#HELLO-2

20 1 0
                                    

"halo?"

"ya, dengan keluarga Emerland?"

"Mikonya ada nggak bu?" tanyaku pada orang diseberang sana yang mengangkat telepon.

"non Kila ya?" tanya balik orang yang diseberang sana.

"iya, Bi. Mikonya ada?" ulangku.

"emang non gak tahu ya, kalo den Miko itu udah pindah keluar negeri?" sahutnya yang sukses membuat aku terpukul.

Apakah sampai segitunya dia memulihkan hatinya? Harus sampai keluar negeri.

Tapi, aku tidak boleh ge-er juga. Siapa tahu dia keluar negeri untuk menuntut ilmu atau memang urusan bisnis orang tuanya. Mungkin aku terlalu pede untuk mengatakan dia pindah karenaku.

"keluar negeri? Negara mana?" tanyaku lagi sedikit panik.

"kata den Miko nggak boleh dikasih tau kepada siapa-siapa maaf ya non!" dia berucap dengan sedih.

"oh ya sudah. Terima kasih ya, Bi!" aku mulai menutup perbincangan kami sembari menahan air mataku agar tidak keluar.

Dan setelah Bi Ratih menjawab salamku, kami menutup telepon secara sepihak.

Ya, tadi adalah pengurus rumah Miko, mantan kekasihku, tetapi didalam hatiku dia tetaplah kekasihku.

Sudah sering kali aku menelepon ke telepon rumah Miko, HP Miko. Tapi tak ada satu pun yang menjawab.

Dan baru kemarin aku meminta nomor hp Miko kepada temannya. Sebenarnya dia tidak ingin memberinya. Tapi, bukan Kila namanya jika mudah putus asa.

aku bertanya lagi, dan akhirnya dengan berat hati memberinya. Tetapi hanya nomor telepon rumah Miko yang di Indonesia. Ya, nomor yang tadi.

Dia mungkin merasa iba melihat tampangku yang mirip dengan mayat hidup untuk meminta kepadanya.

Sebelumnya, memang hubunganku dengan sahabat-sahabat Miko sempat retak karena aku telah menghancurkan hati sahabat mereka.

Tapi, ntahlah, aku tidak tahu.

Mereka tiba-tiba saja memaafkanku.

Tapi tetap saja mereka tidak mau memberitahu keberadaan Miko padaku.

Oh, ya, aku hampir lupa untuk mengenalkan (mantan) kekasihku.

Namanya Mikailo Emerland, disapa Miko.

Mungkin aku tidak usah mengenalkannya lebih rinci lagi. Karena untuk mengatakannya kepada kalian itu butuh mengingat juga. Dan itu mungkin dapat membuka album masa lalu ku kembali

Maaf...

Ada baiknya jika aku tidur. Mungkin besok aku bisa bertemu dengan Miko. Ya, mungkin, tepatnya dalam mimpi.

----------------------

Ini masih pagi sekali. Tetapi aku sudah mau pergi kesekolah.

Setelah berpamitan kepada kak Bryan dan Istrinya, aku berangkat kesekolah.

Aku tidak suka hal yang berbau mewah. Kesekolah aku hanya memakai sepeda.

Berulangkali Kak Bryan menawarkanku sepeda motor, tapi aku menolaknya sehalus mungkin.

Jalanan masih sepi. Semilir angin pagi menyapu wajahku yang dingin. Aku merasa kedinginan? Tidak, tidak sama sekali. Karena ini sudah rutinitas pagiku.

Sesampainya disekolah, aku memarkirkan sepedaku lalu menggemboknya agar tidak kemalingan.

aku menelusuri koridor sekolah yang sepi dan angin pagi yang masih menusuk tulangku. Aku datang cepat tidak langsung kekelas. melainkan ke atap sekolah.

sesampainya diatap sekolah aku membuka ponsel pintar ku. dan menjelajahi akun media sosialku.

Mungkin kalian berpikir mengapa aku tidak membuka akun sosial dia.

bukannya aku tidak mau. Hanya saja dia tidak memiliki akun sosial. Aku tidak tahu apa alasannya. Aku pernah bertanya kepada temannya, dan mereka bilang tidak ada. Aku bukan orang bodoh yang percaya itu langsung. Aku pun membuktikannya. Ternyata itu sama bodohnya juga.

aku masih ingin berkomunikasi dengannya bukan berarti aku ingin balikan lagi sama dia.

Sebenarnya aku ingin balikan lagi. Tetapi sangat tidak memungkinkan.

Jika seandainya dia kembali lagi kepadaku. Mungkin dia akan lebih hancur karena itu. Ketika aku pergi, dia akan lebih hancur.

Ya, aku mengidap kanker otak. Memang masih stadium satu. Tapi, mungkin itu akan bertambah. Jika sudah stadium akhir mungkin, aku hanya bisa mengandalkan keajaiban. Mungkin

------------

Bukan karena Jika nya kanker... bukan berarti ini bakal sad ending. Ini Happy Ending ya....

sorry ya kalo gak nyambung. Soalnya saya masih amatiran buat nulis cerita roman. Apalagi yang rumit seperti ini. Tolong dimaklumi ya, saya belum pernah menghadapi masalah hati. Apalagi yang namanya pacaran. saya belum pernah merasakannya. Tolong maklum ya...

jangan lupa voment. Minimal Vote aja deh. tolong kasih masukan ya..

terima kasih.




HELLO [slow update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang