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang