#HELLO-3

10 0 0
                                    


Ini sudah masuk liburan semester satu. Kalian berpikir aku akan pergi liburan atau pun mudik? Kemungkinan tidak. Kami mau pergi kemana? Orang tuaku masih di Kanada. Kakak-ku masih sibuk dengan urusan kantornya. Bagaimana bisa?

Mau pergi ke Kanada untuk menjumpai orang tuaku? Sendirian?

Sampai di Kanada aku mungkin hanya tinggal nama dengan sebab 'seorang gadis yang ,engidap kanker stadium satu meninggal akibat mimisan dan tiba-tiba drop."

Maybe...

Paling aku hanya akan pergi kerumah sakit untuk check up ke dokter tentang penyakitku. Tentunya bersama Kakak Iparku.

Tentang Miko, aku masih belum bisa move on. Bahkan aku masih selalu mengimpikannya. Ya, mengimpikan. Aku tidak mau berharap terlalu tinggi untuk kembali bersamanya, mengisi hatinya yang sempat ku hancurkan.

Sekarang, aku sedang berada didalam mobil yang dikendarai oleh kakak iparku, menyaksikan kemacetan jalan yang disebabkan oleh kecelakaan sepeda motor dan motor truk. Seperti itulah yang ku dengar dari bapak-bapak yang ditanya Kak Resti-kakak iparku-.

Seperti kepribadianku yang terkenal kepo. Aku berkeras kepala untuk pergi melihat kecelakaan itu walaupun Kak Resti melarang.

Setelah berada dikejauhan yang kira-kira 7 meter dari mobil Kak Resti. Aku seperti melihat dia. Aku mencoba bangun dari mimpi. Dan ajaibnya ini bukan mimpi.

Tapi, apakah itu dia? Miko?

Lord... please answer my questions...

Aku mendekatinya, semakin dekat dan dekat. Finally, aku tak salah lihat lagi, itu dia, Miko.

"Miko?" gumamku dan membuat dia berbalik dan seperti kaget melihatku.

Aku tidak tahu apa yang dia kagetkan. Apakah karena malihat mukaku yang pucat, yang setiap selesai check up mukaku memang rada pucat. Atau karena kaget melihat iblis yang sudah menghancurkan hatinya hingga berkeping-keping dan jika disusun kembali olehku hanya akan membentuk mozaik yang sama hancurnya. i hope no...

"kau?" gumamnya.

"ya, this is me, Kila." sahutku pelan.

Aku tahu apa alasannya untuk berbalik dan menghindariku. Mungkin tak usah ku jelaskan...

Tapi, aku tidak akan membuang kesempatan ini. Bisa saja ini adalah perjumpaan terkhirku dengannya karena mengingat umurku yang mungkin sudah tidak panjang lagi.

Aku menahan tangan kekarnya dengan tangan mungilku yang sukses membuatnya menahan langkahnya dan menatapku seolah bertanya 'apa lagi?'

"i'm so sorry for all my mistakes. Aku minta maaf. Is it too late now to say sorry?" ucapku sedih dengan air mata yang sudah menggenang dipelupuk mataku. Hanya dengan sekali kedipan mungkin kristal itu sudah lolos.

"..." tapi sanyangnya dia masih tetap bungkam.

"iya, aku tahu, kesalahanku mungkin sangat banyak dan sangat besar. Aku tidak meminta balikan. Tapi, tolong maafkan aku. Mungkin kita tidak akan berjumpa lagi. Aku akan pergi jauh. Tolong maafkan aku..." ucapku dengan sangat memohon tetapi, itu juga masih belum ada tanda-tanda bahwa ia akan merespon.

"la... ayo naik!" seru Kak Resti yang ternyata jalanan sudah lancar. Dan baru kusadari, ternyata Miko sudah tak ada disampingku.

Dengan berat hati, aku berjalan dan naik keatas mobil. Dengan dua harapan yang hilang dengan sempurna. ya, melihat kecelakaan itu dan maaf kepada Miko. Semua musnah begitu saja.

Setelah bersaing dijalan raya akhirnya aku dan Kak Resti sampai dirumah, dengan selamat dan khususnya untukku, dengan harapan pupus.

---------------

Sorry kali ada typos, so sorry.. apalagi nggak nyambung.

Karena masih baru ceritanya... saya minta 3 aja bintang nya dulu... biar lanjut...

Please... goalsnya biar lanjut 3 aja...

terima kasih...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HELLO [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang